"Lama amat anjir!" Brian yang perutnya udah ribut itu protes ketika Hoshi dan Deka baru aja masuk.
"Bang Hoshi tuh, tarik ulur!" jawab Deka.
Brian langsung mengambil alih kantong kresek yang dibawa oleh Deka kemudian langsung membagikan isinya.
"Tarik ulur gimana? Lo godain cewek dulu?" tanya Arga.
Hoshi langsung menggelengkan kepalanya dan menatap Deka dengan mata melotot.
"Bukan Bang! Tadi dia nyetir motor nggak bener!"
"Apa ngebut?" tanya Brian yang dijawab anggukkan oleh Deka.
"Tapi kok lama?" tanya Yoan.
"Iya ngebutnya cuma lima menit, sisanya dia balapan sama siput. Naik motor kayak lagi ngiringin keluarga raja." ucap Deka.
"Ya kan, pelan asal selamat." balas Hoshi.
"Ya tapi nggak gitu juga, itu motor jadi useless, lebih cepet jalan kaki."
Daffin berdehem, menginterupsi pertengkaran keduanya. "Udah, ayo duduk semua, minggu depan gue udah nggak bisa ikut kumpul, harus kerja lagi." ucapnya kemudian ditambah curhat sedikit.
"Semangat."
×××
Beberapa bulan berlalu, dan rambut Hoshi udah panjang melewati telinga.
Kalo masih sekolah sih udah pasti kena jewer atau di hukum kena cukur ditempat pake gunting mintul yang bikin model rambutnya nggak karuan. Malu bro, diliatin crush.
Oke, karena kejadian itu nggak mau terulang lagi dan Hoshi udah jadi pribadi yang disiplin, dia berniat buat pergi ke tukang cukur buat cukur rambutnya itu. Apalagi seminggu lagi mau liburan, harus rapih dan ganteng lah, minimal pulang bawa pasangan.
Dengan setelan kaos warna biru tua dan celana training hitam, Hoshi berangkat ke tukang cukur sendirian. Dia sebenernya udah ngajak Deka sih buat temenin dia, tapi katanya Deka sibuk. Sok sibuk emang, semua juga tau kalo kesibukannya itu cuma makan sama tidur doang.
Sesampainya di tempat cukur, dia standarin motornya dan masuk ke dalam. Karena kosong, Hoshi langsung duduk dan tukang cukurnya nyamperin dia.
"Mau model apa, Bang?"
"Kamu nanya?" balas Hoshi yang dibales tatapan bingung sama abang tukang cukur. Iya, Hoshi kena sindrom kamu nanya, itulah alesan sebenernya kenapa Deka nggak mau nganter Hoshi.
"Kamu bertanya-tanya?" lanjutnya yang kemudian mendapat balasan senyuman paksa.
"Ya udah, saya botakin aja kalo gitu." jelas, Hoshi langsung ciut. Dia langsung ketawa dan nunjuk-nunjuk udara. "Ituloh bang, yang pinggirnya tuh agak tipis, duh gue lupa, bentar bang." ucapnya, dia langsung buka ponselnya. Padahal tadi malem dia udah cari tahu model rambut yang banyak dipake sama bule-bule, dia mau coba.
Setelah ketemu, Hoshi menunjukkan ponselnya. "Nah ini bang, Model Cep—"
'Ngueng'
Hoshi langsung mendelik, suara motor dengan knalpot bising itu bikin dia emosi seketika. Paling benci dia tuh suara kayak gitu.
"Oh Cepmek?" ucap Abang tukang cukur dan mulai mengambil alatnya.
"Bukan bang! Cepak!" ucapnya cepat sebelum rambutnya itu berubah model.
"Okay."
Ketika abangnya mulai nyiapin alatnya lagi, Hoshi mikir-mikir ... dia takut style itu nggak cocok. Waktu itu aja dia pernah coba style bowl cut, kata emaknya sih cakep, tapi kata temen-temennya image Hoshi jadi mirip anak ilang. Temen-temennya pada laknat emang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIATEEN [SVT]
HumorCerita tentang persahabatan tiga belas pemuda yang menggeluti dunia aviasi. Tentang jiwa muda mereka dan pemikiran dewasanya. "Dulu gue takut ketinggian. Tapi, setelah ketemu kalian, bahkan langit sudah gue anggap sebagai rumah kedua." Ft Seventeen...