Entah sudah beberapa menit Y/N dan Eren saling menunjuk dan menuduh satu sama lain. Kalau saja Jean melihat kelakuan Eren -di taman sendirian dengan suara yang lumayan besar dan posisi menunjuk ke udara kosong- mungkin ia sudah mengejek Eren habis-habisan.Karena kelelahan, Y/N seketika mendudukkan dirinya di lantai kamar.
Bruk..
"Hahh... terserah, aku tetap berpegang pada keteguhanku, lagi pula kau juga tidak dapat membuktikan—" ujar Y/N malas.
"Aku bisa membuktikannya!" Sela Eren, setelah mendengar kata tersebut. Tentu saja Eren tidak mau dituduh yang macam-macam seperti itu.
Eren dengan segera meluaskan pengelihatanya, memikirkan apa yang akan ia tunjukan sebagai bukti. Untunglah tak jauh dari posisi Eren terdapat semak-semak yang memiliki bunga-bunga kecil menghiasinya.
"Sebentar.." Eren berjalan menjauhi Y/N.
"Awas saja kau berani kabur!" Ancam Y/N.
Tidak lama, Eren pun duduk di sebelah Y/N, menyamakan posisi dengan perempuan marley tersebut.
Tanpa pikir panjang, Eren menyodorkan bunga dengan kelopak kecil berwarna kuning cerah. Pupil Y/N seketika membesar dan dengan cepat mengarahkan Matanya ke arah tempat Eren mengambil bunga kecil ini.
Perempuan di sebelah Eren ini hanya mengerutkan alisnya, matanya secara bergiliran menatap buangan dan jendela kamarnya.
"Apa kayunya sudah lapuk sampai tumbuh bunga seperti ini?" Gumam Y/N dengan suara sangat kecil.
"Sudah kan? Apa perlu bukti lagi?" Tanya Eren dengan percaya diri.
"Y/N, lihat ini" tangan Eren menunjuk ke arah rerumputan dan dengan perlahan mencabut rumput-rumput tersebut.
"Wah.. kau pesulap yang hebat Eren"
"Apa?! Ini nyata Y/N!"
Seketika keheningan masuk di antara keduannya.
Y/N berpikir keras dengan apa yang Eren buktikan. Sedangkan Eren hanya diam, tau bahwa Y/N tidak percaya dengannya."Aneh.." ujar Y/N. Menghilangkan keheningan.
"Ya?"
"Kenapa? Kita bisa saling bertemu, Walaupun di tempat yang berbeda?.. aneh" lanjut Y/N sekali lagi.
Eren yang tidak punya petunjuk apapun juga hanya terdiam. Entah benar atau tidak, semua keanehan yang terjadi ini dimulai setelah ia tau bahwa dirinya memiliki kekuatan Titan. Apa itu pemicunya?
"Hahh.. aku juga tidak tahu" jawab Eren pasrah. Ia tidak mungkin jujur kepada Y/N tentang dirinya kan? Kalau Eren jujur, mungkin Y/N akan kabur saking takutnya.
Keheningan pun kembali singgah memenuhi mereka berdua.
"Err.. Y/N, luka mu?" Eren menolehkan kepalanya menatap wajah Y/N ragu-ragu.