Sepertinya ia sudah mulai terbiasa.
Ah, untuk kalimat di atas, narasi yang paling cocok adalah: pagi ini gadis itu terbangun, mendapati adiknya yang sudah menghilang dari atas ranjang yang terasa dingin, menandakan anak itu pasti sudah mengangkat tubuh dari sana sejak lama. Lalu, tentu saja tempat pertama yang ia kunjungi adalah ruang kerjanya yang kebetulan... memiliki kaca. Dan seperti lagu lama terulang kembali, cuplikan dari "datangan" yang selalu dalam bentuk masif memenuhi iris merahnya dan membuat perempuan itu kini bukan lagi menyambut "mereka" dengan wajah syok yang jelek dilihat, tapi desahan nafas yang sama beratnya seperti memikul dosa adiknya.
Intinya, Sasha dipaksa beradaptasi dengan "keanehan" yang menyerangnya belakangan ini.
Bukannya ini sesuatu yang akan membunuhnya atau membuatnya sengsara atau apa, tapi tentu saja terus kedatangan hal-hal segila ini bisa membuatnya ikut gila juga. Yah, sebagai contoh, kini ia malah tersenyum menertawakan diri ketika sudah melihat tumpukan buah bluberi di atas daun-daun pisang yang berbeda dari sebelumnya, tersusun rapi di sekeliling rumahnya. Memenuhi tanah-tanah tak berumput hingga ke bagian yang lebat, seakan ia memesan buah-buah itu untuk menghidupi pasar selama setengah tahun penuh.
Baiklah, sepertinya ini positif orang iseng.
Melihat dari bluberi-bluberi yang tertata rapi membentuk piramida kecil di atas masing-masing puluhan daun pisang, pastilah yang berusaha mendapat perhatian darinya adalah manusia yang memiliki akal. Atau bisa jadi jin dan entah apalah kau menyebutnya, tapi yang jelas dalang dari semua ini tentu bisa diajak berkomunikasi. Semua ini sudah disusun terlebih dulu, memikirkan mungkin saja Sasha lebih suka datangan yang rapi.
Kalau begitu tentu saja mereka memata-matainya, bukan?
Yah, lagipula apa pentingnya juga dirinya untuk diincar, dan Sasha sendiri tidak memiliki apapun yang bisa dijadikan bahan intaian, hidupnya benar-benar membosankan. Si pengintai itu sendiri yang akan rugi jika mengamatinya, jadi biarkan sajalah.
Tapi tentu akan beda cerita jika mereka mau membunuh adiknya juga.
Benar. Mungkin Sasha akan berpikir kalau dirinya dibunuh, maka tidak akan ada yang terjadi pada dunia. Kemungkinan besar, pengintai itu jadi hilang ketertarikan, lantas mengincar sang adik yang kebetulan mengunjungi tempatnya. Entah apa yang mendasari hal ini, tapi gadis itu tak bisa berhenti berpikir.
Lantas, dicarinya Lake pasca melangkah keluar kamar. Tak boleh heran, Sasha tetaplah seorang kakak.
Dan bagus sekali, adiknya itu tak ditemukan di manapun. Gadis itu sudah memulai pencariannya dari ruang paling besar hingga di bawah tutupan toilet, tetapi anak berumur sebelas tahun yang baru tamat sekolah dasar tersebut masih nihil dari penglihatannya. Mencoba tenang tapi tak bisa, Sasha akhirnya menyambar sandal reyot nan terlihat dekil penuh bercak abu-abu miliknya untuk menjelajah keluar rumah.
Di depan pintu, gadis itu mengabaikan tumpukan bluberi berwarna biru keunguan yang sudah sangat ranum dan seperti baru dipetik oleh orang yang sangat berpengalaman mengenai per-bluberian, hingga bisa memperkirakan kapan waktu terbaik untuk memetik buah yang hanya seukuran kurang dari telapak ibu jarinya tersebut. Rambutnya yang berantakan tambah terlihat seperti sesuatu yang baru saja diterpa badai, sangat tidak sedap dilihat. Tapi, eh, siapa yang peduli. Saat ini Lake mungkin sedang melakukan atau menerima sesuatu yang berada di luar kepalanya.
Menjejaki bagian rumput yang lebat, kini Sasha mulai menelusuri hutan sebisa mungkin yang masih terpantau matanya. Lake orang baru, dan anak itu tidak bisa ditebak. Berada di tengah hutan seluas ini, siapa yang bisa menjamin laki-laki baru mau masuk sekolah menengah itu tak akan penasaran dengan apapun?
Ah, dan lama-kelamaan buah-buah ini menyebalkan. Sasha terkadang bahkan harus melangkahi mereka susah payah karena menghalangi jalannya. Kini posisinya berada di gundukan terakhir, agak menjorok ke hutan yang semakin lama melihatnya, semakin pusing gadis itu dibuatnya. "Oh, tidak. Ada apa denganku hari ini? Lake! Lake!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things That Bring Me To You
General FictionTerus kedapatan sinyal akan kedatangan hal luar biasa seakan sudah jadi santapannya sehari-hari. Mulai dari tragedi ribuan telur, hingga pasukan hewan berkaki empat yang menginvasi rumahnya bertindak seperti tempat itu adalah markas, semua itu diyak...