14. Sunday

311 52 2
                                    

"Dino mana?" tanya Verrel yang baru aja keluar dari kamar mandi.

"Udah punah." jawaban yang Verrel denger dari Daffin itu sontak bikin dia mengulum bibir menahan tawa.

"Maksud gue ... Liandino Chandra."

"Pergi dia dari setengah enam kurang tadi, katanya mau jalanin aksinya." jawab Daffin yang lagi nyiapin makanan.

"Wihh bisa masak lo? Gue kira bisanya nge-game doang."

Daffin berdehem kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Verrel yang duduk di meja makan, "Nggak sih ... tapi kalo cuma goreng telur doang mah, gampang." jawabnya.

"Kenapa nggak coba yang lain? Kan bisa liat video tutorial." ucap Verrel sambil mengambil toples berisi biskuit yang mereka beli kemarin.

"Nih ya gue kasih tau ... tutorial gitu kadang nggak segampang di videonya! Gue pernah coba, pas nonton tuh kaya ... idih gampang banget, pas gue coba bikin, buatan gue itu rasanya kayak pakan ternak."

Verrel nggak bisa lagi nahan ketawa dan bikin suara ketawanya itu bergema di dapur, "Ya udah, goreng telur aja biar aman."

Daffin menganggukkan kepalanya kemudian membawa dua piring nasi goreng ke atas meja.

"Oh bikin fried rice ternyata."

"Iya, lagi pengen, udah lama banget nggak makan nasi goreng."

Verrel menganggukkan kepalanya kemudian mulai makan nasi goreng itu.
"Enak juga." gumamnya.

"By the way, Dastan chat gue katanya dia mau ke sini siang nanti."

"Kenapa nggak sekarang aja?" tanya Verrel, netranya bergerak melihat jam yang menunjukkan pukul delapan tepat.

"I don't know, katanya mau jemput orang dulu."

"Really? Tumben banget."

"Yep, gapapa lah bagus."

"Terus Dino, jalanin rencana apa?"

"Dia mau bujuk Hoshi, pokoknya dia harus ikut kita, lo udah tau kan alesannya?."

"Ooh, I see."

Verrel kemudian menunjuk Daffin dengan dagunya, "Lo pernah denger nggak bang, mesin pesawat yang mati di tengah penerbangan?" tanyanya.

Daffin mengangguk, "Pernah, karena ditabrak angsa."

Verrel menahan tawanya, tapi Daffin nggak ngada-ngada kok, hal ini beneran pernah terjadi.

"Miracle on the Hudson ya." tambah Verrel yang baru menyadari sesuatu.

"Nah lo tau, semua mesinnya mati, kan, sampai mereka harus lakuin emergency landing di sungai Hudson. Seinget gue tipe pesawatnya Airbus A320."

Verrel menganggukkan kepalanya, "Kalau gagal landing udah biasa ya." ucapnya.

"Iya, Go-around[¹] lagi, untung pesawat nggak kaya manusia, puyeng ntar."

×××

"Lo mau ajak gue kemana sih, Din?" tanya Hoshi. Pasalnya, dari tadi Dino tuh cuma ngajak dia bolak balik doang.

Setelah beres sarapan, cowok itu ngajak Hoshi naik kereta dan berakhir balik lagi ke stasiun awal. Menurut Hoshi itu kurang kerjaan banget, stalking instagram temen-temennya lebih berfaedah menurutnya.

"Bentar bang." bales Dino dan cek ponselnya.

Hoshi kemudian melihat jam tangannya, "Udah jam sepuluh lebih nih." ucapnya.

AVIATEEN [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang