10. Deka

215 49 0
                                    

"Cek ... cek ... satu ... dua ... tiga."

Arga yang mendengar suara dari speaker di dalam rumahnya langsung mencari asal suara tersebut. Dua detik kemudian, dia menemukan eksistensi Deka yang lagi pegang mic di depan televisinya.

"Deka lo ngapain?!" pekiknya tertahan.

"Mau nyanyi lah bang, masa belajar berhitung, lagi cek sound dulu ini." jawab Deka.

"Lo mau gue di datangin pak RT! Please, ini rumah bukan tempat karaoke, beresin!" ucap Arga galak.

"Ah nggak asik, padahal gue mau latihan." gumam Deka yang jelas terdengar oleh Arga, orang jarak mereka cuma satu meter.

"Namanya juga manusia, yang asik tuh taman bermain. Btw, yang lain mana sih? Kok pada ngaret gini."

"Nggak tau, bang Joshua juga tumben, biasanya dia yang paling on time." balas Deka.

"Ya udah deh, dek mending lo bantuin gue beres-beres dulu yuk."

Deka ketawa geli, satu tangannya bertengger di atas televisi, "Beres beres? Sehat kan bang? Biasanya kalo kumpul juga kita duduk di atas tumpukan baju lo yang belum disetrika dan masih kusut kaya masa depan yang punya."

Arga langsung memicingkan matanya dan berusaha menjambak rambut Deka yang waktu itu udah ngibrit keluar rumah bahkan sampe masuk rumah pak RT yang letaknya di seberang jalan.

"E-eh ada apa nih? Tumben nak Deka ke sini? Arga nggak ada di rumah ya?" Kata pak RT yang waktu itu lagi ngopi di halaman rumahnya ketika lihat Deka nyelonong masuk kaya rampok. Jangan heran kenapa pak RT kenal, soalnya mereka main ke sana bukan cuma sekali-dua kali.

"Ada kok pak, cuma barusan dia ngamuk terus ngejar saya, saya kan takut kalo ketangkep pak, nanti badan saya jadi biru-biru." balas Deka. Cowok itu kemudian berjalan mendekat dan duduk di salah satu kursi kayu setelah pemilik rumah memberi isyarat padanya untuk duduk.

"Emang kamu ngapain?" Deka cuma ketawa jawab pertanyaan yang ini, toh, sebenernya dia juga yang salah.

Dia kemudian bangun dari duduknya, sedikit mengintip ke rumah seberang dan liat Arga lagi menyiram tanaman di halaman.

"Tuh kan Arga bawa selang, kalo saya keluar pasti disiram, lagian tumben banget dia bersih-bersih," ucap Deka yang cuma dibales tawaan kecil sama bapak berkepala empat di sampingnya.

"Saya nggak ganggu kan pak?" tanya Deka tidak enak, nggak sadar aja tadi dia masuk rumah orang tanpa izin.

"Nggak kok, bapa malah seneng liat kalian, kalo kumpul asik banget rasanya, seneng saya liatnya."

"Kali-kali gabung aja pak ke sana."

"Ngapain? Itu kan acara kalian."

"Bantuin Arga pak, kadang dia kewalahan ngehadapin sikap kita yang katanya kaya baru keluar dari kandang setelah bertahun-tahun dikurung." jawaban Deka itu sukses mendatangkan suara tawa yang persis banget sama Dino. Nggak tau nih ada hubungan darah dari mana, tapi ketawanya Dino sama bapak ini mirip banget.

"Arga tuh semacam punya dua kepribadian ya." balas pak RT bercanda.

"Nah iya pak, kadang dia itu dewasa tapi gampang banget ngambek dan ngambeknya itu nggak bisa di bujuk kalo cuma dibeliin balon."

"Dikira anak TK, haha. Dibalik tampilan dia yang berwibawa ketika mau kerja, ada banyak kelakuannya yang bikin saya ketawa. Waktu itu saya pernah tuh minta tolong Arga buat benerin komputer saya eh dia malah keasyikan main game di komputer sampe ketiduran, terus waktu kerja bakti benerin jalan bulan lalu, dia keluar bukannya bawa cangkul atau sekop, ini malah bawa celurit dan bikin bapak-bapak lain ngambil ancang-ancang buat kabur."

AVIATEEN [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang