prolog

7.3K 530 37
                                    

hay im back

bersama dengan cerita baru yang semoga kalian suka

setiap part pendek jadi mohon maklum

diusahakan dengan sangat bisa up 1 minggu 2 kali

selamat membaca 

.

.

.

.

Di sebuah kamar gelap seorang gadis duduk di dekat jendela matanya menerawang jauh, keaarah langit gelap yang luas tak berujung.

Menatap satu satunya cahaya yang menjadi sumber kehidupan di atas sana, tak ada senyuman di wajah manisnya, hanya datar sama sekali tak bereskpresi .

Shania gracia, gadis berambut pendek, gadis dengan senyum manisnya, gadis dengan gingsulnya, hidung mancungnya, tubuh mungilnya, tingkah lucunya.

Berbanding terbalik Ketika dirinya berada di rumah, yang kata orang orang rumah adalah surga, tetapi bagi gracia, rumahnya bukanlah surganya.

Matanya menangkat sosok yang sedang berjalan, kedua orangtuanya yang selalu sibuk mencari uang, hingga lupa bahwa ada anak yang masih membutuhkannya untuk sekedar menanyakan kabarnya.

Senyumnya sedikit tersungging di bibirnya, tubuhnya di paksa untuk bangkit memutar music dengan volume yang sangat besar, lalu berbaring di Kasur kingsizenya, matanya sengaja ia tutup rapat.

Ceklek

Pintu terbuka, seorang Wanita paruh baya memasuki ruangan gelap dengan music yang kencang itu, mendekatkan dirinya kearah seorang gadis yang sedang tertidur, pikirnya .

" selamat malam, anak mamih " ucapnya lalu Kembali pergi, meninggalkan gadis itu yang masih diam dalam gelapnya kamar.

" ngga denger mih, music nya terlalu keras " ucapnya pelan diiringi dengan air mata yang menetes.

/complicated\

Pagi menyapa, matahari memaksa masuk melalui celah jendela, keningnya sedikit mengernyit wajahnya berubah masam, mata itu perlahan terbuka, menatap langit kamarnya sebentar lalu bangkit, hari ini dirinya harus kuliah, menimba ilmu, sebelum bangkit dirinya membuka ponsel miliknya membuka salah satu aplikasi yang sedang sering dibuka akhir akhir ini olehnya, untuk mengecek saham yang telah dibelinya.

Senyumnya sedikit tersungging Ketika saham yang dibelinya sedang naik, walaupun hanya beberapa persen tetapi itu sungguh lumayan untuk gracia.

30 menit berlalu, gracia sudah siap dengan penampilannya, mengambil tas kecil yang sudah di siapkan sebelumnya, menggunakan sepatu kesayangannya.

Menarik nafasnya sebelum membuka pintu kamarnya, pintu yang menjadi saksi seberapa seringnya gracia menangis, seberapa seringnya gracia bersandar, seberapa seringnya gracia ingin menyerah pada kehidupannya.

" bisa gee bisa " gracia menarik nafasnya pelan, lalu mengusap wajahnya dan tersenyum

Ceklek

Membuka pintu kamarnya, senyumnya terpancar diwajahnya, berjalan dengan santai menuju bawah " hay bi " sapa gracia kepada bi ina, orang yang mengurus gracia sejak kecil " hay non gee, mau berangkat ? " jawabnya ramah

" iya, aku berangkat yah, byeee "

" ngga sarapan dulu ? "

" ngga bi, nanti aja "

Gracia terus berjalan menuju mobilnya, mobil yang memang di belikan orangtuanya, mobil yang selalu menemani gracia kemanapun gracia pergi.

Bahkan ketika didalam mobilpun lagi lagi gracia menghela nafasnya, mengatur mimik wajahnya sebaik mungkin.

Hari ini gracia berada di mood yang lumayan baik, mengendarai mobilnya dengan santai, menikmati hembusan angin pagi yang menyegarkan.

Brak

Ckiitttt

Gracia menginjak remnya mendadak menimbulkan bunyi yang memekakan telinga, matanya membulat sempurna, buru buru turun dan mengecek kendaraannya, dibelakangnya mobil audi a3 sedan, gracia berlari kecil mengetuk kaca si pengendara.

" hey, are you oke ? ada yang luka ? " tanya gracia kepada pengemudi yang sudah menabrak mobilnya, pengendara itu menatapnya bingung, bukankah harusnya dirinya dimarahi lantas mengapa ditanya keadaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" hey, are you oke ? ada yang luka ? " tanya gracia kepada pengemudi yang sudah menabrak mobilnya, pengendara itu menatapnya bingung, bukankah harusnya dirinya dimarahi lantas mengapa ditanya keadaannya.

" mundur sebentar " ucap gadis itu, membuat gracia mundur mengikuti perintahnya, gadis dengan tubuh tinggi, lebih tinggi dari gracia.

" kamu, ngga apa apa ? "

" saya nabrak mobil kamu loh "

" iya tau, tapi kamu ngga apa apa ? "

" mobil kamu rusak belakangnya "

" iya, kamu ngga apa apa ? "

" ngga minta ganti ? saya nabrak loh "

" penting banget sih ngurusin mobil, itu bisa di benerin nanti sekarang aku tanya, kamu ngga apa apa ? "

Gadis yang lebih tinggi dengan dimple tipis itu tersenyum, ini adalah kali pertama seseorang dengan khawatir menanyakan keadaannya, padahal faktanya dirinya terlah berbuat salah.

dia si gadis dingin dengan tatapan tajam, mengakui bahwa dirinya telah jatuh pada pesona seorang gadis yang bahkan belum di ketahui namanya.

Dia shani indira natio, CEO muda yang terkenal sangat angkuh jatuh hati pada tatapan teduh milik shania gracia.

tbc...

Untitle | GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang