Seumur hidupnya, ini adalah penghinaan paling memalukan yang pernah didapatnya.
Padahal, ia sendiri juga tidak benar-benar tahu itu adalah penghinaan atau bukan.
Ah, yang jelas, saat ini rubah yang tengah mengangkutnya itu malah tertawa kecil seakan menganggap sosok di depan mereka yang masih berdiri di atap itu bukan sebuah masalah besar. "Yah, maaf, deh. Yang cewek sedang tidur, kau pasti gak mau bicara sama orang yang bukannya meresponmu, tapi malah ngorok."
"Benar." Dia menyetujui, kini Lake hampir kehilangan jantungnya ketika mendadak sosok tersebut melompat langsung ke arahnya dan sebelum menyentuh tanah, tubuhnya mendadak berhenti dan melayang sejengkal dari rumput di udara. Dan... wajahnya setengah jengkal dari ujung hidungnya.
Dari sana, Lake dapat mencium aroma tumbuhan yang sangat kuat. Seperti sayuran hijau yang selalu disiapkan Bibi untuk makan malam, segar dan baru selesai dicuci bersih. Rambut putih yang tidak ada kesan warna lain melambai-lambai menyentuh pipinya, yang ia rasa belum sempat makhluk ini tata sebelumnya—gaya rambut berantakan seorang laki-laki yang baru selesai mandi. Jubah berwarna sama dengan ornamen di ujung-ujungnya ikut terbawa angin menyingkap baju dalam turtleneck yang tentu saja, putih, dan celana panjang bahan dengan warna tidak lain. Alis, bulu mata, hidung, bibir, wajah, dan seluruhnya, semuanya putih; kecuali bagian dalam mulut dan mungkin organ-organ lainnya yang tersemat di dalam sana.
Dan sejenak makhluk raksasa ini perlahan mulai mengecil, menyesuaikan bentuk tubuhnya dengan manusia biasa yang jika dibandingkan dengan Paman Editor, masih sedikit lebih tinggi tetapi lebih kurus. Namun, yang jadi perhatian Lake sejak orang ini tiba-tiba memasang muka di seluruh penglihatannya adalah bola mata yang dimilikinya. Begitu indah, berkilau dengan iris mata berwarna hijau zamrud yang dalam seperti batuan sesungguhnya di sebelah kanan, dan setengah hijau yang dimiliki mata kiri bercampur dengan setengah warna tanah yang pekat di bagian bawahnya, persis seperti permata berwarna coklat dengan aksen begitu dalam dan harga yang fantastis. Kedua mata itu menatapnya intens, seakan ingin menunjukkan kekuatan sebenarnya di balik keindahan yang menjanjikan.
"Ini adiknya, Val. Kupikir dia tidak ada saat pertama kali kita menjalankan misi, tapi aku melihatnya bersama seorang bapak-bapak jelek bermuka masam yang tidak ikut menginap—bau knalpotnya membuatku merinding. Dan kurasa anak ini tidak menunjukkan tanda-tanda ingin pulang, makanya kuculik dia."
"A... rubah biru bercahaya itu...?"
Rubah yang ukurannya jauh lebih besar dari hewan sejenis yang baru disebutkan Lake sedetik lalu itu mengangguk sebagai balasan. Matanya masih mengawasi makhluk tak dikenal yang tampak tak ingin menjauhkan wajahnya dari milik anak itu, tapi rubah itu juga masih merespon terhadap apapun yang ditujukan padanya. Sedangkan sosok ini, yang lambat-laun mata Lake terbiasa menatap terangnya makhluk di hadapannya, masih mengeluarkan senyum yang sama dan sedikit menyeramkan.
"Tak buruk. Mereka benar-benar serupa. Tapi kurasa yang ini lebih membosankan, ya?"
"Jangan tersinggung. Val tidak suka melihat orang-orang pintar yang memiliki kepercayaan diri dan punya kendali penuh atas diri mereka sendiri—alias, dia jauh lebih kepingin kakakmu yang menyapanya pertama kali," bisik pihak lain yang beberapa saat lalu sempat membuatnya serasa ingin mati. "Oh, ya, dan namaku Ziekh. Tak ada marga atau nama belakang, karena aku tidak lahir dari manusia dan lebih suka menyamar jadi anjing rumahan."
Lake berasumsi dia ini juga bagian dari makhluk aneh yang tidak hanya asal bicara, tetapi benar-benar bisa melakukannya; berubah wujud.
"Aku hanya akan menyapa sampai kami bertemu kakakmu. Oh, ya, dan dimana anak it—"
Craasshhh!
Mata Lake membulat sempurna ketika sosok di hadapannya baru saja menoleh dan kurang dari sedetik berikutnya, terdengar suara seperti tusukan yang dilayangkan di punggung. Sosok itupun sepertinya juga agak terkejut, kendati dirinya baru saja ditusuk tanpa ragu oleh seorang yang tak bisa ia deteksi keberadaanya, begitupula para rubah yang sebelumnya tunduk; kini mereka menggeram penuh dan siap menyerang si pelaku jika saja tangan makhluk yang seperti habis disiram susu itu terangkat ke udara, menghentikan penjagaan yang ditujukan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things That Bring Me To You
General FictionTerus kedapatan sinyal akan kedatangan hal luar biasa seakan sudah jadi santapannya sehari-hari. Mulai dari tragedi ribuan telur, hingga pasukan hewan berkaki empat yang menginvasi rumahnya bertindak seperti tempat itu adalah markas, semua itu diyak...