Sementara Miru berperawakan seperti anak berusia enam tahun, maka Ziekh terlihat seperti tiga tahun di atasnya, dengan hanya memakai celana pendek sewarna pasir putih dan mahkota buatan dari daun yang tersemat pas di sekeliling kepala berambut naik acak-acakan miliknya. Ia tak memakai alas kaki, kelihatan sangat aktif dan nyaman menapaki alam dengan kulitnya sendiri.
Dan Sasha masih belum bisa melepas keterkejutannya atas fakta bahwa Miru, yang memiliki tinggi paling tidak tinggi di antara mereka semua dalam tubuh manusia, nyatanya akan berbeda cerita jika ia kembali ke bentuk aslinya, dengan usia yang sama.
Bagaimana bisa? Yah...
"Kami diberi pilihan sama Val," cengir Ziekh sembari meneruskan jalan-jalan mereka. Angin malam begitu menusuk sampai rasanya Sasha gatal ingin memeluk rubah yang ditungganginya jika ia nekat. Lake di sebelahnya sama kedinginan, tetapi anak itu diberkati kemampuan yang berbanding terbalik dengan dirinya—jika Sasha bisa menahan panas yang rata-rata orang akan langsung mandi sepuluh kali, maka Lake tak akan pernah menderita pusing atau sakit di bawah pendingin ruangan bahkan jika benda itu ditaruh kurang dari satu meter di atas kepalanya. Dan kebetulan, kepandaian Lake-lah yang benar-benar dibutuhkan di situasi begini.
"Pilihan?"
"Aku ini aslinya memang sembilan tahun. Untuk ukuran hewan terutama anjing, umur begitu memang sudah bisa dikatakan tua. Tapi jika aku mengambil wujud manusia, maka tubuhku akan mengikuti usiaku berdasarkan perkembangan manusia. Makanya aku terlihat kayak anak-anak." Ziekh menendang kerikil di dekatnya. "Val sebenarnya menawarkan kami mengambil wujud manusia dalam bentuk apapun dan gimanapun, tapi tetap saja semakin besar perbedaannya, maka semakin tajam resikonya. Misal, usiaku sembilan tahun, tapi aku mengambil wujud bayi baru lahir atau kakek-kakek hampir satu abad, maka performa komponen tubuhku akan berkurang karena pilihan yang kuambil sangat berlawanan dengan keadaan yang sebenarnya."
Sasha sedikit mengerti.
"Soal tinggi badan kami, juga mengikuti bentuk utama yang kami ambil. Misal, aku sebagai simbol semua hewan di hutan ini memutuskan menjadi anjing rumahan sebagai bentuk utama dan yang paling sering kugunakan. Maka, jika aku mengambil bentuk apapun juga, tingginya tidak akan jauh berbeda dengan bentuk utamaku. Kebetulan memang anak-anak memiliki tinggi yang tidak begitu timpang dengan seekor anjing. Nah, coba sekarang bayangkan jika Miru tidak memilih mengambil wujud anak-anak dan mengikuti bentuk utamanya sebagai pohon raksasa dua ratus tahun dalam wujud manusianya. Aku pasti sudah habis dimakannya ribuan tahun lalu."
Sasha meringis. Benar juga. Fakta bahwa Ziekh berinteraksi setiap hari dengan makhluk semenyeramkan Miru—walaupun sekarang anak itu luar biasa imut—mampu membuat bulu kuduknya berdiri.
"Kusimpulkan. Jadi, jika kau mengambil wujud pemuda dua puluh tahun, misalnya, maka..."
"Aku akan tetap kontet."
"Tapi Miru berbeda, sih." Anak itu menari zig-zag dengan kakinya, menjetikkan jari sembari bersenandung salah satu lagu ciptaan Nirvana. "Entah gimana caranya Val bisa bikin dia sekecil ini, padahal harusnya sekarang dia sudah jadi bocah titan."
"Proses itu gak mudah, tahu." Miru mencibir sekarang, yang tampaknya sudah agak rileks dengan suasana baru yang diciptakan kedatangan Sasha dan Lake. "Kau bilang semakin berlawanan akan semakin beresiko, tidak hanya dalam konteks wujud dan usia, tapi juga wujud dan bentuk utama. Aku mengalami banyak hal sulit karenanya—Val tak mau melembut meski aku lebih tua darinya."
"Ah, ya." Tangan Ziekh bertepuk sekali, memindahkan atensi kedua manusia itu yang sepenuhnya pada Miru, kini berpindah padanya. "Miru mengalami dua tahap pembesaran resiko. Yang pertama dia melawan usianya sebanyak 194 tahun, dan yang kedua dia diubah bentuknya hampir dua puluh kali lipat dari yang seharusnya. Tapi saat ini kekuatannya bahkan masih setara denganku, yang berarti Miru ratusan kali lipat lebih kuat dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things That Bring Me To You
Ficción GeneralTerus kedapatan sinyal akan kedatangan hal luar biasa seakan sudah jadi santapannya sehari-hari. Mulai dari tragedi ribuan telur, hingga pasukan hewan berkaki empat yang menginvasi rumahnya bertindak seperti tempat itu adalah markas, semua itu diyak...