karena ngga ada yang minta up double maka saya memutuskan untuk up double, selamat menikmati para kaum penikmat keuwuan.
.
.
" kamu mau bawa kemana anak saya ? " ucap harlan kepada shani yang masih berjalan meninggalkan rumah ini tanpa menoleh sedikitpun
" SHANIA GRACIA berhenti " teriak ve
Gracia menutup matanya, teriakan yang selalu mengisi malamnya, gracia tidak ingin mendengarnya lagi.
Shani berbalik, menatap mata ve dengan tajam " shania gracia saya ambil, dia buat saya aja, biar hidup anda lebih tenang "
" jangan, biarin dia disini "
" buat apa ? buat jadi pelampiasan anda ? "
" dia anak harlan "
" harlan, anak ini saya bawa " ucap shani dengan santainya, memanggilnya tanpa embel embel bapa didalamnya
" saya ngga akan izinin " ucap harlan
Shani tersenyuma " saya juga ngga butuh izin siapapun, saya pergi " ucap shani lalu segera pergi
Melangkah dengan cepat, hingga gracia tak perlu mendengar pertengkaran yang lagi lagi sedang terjadi diantara mereka berdua.
Gracia sadar, setelah kaki shani melangkah dan meninggalkan rumah yang selama ini menjadi tempat gracia tinggal, maka mulai saat itulah gracia benar benar harus melupakan semuanya, melupakan kenangan kenangan buruk yang selama ini menghantuinya, perlakuan buruk ibunya, dan bagaimana ayahnya yang tidak pernah membelanya, tetapi gracia akan mengingatnya betapa seringnya sang ayah membantunya walau tidak secara terang terangan tetapi gracia yakin, hal hal yang dilakukan ayahnya adalah yang terbaik untuknya. Yaitu membawa ve pergi dari hadapan gracia, tidak perduli gracia terluka atau tidak, yang terpenting ayahnay sudah menghentikan ve yang memukuli gracia.
Disepanjang perjalanan gracia hanya terdiam, memandang jalanan yang sudah sepi, bukan gracia tidak senang hanya saja, gracia benar benar berada di ambang kebimbangan.
" kamu menyesal gracia ? " tanya shani, sesekali melirik kearah gracia
" engga ci, aku ngga nyesel "
" silahkan bergantung pada saya, saya ngga akan biarin kamu jatuh "
Gracia menghadap shani, menatap wajah shani yang sangat cantik ini " ci, kamu cantik, pinter, kaya mungkin di luar sana banyak yang mau sama ci shani "
" heeum, trus ? "
" nanti kamu sama mereka aku gimana ? "
" kan saya udah bilang, nanti kamu ancem saya aja, aset aset saya ubah atas nama kamu "
" orangtua kamu gimana ci "
" jangan mikirin orangtua saya, orangtua saya lebih kaya dari saya, dia bisa menghidupi hidupnya sendiri gracia "
" yaudah "
" yaudah apa ? jawaban kamu kaya pasrah gitu "
" kamu ko bawel ci "
" yah kan saya belajar dari kamu "
" kaya ginian aja belajarnya dari aku "
" emang kamu mau aku kaya gimana ? "
" yah ngga kaya gimana gimana si, yang penting mah sayang sama akunya "
Shani menghentikan mobilnya di pinggir jalan, waktu sudah menunjukan tengah malam mungkin beberapa menit lagi akan berganti hari, tetapi mereka masih disini, dijalanan sepi dengan langit malam yang gelap disertai angin yang berhembus.
" saya sayang sama kamu, dan itu ngga ada yang bisa merubahnya, saya ngga tau lebihnya kamu dibanding orang orang diluar sana yang ngantri mau dapetin saya, tapi 1 yang mereka ngga bisa dan ngga punya, mereka ngga bisa jadi kamu yang punya tatapan teduh, senyuman manis, prilaku yang lucu, dan itu emang apa adanya ngga dibuat buat "
" ngerendahin trus di ajak terbang "
Shani tersenyum gemas " bener saya sayang kamu "
" iya aku tau ''
" ko kamu bisa tau ? "
" ci shani bucin baget soalnya "
" saya boleh cium kamu ? "
.
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitle | Greshan
Short Storyterimakasih sudah hadir walau tidak menyembuhkan setidaknya sedikit mengobati.