'Apa yang dia lakukan hari ini.' Hara memikirkan apa yang dilakukannya seharian. Dia hanya duduk sambil menonton televisi, lalu memasak mie instan saat lapar, dan berbaring sambil menonton juga. Ia pikir ini adalah harinya yang paling aman dan santai
"Aku hanya menonton televisi sambil duduk atau berbaring, lalu masak mie instan saat lapar," jawabnya. Shaggy mengangguk-anggukan kepala.
"Apa yang kau tonton."
"Entahlah, tapi ada seorang wanita yang bicara terus menerus, lalu ada pria yang menceritakan tentang tabrakan mobil dan motor, lalu ada wanita penjual es dawet yang jatuh cinta dengan bos perusahaan. Bos perusahaan itu apa Shaggy?" Shaggy menaikan sebelah alisnya lalu menjawab, "Bos itu sebutan orang yang punya sebuah usaha, seperti... tuan, dan perusahaan itu tempatnya melakukan usaha itu." Hara mengangguk mengerti, membuat Shaggy tersenyum.Shaggy teringat obat, salep, dan perban yang baru ia beli.
"Hara ini obat minum jika luka mu terasa sakit, lalu ini salep oleskan pada lukamu." Shaggy memberikan kedua hal itu pada hara.
"Untuk perban mu biar aku yang menggantinya," kata Shaggy.Hara menatap kedua hal itu. Obat dan salep. "Buka baju mu," kata shaggy. Hara tercekat, dengan mulut yang menganga dan mata membulat. 'Tidak mungkin gadis itu mengajakku melakukan hal tidak senonoh kan? Kami tidak menikah, itu adalah perbuatan yang tercela' pikir Hara, Shaggy yang tau arah pemikiran hara hanya mencebikan mulutnya.
"Aku akan mengganti perban mu," kata Shaggy sambil menunjukkan perban baru. Hara menghembuskan nafas leganya, dia hampir mengira Shaggy adalah wanita yang murahan.
Hara membuka bajunya, lalu dibantu Shaggy saat membuka perban lama yang tertempeli darah. Lukanya masih segar, tapi Hara bersikap seolah ia baik-baik saja dan luka itu tak ada. Shaggy menatap ngeri luka yang menganga itu.
"Oleskan dulu salepnya," kata Shaggy. Tapi Hara hanya diam menatap salep itu, tidak tau caranya. Shaggy lalu mengambil salep itu dan membukanya, memencetnya pelan agar keluar sedikit. Hara memperhatikan hal itu. "Ini oleskan sendiri." Shaggy menyerahkan salep itu, yang diterima oleh Hara lalu mengoleskannya sepanjang lukanya itu.
Hara sedikit meringis kesakitan saat salep itu dioleskan, tapi setelah itu lukanya lebih terasa dingin. Setelah Hara mengoleskan salepnya shaggy mulai membalut lagi luka itu, Shaggy menyipitkan mata ngeri melihat luka itu dari dekat. Hara menahan nafasnya, untuk menekan rasa sakit.
Saat luka itu sudah terbalut semua dari dada sampai perut dengan rapi, Shaggy tersenyum bangga melihatnya. Shaggy tetap menatap perut Hara yang sudah dibaluti perban. 'wah...' batinnya, ia sudah melihatnya sih tapi hanya sekilas. Saat diperhatikan lagi perutnya rata, dengan otot kotak-kotak yang tercetak halus.
Shaggy menelan ludahnya, lalu tatapannya turun pada pinggul. Ia segera mengalihkan pandangannya agar sadar, dan cepat-cepat berkata, "Hara cepat pakai bajumu lagi."
Saat hara memakai bajunya, Shaggy ingat ini hari kedua Hara di sini dan dia belum menceritakan kisahnya.
"Hara ini hari kedua mu," ucap Shaggy dengan menatap Hara. Ia mengambil ponsel, bersiap merekam cerita kedua Hara. "Jadi... Ceritakan padaku bagaimana bisa kau ke zaman ini?"
Hara menggeleng sebagai jawabannya, membuat Shaggy mengerutkan dahi. Tapi lalu Hara berkata, "Aku sungguh tidak tahu bagaimana bisa ke zaman ini, tapi aku akan bercerita tentang diri ku dulu." Membuat Shaggy mengangguk."Aku ini hamba dari Rakryan Ri Daha tuan ku Lembu Sora," kata Hara memulai ceritanya.
"Hamba? Maksudmu seperti budak?" Tanya Shaggy, Hara menggeleng.
"Ini lebih seperti 'Bos'...," Hara ragu-ragu mengucapkan mengucapkan kata 'Bos', yang diangguki mengerti oleh Shaggy.
"Rakryan Di Daha itu maksudnya apa?" tanya Shaggy lagi.
"Rakryan itu salah satu jabatan pengurus kerajaan, dan Daha adalah nama daerah. Lalu Shaggy, bisakah kau tidak bertanya selama aku bercerita? Itu sedikit tidak sopan, tunggu sampai aku menyelesaikan cerita ku," kata Hara sambil menatap mata Shaggy.
Shaggy mengangguk dan berkata, "Baiklah."
"Aku bertemu dengan Tuanku saat bapak memukuliku di jalanan pasar, ia sedang mabuk waktu itu..." Hara berhenti sejenak sedikit enggan melanjutkan ceritanya. Tapi tatapan penasaran Shaggy seperti anak kecil, matanya membulat dengan pancaran lembut membuatnya melanjutkan kisahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tidak Tahu Apapun
FantasyBagaimana jika seorang pria tiba-tiba berada di kamar mandi mu, dengan tubuh yang berlumuran darah dan ternyata dia berasal dari masalalu! Apa yang akan kau lakukan? Shaggy perempuan berumur 23 tahun, seorang freelancer yang lebih sering disebut pen...