Aku terbangun saat hari sudah mulai pagi, tidak ada cicitan burung atau sinar matahari pagi yang malu-malu masuk ke kamar ku. Aku mulai membereskan kamar saat setelah itu akan mandi lalu sarapan. Saat tiba di ruang tengah hendak menuju kamar mandi, aku terkejut karena ada seorang pria yang tidur di sofa. "Ya Tuhan, ku fikir kejadian kemarin hanya mimpi." Aku mengulurkan tangan hendak membangunkannya, tapi dia lebih dulu tersentak bangun dan menarik tangan ku lalu memelintirnya kebelakang.
membuat ku menjerit,"Pria bodoh, lepaskan aku!"
Hara segera melepaskan tangan ku, dan wajahnya terlihat bersalah. "Aku minta maaf," katanya.
Aku menatapnya, dan dia menunduk. "Ada apa sebenarnya dengan mu?" Aku mengelus tangan yang dipelintirnya, dia melihat itu. Hara hendak memegang tanganku tapi aku menghindar.
"Aku minta maaf, sungguh. Ku fikir kamu..." Hara terdiam tidak melanjutkan kata-katanya, aku menunggu dia menyelesaikan kalimatnya namun dia tak kunjung berbicara. Aku menggeleng sambil menghela nafas.
"Aku akan pergi siang ini, kamu tetap di rumah. Akan ku ajari kamu cara masak nanti," kataku. Aku melangkah ke kamar mandi dan melihat masih ada darah di bathtub. Kemarin aku sudah membersihkan ceceran darah yang ada di ruang tamu dan kamar. Untuk kamar mandi aku lupa, padahal tempat ini paling banyak ceceran darah.
Di sini aku 'menemukan' Hara.
Aku membersihkan kamar mandi, setelah itu baru mengucurkan air dingin dari shower. Aku tidak biasa mandi air hangat pagi-pagi.
Setelah mandi dan siap-siap, tentu saja aku sudah rapi. Dengan yah, penampilan seperti kemarin kemeja dan celana.
Saat aku keluar Hara sedang menonton televisi, jangan bilang dia menjadi penggila sinetron seperti ibu-ibu.
"Hara ikuti aku," panggil ku lalu pergi ke dapur, Hara mengikuti ku.
"Hari ini aku akan pergi ke luar, aku sudah mengatakannya tadi. Jika kamu lapar bahan makanan ada di kulkas," aku membuka lemari pendingin itu. "Dan ini kompor, lihat... " Aku menyalakan kompor itu, "kamu bisa memasak apapun yang ada di kulkas, atau jika kamu mau sesuatu yang lebih mudah..." Aku mengambil mie instan dan panci berisi air, "kamu bisa memasak ini saja."
Aku mengajarinya cara memasak mie instan. Saat mie itu sudah matang, Hara memakannya dan dia bilang rasanya sangat enak. Yah, makanan bermicin banyak itu memang sangat enak. Hara kusuruh pergi lagi ke ruang TV sambil membawa mie nya. Aku menyusulnya setelah mengambil Snack dan air di kulkas.
Aku duduk di sebelah Hara, dia sangat fokus pada tonton nya. "Ini Snack," kata ku sambil membuka bungkusnya.
Hara menonton infotainment pagi, ya ampun sebentar saja dia di jaman ini fikirannya akan teracuni. Tadi malam sinetron sekarang infotainment, nanti siang acara kumpul keluarga selebritis. Tapi dia tak berkomentar seperti tadi malam. Hara sibuk memakan mie instan nya, sambil sesekali melihat ke arah tv.
"Makanan apa itu? Kenapa bentuk dan warnanya aneh?" Aku menyodorkan Snack manis berwarna-warni.
"Ini enak," jawabku. Ia mengulurkan tangannya lalu mengambil satu yang berwarna pink. Sepertinya dia suka warna itu. Saat Hara memakan Snack itu, dia tidak menampilkan ekspresi apapun. "Bagaiman enak kan?" Hara mengangguk.
"Ini enak, tapi aku kurang suka makanan manis," ucapnya.
"Ya sudah, aku pergi sekarang. Jaga rumah jangan rusak barang apapun di sini, dan jangan mengotori apartemen ku. Kamu jangan dulu mandi, pulang nanti aku bawain obat."
Aku keluar dari apartemen dan menguncinya diluar, yah siapa tahu dia berniat kabur. Kenapa aku harus pusing masalah itu? Memangnya kenapa kalau dia mau pergi? Kenapa aku harus mengurungnya? Terserahlah. Tapi bagaimana jika dia merampok rumah ku dan semua barang berharga ku hilang? Aku pusing memikirkan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tidak Tahu Apapun
FantasyBagaimana jika seorang pria tiba-tiba berada di kamar mandi mu, dengan tubuh yang berlumuran darah dan ternyata dia berasal dari masalalu! Apa yang akan kau lakukan? Shaggy perempuan berumur 23 tahun, seorang freelancer yang lebih sering disebut pen...