Saat membuka pintu Tyana tak menemukan apapun selain kamar yang berantakan. Dia menoleh pada Shaggy, dan memberikannya tatapan heran.
"Ini yang Lo coba sembunyiin dari gue?" Shaggy menghela nafas lega mendengar Tyana kembali menggunakan bahasa santai.
"Iya, kamu kan nggak suka kalo liat yang berantakan. Ya kan... Hehehe, nanti OCD mu kambuh," kata Shaggy gugup.
Tawanya kembali membuat Tyana curiga, dan melangkah masuk ke kamar. Dia memperhatikan sekeliling dengan saksama, membuat jantung nya semakin berdebar kencang. Satu hal yang dipikirkan Shaggy, 'dimana Hara bersembunyi?'.
Tyana menyusuri kamarnya tanpa melewatkan apapun, lemarinya turut dibuka. Tapi Hara tak ada di sana juga. 'Dimana dia?' Shaggy tak bisa berfikir dengan jernih, entah seperti apa ekspresinya. Hal itu tak luput dari pandangan Tyana, tapi ia biarkan saja.
"Jadi Lo nggak mau cerita?" Dia menyilangkan tangan di depan dadanya. "Oke," katanya singkat, Shaggy membulatkan matanya lega. Tapi tatapan Tyana tetap menusuknya.
"Gue nggak akan nginep malam ini. Tapi..." Kata-kata selanjutnya yang dipotong Tyana, membuat Shaggy kembali tegang. "Kalo sampe ada apa-apa, lo sendiri yang tanggung." Shaggy mengangguk cepat.
"Gue pulang," katanya, sambil melenggang kembali ke ruang tv dan mengambil tasnya.
Shaggy mengantarnya sampai ke depan lift. Setelah pintu lift tertutup, dia segera berlari kembali ke kamarnya. "Hara!" Teriak Shaggy, "kamu dimana?"
Pintu kamar mandi terbuka, Shaggy melihatnya langsung menghampiri Hara. "Kok bisa ada di kamar mandi?" Hara tersenyum, membuat kening Shaggy mengkerut. "Aku tadi ingin buang air, jadi pas kamu teman mu itu membelakangi arah kamar aku mengendap-endap ke sini. Saat aku akan kembali, ternyata kamu dan teman mu sudah ada di depan pintu kamar tidur. Jadi aku tetap di sini," jelasnya panjang lebar. Namun tak urung membuat Shaggy mengangguk dan tersenyum lega.
"Kalau begitu aku akan pergi tidur, kau juga tidurlah." Shaggy melangkahkan kakinya menuju kamar. Mengunci pintunya, lalu berbaring di ranjang.
Menatap langit-langit kamar sambil termenung. Dia memikirkan bagaimana bisa dirinya bisa sangat percaya pada Hara. Dia tak pernah bertemu dengannya, bisa jadi dia orang mesum penguntit atau seorang kriminal atau paling parah seorang pembunuh berantai. Tapi hati, fikiran dan tubuhnya seakan menganggap ini adalah hal benar.
"Shaggy apa yang sedang kau lakukan sebenarnya?" Yang dia lakukan hanyalah menatap langit-langit kamarnya sampai tertidur.
Sementara Hara yang berada diruang tv, terduduk sambil memikirkan tentang Shaggy. Kenapa wanita itu sangat baik padanya, kenapa wanita itu memberinya pakaian dan makanan secara percuma. "Dia wanita yang baik," gumamnya.
Hara memperhatikan ruangan sekitarnya, ruangan itu sangat luas baginya. Juga dengan pencahayaan yang sangat terang, kursi yang Shaggy sebut sofa ini juga empuk, ada televisi besar yang menampilkan hal-hal menarik, dan berbagai hiasan di meja. Foto-foto Shaggy mungkin bersama keluarga atau temannya, bunga kering dalam kendi yang cantik, lalu ada benda yang berdetak dengan 3 jarum berwarna putih polos di dinding. Bahkan dapurnya pun luas dan sangat nyaman, ada tempat pencuci piring, lemari yang menyimpan piring-piring dengan rapi, ada lemari yang bisa mendinginkan makanan juga, serta makanannya yang mudah dibuat tapi enak.Hara mengedarkan pandangannya sekali lagi, ke sekeliling ruangan tempatnya duduk. Dia melihat piring kotor bekas mereka makan tadi belum dibereskan, Hara lalu membereskannya. Membawanya ke dapur, kemudian mencuci piring-piring itu. Shaggy tadi sudah mengajarkan caranya.
Setelah itu ia kembali ke sofa dan berbaring, sampai mimpi menyambutnya.Shaggy terbangun saat ponselnya berdering, nama Rena tertera di sana. Ia langsung menegapkan tubuhnya, dengan mata yang setengah terbuka.
"Halo, Shaggy, kamu bisa mulai menulis artikel dan memberikannya padaku mulai Minggu ini. Kamu mau menulis dari tempat mu atau datang ke kantor?" Ucap Rena tanpa basa-basi, saat sambungannya diterima.
"Kayaknya saya nulis dari rumah dulu deh, Mbak. Mungkin nanti saya ke kantor S&M Magz," jawab Shaggy. Lalu melihat jam berapa sekarang dari ponselnya. 7.48, tumben sekali ia bangun di jam itu, pikirnya. Jika Rena tidak menelpon, ia mungkin bangun lebih siang.
"Oke, setidaknya kirim 1 artikel padaku setiap minggunya. Ku tutup telponnya ya," sambungan pun diputus tanpa Shaggy menjawab. Dia mengedikan bahu, lalu turun dari ranjang dan melangkah menuju ruang TV.
Ia melihat Hara sudah bangun dan sedang menonton televisi. "Hara, sepertinya kau sangat suka menonton." Shaggy melangkah ke dapur dan mengambil air, saat ia kembali Hara tersenyum padanya. 'Pria ini terlalu banyak tersenyum' Shaggy melihatnya aneh.
"Iya, aku tidak tahu kenapa tapi ini menyenangkan." Hara kembali menonton televisi.
Shaggy duduk disebelahnya sambil meminum air yang ada di depannya, mungkin milik Hara. Tapi ia tak peduli karena ini rumahnya. Mereka menonton kartun tentang 3 jenis beruang yang beekeliaran ditengah kota. Sesekali mereka tertawa saat ada adegan lucu, tak ada pembicaraan apapun diantara mereka sampai Shaggy berdiri dan mengambil notebook nya di kamar, lalu kembali duduk.
Saat ia hendak menulis ia lupa menanyakan sesuatu pada Rena. Mengambil ponsel yang berada di depannya lalu memanggil no Rena.
Saat panggilannya diterima Shaggy lalu berbicara. "Halo mbak, saya mau tanya artikelnya ada tema khusus nggak?" Ia mengikuti Rena yang tidak basa-basi.
"Oh benar, ada Strong but Soft. Temanya itu, kamu bisa mendeskripsikan seperti apapun persepsi kamu dan menulisnya." Shaggy mengangguk-angguk, dan Hara menatapnya.
"Oke, mbak. Saya tutup ya," katanya lalu menutup panggilan.
"Kamu bicara sama siapa?" Shaggy meliriknya, lalu memperlihatkan ponselnya.
"Seseorang, kamu bisa berbicara dengan orang yang sangat jauh menggunakan benda ini," kata shaggy.
"Ah, Hp? Yang bisa mengambil gambar dengan cepat bisa memanggil orang yang jauh juga?" Shaggy mengangguk.
"Banyak hal yang bisa dilakukan benda kecil ini, untuk mempermudah urusan kita. Kamu juga bisa menonton dari sini." Shaggy menggoyang-goyangkan ponselnya.
Hara membulatkan mulutnya, dan bergumam 'ahh' sambil mengangguk. Shaggy membuka notebook nya dan mulai mengetik disana.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
"Bekerja," kata Shaggy yang langsung terdiam setelah mengatakannya. "Apa yang kau kerjakan?" Hara menatap penasaran pada notebook nya.
"Aku menulis tentang sesuatu, atau mendesain, ah... mendesain itu merancang. Untuk seseorang, dan orang itu bisa dibilang bos ku. Karena dia membayar apa yang ku kerjakan," jelas Shaggy menjawab pertanyaan Hara.Hara menaikan kedua alisnya. "Kau mendapatkan uang dengan begitu mudah," komentarnya. Mulut Shaggy membulat, lalu tersenyum miris. Tapi tidak mengatakan apapun, Shaggy melanjutkan pekerjaannya.
Tiba-tiba ia berhenti mengetik. "Hara," panggilnya.
"Hmm?" Hara yang sedang menonton, kembali menatap Shaggy.
"Kamu juga harus bekerja."

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tidak Tahu Apapun
FantasyBagaimana jika seorang pria tiba-tiba berada di kamar mandi mu, dengan tubuh yang berlumuran darah dan ternyata dia berasal dari masalalu! Apa yang akan kau lakukan? Shaggy perempuan berumur 23 tahun, seorang freelancer yang lebih sering disebut pen...