Reason

2.6K 508 8
                                    

"Hah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah.. hah.."

Laki-laki yang baru saja pulang dari misinya ini berlari secepat mungkin menuju divisi militer.

Tumbuhnya basah memandikan keringat, terlihat cetakkan basah di baju putihnya. Di wajahnya tertera ekspresi cemas, irisnya tak fokus menghadap jalan, pikirannya kacau.

Tak pernah terlintas di pikirannya bahwa Y/N harus menginap di sel tahanan di bawah otoritas militer marley. Apa salahnya? Apa yang ia lakukan? Pertanyaan-pertanyaan memenuhi pikirannya.

"Minggir!"

Tak butuh lama, para militer di markas saling menatap bingung Reiner yang tiba-tiba saja rusuh berlarian.

BRAKK

Pemilik Titan shifter ini pun mendobrak pintu sel bawah tanah dengan sekali hentakan, dan dengan cepat, ia berlari mencari objek kekhawatirannya.

"Hentikan.. hiks kumohon"  wajah Reiner seketika pucat, jantungnya berpacu lebih cepat.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!"

Kedua laki-laki yang berada dalam jeruji besi bersama Y/N pun menghentikan pergerakannya dan menoleh ke asal suara.

Kedua orang tersebut tak asing dimata Reiner, yang satu sedang duduk dengan setelan jas labnya dan catatan di tanganya, sedangkan yang lainnya menggunakan seragam putih selayaknya Reiner, tetapi ada beberapa pin-pin yang menandakan dirinya menjadi salah satu yang berperan penting di divisi tersebut.

Sedangkan yang Reiner khawatirkan hanya menunduk menahan rasa sakit di tanganya yang tergores mata pisau dan terikat disisi ruangan. Ia terlihat pasrah, hanya air mata dan cairan merah yang menunjukkan pergerakan, mengalir keluar dari tubuhnya.

Reiner dengan mata gelap segera menyerang kaptennya di sana, tangannya kuat-kuat memegang kepalan yang siap ia lemparkan.

Satu.. dua.. tiga..

Detik terus berjalan, tetapi tanganya tak juga melepaskan rasa amarahnya.

"Lepaskan. Y/N. Sekarang!" Ujar Reiner tegas, nafasnya berat menahan amarah.

Tetapi, bukanya mendapatkan apa yang ia inginkan, sang dokter pun angkat bicara dan menolak keinginan Reiner.

"Kami tidak bisa melepaskannya"

"Apa?! Apa salahnya Huh?!" Reiner penuh emosi membalas pernyataan di tersebut.

Tidak mau memancing emosi lebih banyak, dokter tersebut hanya mengangkat tanganya dan mengarahkan jemarinya ke arah luka-luka yang nampak dalam di sekujur tangan Y/N.

DYAD (ErenxReader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang