Matahari mulai menundukkan keberadaannya ke sisi lain bumi, semilir angin berhembus dengan lembut, burung-burung pun berterbangan menjadi hiasan indah di langit berwarna jingga tersebut.
Suara langkah kuda dan decitan roda wagon menjadi pengiring perjalanan para prajurit survey corps tersebut.
Wajah-wajah lelah dan lega terpancar di masing-masing anggota perajurit tersebut. Hal itu tidak jauh berbeda dengan apa yang Y/N rasakan sekarang.
"Akh!" Y/N tiba-tiba saja meringis sembari mengusap perut besarnya tersebut.
Wagon yang mereka tumpangi berguncang-guncang selama perjalanan, ditambah dengan gerakan calon bayi di dalan sana, membuat Y/N mengerutkan alisnya beberapa kali, menahan nyeri di perutnya.
Ibu muda ini terus mengatur ritme nafasnya, kedua tanganya menangkup perutnya, menahannya dari guncangan selama perjalanan. Hingga salah satu tangan mengusap pundaknya perlahan.
"Apa kau baik-baik saja?" Y/N pun menoleh ke arah perempuan berwajah Asia tersebut, tersenyum seakan mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
"Berapa usia kandunganmu?" Suara lain membuatnya menoleh ke sisi lain. Hanji dengan kacamata yang bertengger di hidungnya berkata sembari menatap perut buncit Y/N.
"Hmm.. mungkin sekitar delapan bulan" Ujar Y/N ragu.
Ia tidak menghitungnya sendiri, Esmee lah yang rajin melakukannya, sedangkan Y/N fokus dengan rencana-rencananya.
"Jika sudah lahir, apa aku boleh melihatnya?"
"Ya, tentu sa—"
"Aku penasaran dengan gen Eren di dalam diri bayinya" Y/N pun hanya tersenyum canggung dengan pertanyaan Hanji.
"Ah! Kenapa kau bisa bertahan dengan luka tembak itu? Apa kau juga Titan shifter?! Jika tidak, Kenapa kau bisa mengeluarkan asap—"
"Hanji-san!" Pertanyaan-pertanyaan tersebut pun terpotong setelah Mikasa melihat wajah tak nyaman Y/N.
Mereka pun terdiam dan hanya wagon serta langkah kuda lah yang lagi-lagi menjadi sumber suara.
Y/N yang tadinya menunduk, akhirnya menegahkan kepalanya. Irisnya menatap Sasha yang berbaring tertidur di seberangnya. Perban menyelimuti pahanya dengan bercak merah yang terlihat di sana.
Melihat sosok tersebut membuat Y/N tersenyum kecil. Berharap masa depan akan berubah dengan satu kejadian besar yang tidak sesuai.
Kejadian besar? Ya.
Dengan ini, tak ada kebencian di hati Niccolo, Falco dan Colt akan baik-baik saja, dan Porco pun akan tetap bersama mereka.
"Kuharap semuanya berubah.. begitu juga denganmu, Eren" Pikir Y/N.
.
.
."Kau mau teh, Y/N ?" Suara lembut menghentikan Y/N dari lamunannya.
Y/N mengangguk, mempersilahkan wanita cantik bersurai blonde tersebut menuangkan tehnya.