Bab 7

406 57 0
                                    

"Aku berasal dari kerajaan Majapahit," jawab Hara, membuat Shaggy mendengus tak suka.

"Jangan coba-coba mengarang cerita," kata Shaggy.

"Apa maksudmu dengan aku mengarang cerita? Kalau aku ini berbicara berbohong?" Hara menatapnya tak suka, dan Shaggy juga menatap tak suka padanya.

"Tentu saja kau mengarang cerita, bagaimana kau bisa berasal dari kerajaan yang sudah hancur 500 tahun lalu, hah?" Shaggy berkata dengan begitu yakin, membuat Hara semakin pusing.

Wajahnya kian memucat, dengan ekspresi orang yang terkena serangan jantung. Apa maksud dari wanita ini? Kerajaan itu runtuh 500 lalu?

"Bagaimana kau bisa tahu kalau kerajaan itu runtuh 500 tahun yang lalu?" Hara menatap Shaggy dengan menyelidik. 'Mungkin saja wanita ini gila', fikirannya.

"Bagaimana aku tahu?" Hara mengangguk, Shaggy mendengus. "Menurut mu bagaimana?" Shaggy fikir tadinya ia akan mengikuti permainannya, tapi ini menyebalkan.

"Jangan bercanda dengan ku..." sebelum Hara menyelesaikan kalimatnya dipotong oleh Shaggy. "Kau yang seharusnya tidak bercanda denganku, apa kau fikir ini lucu? Apa buktinya kalau kau dari Majapahit? Dan jika kau benar-benar dari Majapahit bagaimana bisa kau berbicara dengan bahasa ku? Bukan bahasa Jawa kuno, Sansekerta atau Kawi?"

Hara mengerjap-ngerjapkan matanya, ia rasa dia berbicara dengan bahasanya sendiri. Tapi wanita itu bilang dirinya berbica menggunakan bahasa wanita itu. 'Apa yang sebenarnya terjadi?'

"Aku tidak mengerti." Hara memijat pelipisnya, keningnya mengerut  dan dadanya naik turun.

"Kau fikir aku mengerti? Dengan kau yang mengaku dari kerajaan kuno tapi mahir bahkan sangat fasih berbahasa modern. Kau fikir aku percaya? Kecuali jika kau punya bukti yang sangat kuat." Shaggy dengan susah payah mempertahankan nada bicaranya agar tetap tenang.

Hara meraba-raba pinggangnya seperti mencari sesuatu. "Ini, ini uang yang kami pakai." Dia menyerahkan sebuah kantong kain pada Shaggy.

Shaggy menerima, lalu membukanya. Saat melihat sesuatu yang didalam sana ternyata koin-koin dari emas, perak dan perunggu mata Shaggy sedikit terbelalak. Ia belum pernah lihat koin seperti itu.

Tapi kemudian wajahnya kembali menampakan wajah tak percaya. Hara menghela nafas lelah.

"Terserah jika kau tidak percaya padaku. Kalau aku boleh tahu tahun berapa ini?" Saat Hara menanyakan hal itu Shaggy menjadi sedikit percaya pada hal dikatakannya.

"2018," jawabannya, Hara terkejut lalu menghela nafas dengan berat lagi.

"Bisakah aku tinggal disini...?" Pinta Hara dengan wajah lelah dan bingung. Sementara Shaggy memperlihatkan wajah jijik dan kesalnya, bibirnya terangkat sebelah dengan hidung mengerut dan mata yang melotot.

Dengan tegas ia menjawab, "Tidak." Shaggy belum lupa pria itu mencekik nya tadi.

"Tolong, kumohon. Aku tidak tahu apapun tentang dunia ini, maksudku pada zaman ini. Aku tidak tahu harus melakukan apa di sini, dan tidak punya tempat tinggal ." Wajah Hara memelas, hal itu membuat Shaggy jijik tapi juga sedikit bersimpati.

Dan sebuah ide muncul dikepalanya. Jika memang dia dari kerajaan Majapahit, dia akan mengorek informasi darinya sampai dia terbukti berbohong. Itu mungkin bisa jadi inspirasi menulis novelnya yang tak pernah selesai sejak SMA, dia juga bisa mengambil uang nya dan dijual ke toko antik. Jika uang itu memang asli, dia bisa jadi kaya dan itu membuktikan kalau pria ini memang dari masa lalu.

"Aku akan membiarkan mu tinggal di sini sampai luka mu sembuh, tapi dengan dua syarat," Shaggy melipat tangannya di depan dada, Hara terus memperhatikanhya. "Pertama kau harus menceritakan kisahmu padaku setiap hari bahkan hal sekecil apapun, dan itu termasuk bagaimana kau bisa terluka. Kedua 'uang' ini," Shaggy menggoyang-goyangkan kantong uang Hara di depan wajahnya, "untuk ku, setidaknya sampai ku tahu kalau in ini asli."

Hara terlihat enggan, dan tak nyaman.
  "Aku tidak masalah dengan syarat yang ke dua tapi untuk yang pertama," kata Hara, tapi belum ia menyelesaikan ucapannya sudah dipotong Shaggy.
  "Kau tidak mau? Kalau tidak mau silahkan pergi dari tempat ku."

Hara tahu kalau ini adalah tempat yang sangat berbeda dari tempat asalnya. Jika wanita itu memang benar maka zaman ini sungguh jauh dengan zamannya, seperti katanya sekarang tahun 2018. Mau tidak mau Hara menganggukan kepalanya, walaupun diiringi hembusan nafas berat.

"Baiklah aku setuju, tapi kau juga harus memberi tahu ku segalanya tentang zaman ini." Shaggy mengedikan bahunya, lalu mengangguk 'yah apa susahnya itu' pikirnya.

Hara mengulurkan tangannya yang langsung dijabat oleh Shaggy.

"Nama mu..."

"Shaggy,"

"Segi...?"

Shaggy mengerjapkan matanya canggung, pengucapannya sangat aneh.
"Mmh, ya seperti itu," katanya, Hara tersenyum. "Nama mu sedikit aneh." Dia terus memperhatikan Shaggy dengan tersenyum.

"Ya aku tahu, dan jangan terlalu banyak tersenyum setelah apa yang kau lakukan pada ku," ucap Shaggy dengan sengit.

"Memangnya apa yang aku lakukan padamu...?" Hara bertanya dengan heran.

"Wah kau watados sekali ya," Hara menaikan halisnya. "Setelah kau mencekik ku, mendorong ku, menepis tanganku, lalu membentak ku dengan kata-kata kasar, kau tidak merasa bersalah?"

Hara tersenyum malu. "Aku minta maaf," katanya dengan tulus, "dan apa itu watados?"

"Watados itu, singkatan dari Wajah Tanpa Dosa. Intinya orang-orang yang punya salah tapi menampilkan wajah tak bersalah," jawab Shaggy. "Seperti kau." Tunjuk nya.
Hara mengangguk-angguk sambil bergumam 'ah'.

Tiba-tiba sebuah suara terdengar.

'Kruyukk'

Mereka bertatapan. Wajah Shaggy yang merah padam, dan Hara yang tersenyum geli. Sejak tadi percakapan dan perdebatan mereka bahkan dilakukan dengan posisi yang aneh, Shaggy yang berdiri tegak dan Hara yang terbaring di ranjang. Tapi tetap saja itu melelahkan bagi mereka, karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Shaggy lalu bertanya dengan nada rendah. "Kau juga lapar...?" Saat Hara mengangguk, ia segera melesat kabur ke luar kamar.

"Wanita aneh," kata Hara sambil menggelengkan kepalanya. Sebenernya semua yang terjadi saat ini sudah sangat aneh, jadi dia mencoba memakluminya.

Tapi beberapa saat kemudian Shaggy masuk lagi, dan bertanya apa Hara tidak masalah makan dengan luka seperti itu di perutnya. Yang dijawab Hara bahwa ia baik-baik saja, karena luka itu tidaklah dalam hanya menggores kulitnya dan mungkin sedikit sampai daging. Tapi tidak sampai bagian organnya.

______________________________________

Hai, oke ini penjelasannya aku  pakai tahun 2018 karena pertama cerita ini memang udah ada dari antara 2017/2018, jadi aku pake tahun yang 2018. Terus tahun itu juga lebih nyambung dengan cerita ini, jadi ku putuskan buat nggak ngumbah tahunnya...

Thanks for reading... (And voting maybe)

Aku Tidak Tahu ApapunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang