Bersamaan dengan habisnya oksigen yang masuk, jemari Y/N menggenggam erat seragam hijau milik Eren, membuatnya membentuk garis-garis kusut di seragamnya hijaunya tersebut."Hahh.. Eren... Hahh.. berhen—" mendengar permintaan tersebut, Eren pun melepaskan pautan bibir mereka.
Dua orang berbeda gender tersebut saling bertatapan satu sama lain, meneliti mata indah milik masing-masing.
Wajah mereka memerah, dada dan pundak naik-turun memasukkan oksigen sebanyak mungkin, udara panas juga melengkapi suasana di antara mereka.
Mata Eren yang tadinya menatap tepat ke arah iris indah Y/N pun turun menatap bibir kemerahan yang sedikit membengkak di bawah sana. Dan tanpa pikir panjang Eren pun berniat memulai kembali sesi mereka.
" Eren! Kupikir sudah cukup untuk hari ini" Y/N menahan pundak Eren ketika dirasanya laki-laki tersebut kembali mendekat.
Mendengar penolakan tersebut, Eren mengerutkan kedua alisnya. Iris hijau indah tersebut bergeser ke atas, menatap uap-uap yang menghembus keluar dari kening Y/N.
"Belum, ini Belum cukup" ujar Eren dengan suara berat dan serak.
"Bibirku saki—hmpph"
Tok..
Tok...
"Y/N—Huh? Y/N aku tau kau sudah bangun~" Pieck melihat Y/N yang sedang berbaring membelakanginya.
"Hei, aku membawa sesuatu untukmu" setelah meletakan wadah berisi buah-buahan, Ia menarik pundak Y/N sehingga perempuan bersurai hitam tersebut dapat dengan jelas menatap wajah Y/N.
"Apa kau demam? Wajahmu memerah" Pieck meraih kedua pipi Y/N, menangkupnya. Ekspresi khawatir seketika muncul di wajahnya.
"ak-aku baik-baik saj— akhh!" belum sempat Y/N menyelesaikan kalimatnya Pieck menyentuh bibir Y/N yang membengkak dan mengeluarkan darah.
"Apa yang kau lakukan?! Kau menggigit bibirmu lagi?!" Suaranya sedikit meninggi, marah dan khawatir terdengar dari ucapan Pieck.
Sebentar.. apa katanya? Lagi? Ya, Pieck sudah sering melihat Y/N dengan bibir membengkak dan bahkan mengeluarkan darah. Tetapi dibandingkan curiga, ia malah lebih khawatir dengan apa yang Y/N lakukan. Ia takut kalau Y/N sengaja untuk menyakiti dirinya sendiri.
"Hahh.. tolong hentikan, aku tau itu akan sembuh dengan sendirinya, tetapi tolong berhentilah. Kau mengerti?" Tangan Pieck dengan leluasa mengusap darah Y/N dan memberikan obat luka kepadanya.
"Ya, aku janji" balas Y/N dengan senyum meyakinkan.
"Ahh sudahlah, lagi pula kau akan segera keluar dari tempat ini"
" benarkah?!"
"Ya!"
"Aku sempet bertemu dengan doktermu, ia bilang bahwa kau sudah boleh dipulangkan kira-kira tiga sampai dua hari kedepan" Y/N yang mendengarkan ucapan wanita di hadapannya ini pun tampak senang, matanya mencerminkan betapa ia sangat antusias untuk keluar dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DYAD (ErenxReader)
Fiksi Penggemar"Kau tau Eren? kita adalah Dyad.. dua untuk satu"