part 11

3.5K 429 26
                                    


shani sedang berada di ruang rapat, matanya fokus mendengarkan seseorang yang sedang berbicara mengenai pembelian saham sebesar 27%, saham yang akan menjadikan shani sebagai orang yang paling berpengaruh nantinya.

Masih, sesekali shani memijit keningnya yang semakin sering berdenyut

Sementara gracia sedang duduk dengan tenang di kursi milik shani, tangannya menscrol tiktok yang tiada ujungnya.

Gracia bosan, apa yang harus gracia lakukan jika sudah seperti ini, 2 jam sudah berlalu dan shani masih sibuk rapat.

Tok tok tok

Gracia membulatkan matanya " ada yang tok tok tok, aku harus teriak trus bilang masuk atau aku bukain pintu ? "

Gracia berfikir sejenak, lalu dirinya segera berlari dan membukakan pintu " ci shaninya lagi meeting " ucap gracia

Si wanita itu tersenyum manis " aku tau, aku kesini mau kasih tau kamu sesuatu "

" apa ? "

" bisa bawa ci shani pulang ? dia sakit tapi keras kepala ngga mau pulang "

" bisa, ayoo " ucap gracia lalu segera berlari menjauh sedangkan gadis itu, chika hanya berdiam menatap gracia yang sekarang sudah kembali kearah chika sambil tersenyum bodoh

" aku ngga tau tempatnya "

" haha, pantes ci shani suka, orang lucu gini, ayo ikutin aku " ucap chika lalu membawa gracia menuju ruang meeting.

Chika membuka pintunya lalu membiarkan nona mudanya masuk, gracia berjalan mendekat mengabaikan mata mata yang menatapnya lekat.

" ci shani " panggil gracia pelan

Shani mendongak lalu menatap gracia dan tersenyum " kenapa ? "

" mau pulang "

" nanti yah "

" mau sekarang " mata gracia memanas, bukan karena di tolak tetapi melihat bagaimana shani menahan sakitnya, terlihat dari wajahnya yang pucat dan sedikit peluh di keningnya.

Shani mengangguk, membuat chika syok bukan main, shani bukan orang yang akan meninggalkan rapat sepenting ini, tapi demi gadis itu shani bahkan rela meninggalkannya sebenarnya tidak hanya chika tapi para petinggi pun di buat terkejut dengan hal yang dilakukan shani saat ini

" saya permisi, rapat bisa dilanjutkan dengan chika, dan saya rasa saya sudah cukup menjelaskan poin point nya jadi saya harap, besok berkas itu sudah di setujui " ucap shani lalu bangkit dan membawa gracia keluar dari ruangan yang berisikan orang orang penting itu.

Hal hal penting sudah selesai dibicarakan hanya menunggu untuk persetujuan, dan shani yakin jika chika mampu melakukannya, toh chika adalah asisten terbaik yang dimiliki oleh shani, shani tidak akan melepaskan chika.

Shani berjalan dengan tangan yang terus menggenggam gracia, berjalan menuju ruangan miliknya gracia hanya memandang langkah kaki shani, tak melihat arah lain, karena saat ini shani adalah hal mutlak yang harus gracia ikuti.

Sampai mereka berdua masuk dan shani yang langsung mengunci pintu ruangannya barulah gracia mengangkat kepalanya, menatap shani dengan lembut.

" kenapa ngga pulang aja ? "

" saya masih pusing, ngga bisa nyetir "

" aku yang bawa mobilnya "

" jangan, saya ngga mau mati cepet cepet "

" aku pengemudi handal "

" eum, disini dulu yah ayoo " shani menarik tangan gracia, membawanya menuju sofa dan berbaring disana, memeluk gracia dari belakang menghirup aroma menyegarkan dari rambut gracia membuat shani sedikit tenang.

Dengkuran halus mulai terdengar bukan dari shani, tetapi dari gracia, shani tersenyum rasa sakitnya hilang sepenuhnya, melihat bagaimana gracia nyaman dalam pelukannya, gadisnya ini akhirnya bisa terlelap nyenyak.

" nikah yuk gee "

.

.

.

.

tbc

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untitle | GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang