Tetesan air menjadi sumber suara di dalam ruangan ini. Harumnya sabun menyeruak, memberikan rasa tenang dan segar kepada sang empu yang sedang membersihkan dirinya itu.
Cermin di depannya seketika buram akibat air yang menguap, memaksanya mengusap cermin tersebut yang kemudian memperlihatkan kecantikan dirinya.
Wanita tersebut seketika tersenyum melihat pantulan dirinya berbalut handuk di cermin, di usapnya perut besarnya tersebut.
"Aku tak sabar melihatmu" Y/N menunduk seakan berbicara kepada sang jabang bayi.
"Aku juga sangat menunggunya, Y/N" suara yang rendah tersebut membuat Y/N menegahkan wajahnya.
Tatapannya lurus menatap cermin, memperlihatkan pria bersuai coklat berada tepat di belakangnya. Tangan pria tersebut memeluk Y/N dari belakang, menyentuh perut besarnya dengan hati-hati dan dagunya bertopang dengan bahu Y/N, membuatnya dapat merasakan hembusan nafas pria tersebut.
Melihat siapa yang datang, wajah cerah Y/N bertambah cerah, membuatnya memperlihatkan senyum lebarnya.
"Eren!" Pekik Y/N sembari memeluk tangan Eren erat-erat.
" Aku menunggu mu dari tadi, kemana saja kau?!"
Sejak kejadian di sel tahanan Eren waktu itu, beberapa petinggi mengetahui pertemuan mereka dan hal itu menyebabkan Y/N harus di jaga oleh dua orang prajurit di depan rumah sang ratu.
Historia saat itu pun menentang keras penjagaan tersebut, membuat rumah yang seharusnya menjadi tempat isolasinya terhadap pemerintah pun harus kembali di usik oleh kedua prajurit tersebut.
Hal tersebut dikarenakan para petinggi ketakutan dengan apa yang bisa disebabkan oleh mereka berdua jika mereka bersama. Alhasil, walaupun berada disatu daratan yang sama, Y/N tidak bisa bertemu langsung dengan Eren.
Tetapi hal tersebut bukan masalah, Eren selalu mengunjunginya hampir setiap hari dan itu membuat Y/N lebih bermanja-manja dengannya, tentunya dengan tetap memaksa Eren bersama dirinya. Seperti saat ini, dimana mereka menghabiskan waktu dengan berpelukan sambil tertidur.
" bisakah kau bersamaku sampai anak kita berumur.. Hmm dua tahun— ah tidak! Lima tahun?" Ujar Y/N dengan nada manja.
Eren pun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Kuharap aku bisa, Y/N" Tangan yang tadinya di perut tersebut pun pindah ke wajahnya.
Cup..
"Setidaknya ia akan hidup tanpa rasa takut dan waspada. Ia akan hidup dengan damai" Jelas Eren dengan lembut.
"Ya aku tau, tetapi apa kau yakin?"
"Selama hanya kita yang hidup di bumi ini, maka iya. Ya, aku yakin"
Y/N pun hanya menghela nafas dan Eren pun hanya menunduk, mendengarkan detak jantung bayinya di dalam sana.
"3 hari kan?"