21. Time by Day

188 36 2
                                    

"Bang, lo php ya?" Brian yang duduk di kursi penumpang di mobil Joshua itu tiba-tiba nongolin mukanya di samping Joshua yang lagi mengemudi.

"Apa sih? Nggak ngerti gue." jawab Joshua bingung.

"Halah, pura-pura aja lo! Lo, bang Yoan sama bang Arga, sekongkol kan mau nipu kita?" 

Joshua makin mengernyit bingung, dia nggak tau apa yang dimaksud Brian. Sedari masuk mobil tadi, cowok itu terus nuduh dia bohong.

Joshua nggak tau apa kesalahannya, yang dia inget, barusan dia habis anter orang tuanya Verrel yang mau pulang ke Bandara. Bareng Verrel, Brian sama Dino. Tapi, Verrel nggak ikut balik pake mobilnya karena langsung janjian sama temennya. Mau ngobrolin bisnis ternak nyamuk katanya.

Joshua pengen tanya Dino yang duduk disampingnya, tapi anaknya lagi nggak sadarkan diri, lagi berkelana di alam mimpi. Katanya semalem dia tidurnya nggak nyenyak karena bantal kesayangannya dicuci. Jadi, apa salahnya?

"Sekongkol apa sih? Coba jelasin."

"Coba inget- inget lagi."

Disaat Joshua mulai menggali ingatannya, terdengar suara seseorang di sampingnya.

"Bang, nggak boleh gitu. Orang yang lagi nyetir itu harus fokus loh, jangan digangguin. Nanti kejadian bang Zio keulang lagi."

Joshua dan Brian menoleh bersama ke arah Dino. Omongannya bijak sih, tapi matanya masih merem.

"Eh, kok gue lupa?" ucap Joshua.

"Itu loh bang, mobilnya bang Zio naik trotoar gara-gara dia berantem sama bang Deka."

Brian mengangguk-anggukkan kepalanya ketika dia inget dan dia setuju kalo ucapan Dino ada benernya.

"Bang, liburan itu gimana? Wacana doang ya?"

"Oh itu ternyata ... tinggal nanya gitu, mainnya kode-kodean ya, kayak cewek."

"Ketularan kayaknya, temen kerjanya kan kebanyakan cewek."

"Heh! Ngomong lagi coba!" Brian udah ancang-ancang lemparin bantal leher gambar tayo ke Dino. Dan cowok yang dimaksud langsung pura-pura balik tidur biar nggak kena tampol.

"Gini ... kalian anak-anak kecil ... tunggu tanggal mainnya aja." jawab Joshua santai. Diam-diam dia udah nyiapin bareng Yoan, Arga sama Daffin.

Di sisi lain, tiba-tiba ada hal yang mengganjal di hatinya. Joshua takut gagal, karena ini mungkin kesempatan satu-satunya buat dia bikin semuanya berkumpul dan seru-seruan bareng mereka.

"Asik." jawab Dino.

Brian mengernyit, "Tumben lo nggak marah dibilang anak kecil?"

"Ssst, kalo marah nanti gue nggak diajak." jawabnya sebelum kembali ke alam mimpi.

Brian liatin Dino dari kursi belakang, jujur dia iri sama Dino. Iri karena cowok itu bisa tidur dimana pun dengan gampang dan nyenyak. Nggak kaya dia, yang harus selalu di tempat yang nyaman, akibatnya Brian sering pusing karena keseringan nahan ngantuk.

"Bri, beli makan siang dulu yuk." bersamaan dengan ucapannya, mobil Joshua masuk ke area parkir salah satu restoran.

"Boleh boleh, tapi Dino gimana? Bangunin?"

"Nggak perlu, kita beli buat take away, Dino kita beliin kids meal aja." balas Joshua cuek sambil membuka sabuk pengamannya.

"Oke, deal."

"Bang! Gue denger loh!" Dino langsung membuka matanya dan ikut turun.

"Din! Lo tidur apa semedi sih? Mata lo merem tapi mulut lo nyahut mulu dari tadi." ucap Brian.

AVIATEEN [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang