Lee taeyong
.
.
(18+)Hai aku seorang desainer yang sedang naik daun karena menciptakan sebuah gaun yang indah dan memenangkan kontes ternama. Aku dijuluki 'white girl' i dont know why..
Tapi aku menyukai julukan itu
Namun aku benci ketika 'dia' datang dan julukan ku berubah menjadi 'ratu ular'
"Mereka semua benar sayang"
Bug!
Aku menutup buku tebal itu dan melirik tajam kearah laki-laki yang baru saja menikahi ku 5 bulan lalu. Aku benci dengan nya.
Well.. dia tampan dan kaya, aku suka itu tapi tidak dengan sikapnya.
"Berhentilah menatapku seperti itu" aku tak menjawab apa-apa dan langsung meninggalkan nya pergi ke dapur.
Sesampai didapur aku menuang air ke gelas namun belum saja meminumnya, sebuah tangan melingkar dipinggang.
Cup!
Dia mengecup leherku sambil berbisik "aku menginginkan mu.."ucapnya dan aku melepas pelukan itu lalu berbalik dengan pisau ditangan. Aku menaruh pisau itu dilehernya sebagai tanda ancaman. Namun laki-laki itu biasa saja dan tersenyum bangga.
"Lakukanlah jika kamu ingin sayang"ucapnya sambil menekan pisau itu yang membuat lehernya mulai mengeluarkan darah. Aku menggertakkan gigi lalu melepas pisau itu sambil berdecak kesal.
Sial.. kalau saja saat itu aku tidak menerimanya. Iblis itu!
Aku pergi ke kamar dan bersiap-siap pergi ke kantor, aku ada janji bertemu klien hari ini. Kurasa aku tidak boleh telat.
Brak!
Aku menghela nafas berat ketika melihat taeyong menghalangi jalanku dengan berada diambang pintu kamar. Dia hanya diam dengan tatapannya yang seperti biasa, tajam.
"Minggir, aku mau kerja."
"Kamu belum berhenti? Emang uang yang aku kasih belum cukup? Mau aku transfer lagi?"
Aku berdecak kesal lalu menatapnya tajam. "Aku mau kerja taeyong."
Dia membungkuk sedikit dan menunjuk pipinya "cium dulu baru boleh pergi"ucapnya sambil tersenyum lalu aku menamparnya dengan kencang
"Puas?"ucapku dengan tatapan sinis tapi taeyong hanya tertawa lalu bergeser membiarkanku pergi.
Rumah sudah seperti neraka bagiku.
.
."Berantem lagi?" Tanya seniorku ketika mendengarku yang terus menghela nafas dengan berat. Aku memijit pelan tengkuk leherku, lelah rasanya.
"Yah.. seperti biasa.."
"Sini aku pijetin"ucap Sehla yang merupakan teman dekatku, dia baik dan kami sudah lama berkenalan ketika aku mulai bekerja menjadi desainer.
Pagi tadi Klien ku meminta sebuah gaun untuk acara penghargaan nanti. Dia seorang model yang baru saja memiliki kekasih seorang photografer. Banyak komentar pro dan kontra.
Ting!
Aku tersenyum saat melihat klien ku baru saja post foto dimedia sosial, acaranya lancar dan mendapat banyak pujian.
Yeoula_kimm
❤3jt 💭200rb
Yeoula_kimm: I'm glad everything is fine!
Komentar^
Starr-354: omg! Your performance this time is amazing!
Kyrinaaa: I'm jealous, you're so beautiful tonight!"Dia pasti sangat bahagia"ucap sehla yang ikut membaca komentar pujian itu. Aku mengangguk, ikut senang rasanya jika melihat orang lain bahagia.
"Oh ya.. nanti aku boleh mampir ke rumahmu?
"Kalo gitu bareng aja pulangnya" sehla mengangguk lalu pergi ke mejanya untuk mengambil tasnya dan ikut pulang bersamaku.
Sesampai dirumah aku menyuruh sehla untuk menunggu diruang tamu selagi aku menyiapkan minuman.
Enghh.. ahh..
Langkahku berhenti saat melewati kamar, desahan? Taeyong bawa pelacur kah? Atau dia menonton film dewasa?
Aku membuka pintu kamar dan tebakanku benar, rupanya dia membawa pelacur. Dia dan wanita itu berhenti main dan menoleh kearahku. Taeyong tersenyum "oh? Kau sudah pulang?"
"Cepat selesaikan,dan jangan minta kepadaku untuk membersihkan seprai yang sudah kotor dengan spermamu dengan jalang itu."ucapku dengan tatapan sinis lalu taeyong mengangguk sambil tersenyum dan kembali bermain.
Memang sudah sakit otak laki-laki itu. Hahh, aku baru saja mendapat ketenangan di kantor. Pulang kerja malah dibuat kesal.
"Ada apa?"aku menggeleng dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa, aku menaruh dua cangkir ke meja. Satu untuk sehla dan satunya lagi untukku.
Aku berbincang sebentar dengan sehla sebelum taeyong datang dengan kaos putih dan rambut yang masih basah. Sepertinya dia sudah mandi.
Sehla bangkit dan memperkenalkan diri ke taeyong, namun jawaban laki-laki itu adalah.. "oh" yang membuat sehla sedikit mengerutkan keningnya.
Taeyong duduk disampingku lalu merangkul bahuku, "kamu sudah makan hm?"
"Aku tidak lapar"jawabku sambil melepas rangkulan nya
"Baiklah, mau nasi goreng? Aku buatkan sekarang ya?"ucap taeyong yang bangkit dari duduknya dan pergi ke dapur.
"Ternyata suami lo manis juga ya? Perhatian lagi"ucap sehla sambil tersenyum kagum kearah taeyong yang mulai berjalan menjauh.
"Suka? Gua bisa bantu lo buat nikah sama dia"ucapku sambil meminum teh yang sudah mulai dingin.
"H-hah?a-aku cuma bercanda kok.."
"Aku serius"ucapku sambil tersenyum lembut kearah sehla, membuat wanita itu tersenyum malu-malu.
.
.
Di dapur aku mengambil sedikit camilan manis dari lemari dapur, "sehla suka sama kamu, besok nikahin gih dia"ucapku yang membuat taeyong berhenti memotong sayur."Maksudmu?"tanya dia dengan nada serius namun aku tak menjawab apa-apa, sebelum dia bertanya kembali pelacur tadi keluar dari kamar dan menemui kami. Dia memulai topengnya. "Sayang, baju yang kamu berikan kegedean.."ucap pelacur itu sambil memperlihatkan tubuhnya yang hanya memakai kemeja taeyong.
"Ada baju lain ga? Um? Kamu lagi masak? Aku mau bantu, boleh ga~"
Taeyong tersenyum lalu mengelus kepala wanita itu, "boleh kok"ucap taeyong sambil memegang tangan wanita itu. "Ah! Aku mau minjem ini boleh ga?"tanya pelacur itu sambil memperlihatkan sebuah cincin yang terpasang disalah satu jarinya. Itu cincinku, cincin pernikahan yang sengaja aku taruh di meja rias.
Aku hanya memutar bola mata dan menatap mereka dengan jijik, taeyong menyukai wanita itu? Seleranya lumayan rendah juga ya.. mungkin kalau sehla masih bisa kuterima.
"Cincin.."gumam taeyong memegang jari wanita itu dan melihatnya sebentar sebelum dia memotong jari itu, teriakan wanita itu terdengar sampai ruang tamu. Sehla pergi ke dapur dengan terburu-buru, dia pikir aku dalam masalah tapi tidak.
"A-astaga.." pemandangan yang mengerikan, wanita itu berteriak keras dengan darah yang masih keluar dengan deras dari jarinya, taeyong mengambil cincin dari potongan jari itu lalu mencucinya. Aku? Hanya diam dengan wajah datar.
"Sayang, sudah kubilang jangan dilepas Nanti hilang"ucap taeyong sambil memasangkan cincin itu ke jariku
"Sebentar ya? Aku mau ngurus tikus ini dulu"ucap taeyong lalu mengecup keningku sebentar sebelum ia mengambil pisau dan menghabisi pelacur itu.
Aku menoleh kearah sehla yang masih kaget dengan apa yang dilihatnya, mata kami bertemu. Aku tersenyum kecil sambil berkata
"masih ingin menikahinya? Aku bisa bantu"
KAMU SEDANG MEMBACA
.Diaryku.
RandomHanya menumpahkan beberapa cerita random yang saya tulis. And my imagination ✔Fiksi ✔Kpop