relationship without status

5 1 0
                                    

(Jeonghan)

Hari ini adalah hari pertama aku memulai kelas 12. Cukup gugup, hari pertama tentu aku tidak mengenal semua orang yang ada dikelas itu. Namun semakin lama aku semakin mengenal mereka. Hingga hari itu aku dan dia bertemu,

"Haii kamu Y/n kan??"ucap nya yang membuyarkan lamunanku. Seorang pemuda yang pertama kali berani berbicara padaku. aku mengangguk lalu dia tersenyum dan memilih duduk disampingku, setelah menaruh beberapa buku nya dimeja dia kembali bertanya "kamu udah tugas matematika yang halaman 13?"tanya dia lalu aku menggeleng, aku sedikit tertawa dan menjawab "percuma kamu nanya, aku aja ga paham sama sekali"ucapku sambil tertawa. Dia ikut tertawa dan mengangguk paham. "Ternyata kamu orang nya juga asik yaa"ucap nya lalu mengulurkan tangan sambil menyebutkan nama nya "aku jeonghan"ucapnya

Aku tidak tahu bahwa obrolan kecil itu menjadi sebuah kelanjutan antara aku dengan nya. Semua orang melihat kedekatan itu langsung menyimpulkan bahwa kami memiliki hubungan.
Namun walaupun kami dekat, aku tetap tidak menyukai bahwa hubungan kami begitu dikenal banyak orang. Apalagi kami belum pacaran..

"Mau ke kantin bareng?"tanya dia namun aku menggeleng, dia kebingungan melihat wajahku yang terus menahan sakit lalu ia kembali bertanya "kamu kenapa?"tanya dia kembali, "aku punya masalah..."ucapku, ada rasa ingin memberitahu namun juga malu, Dia hanya memasang wajah bingung sampai aku memberanikan diri untuk meminta tolong pada nya.

"Aku.. lagi dapet.."ucapku dengan nada pelan sambil menahan malu, dia langsung mengerti dan wajah nya sedikit berubah menjadi khawatir

"Sakit ya? Mau ke uks?"tanya dia, aku menggeleng dan menjawab "gapapa, aku bisa kok"ucapku sambil berusaha tersenyum.

"Kamu mau nitip sesuatu ga dikantin?"tanya dia, aku tampak berpikir sebentar sebelum menjawab "aku ingin susu.."ucapku, Dia mengangguk lalu melangkah pergi disusul dengan teman nya. Selang beberapa menit, dia kembali ke kelas lalu menaruh satu kotak susu vanilla. Aku berniat mengganti uang nya namun dia malah menolak, aku menjadi tidak enak hati..

Sial nya saat itu aku tidak membawa jaket, aku mencoba memberi kabar dan bertanya pada teman-temanku di kelas lain, namun mereka semua tidak ada yang membawa jaket. Bagaimana nanti aku pulang? Entah mengapa disaat situasi seperti ini aku selalu teringat dia. Dan selalu meminta pertolongan dia..

Kita satu kelas tapi aku tidak berani memanggil nya jadi aku mengambil handphone dan membuka SMS, jari ku dengan lincah mengetik diatas keyboard dan mengirim pesan pada pemuda itu.

"Jeonghan"

"Iyaa?"

"Gimana ya aku pulang.. aku ga bawa jaket. Temen aku juga pada ga punyaa"ucapku,

"Bentar yaa"jawab dia.

Setelah mengetik pesan itu dia bangun dari duduk nya dan melangkah menemuiku sambil membawa jaket nya yang berwarna coklat.

"Ayo bangun, aku bantu"ucap nya sambil membuka jaket itu, aku sedikit gugup dengan perlakuan nya dan hanya bisa menurut.
"Maaf ya ngerepotin kamu terus.."ucapku dan dia menggeleng cepat sambil tersenyum "engga kok. Aku malah suka"ucap nya,

Hari itu dia banyak menolongku, tentu itu terus membuatku selalu teringat. Namun selain itu, dia juga diam-diam menjagaku dari kejauhan.

Tapi karena itu juga masalah pun muncul.. aku sudah tau bahwa dia menyukaiku begitu juga denganku. Namun aku tidak bisa memulai hubungan karena takut dengan masa lalu ku yang kurang beruntung terhadap percintaan.

Aku tidak tahu apakah aku salah atau tidak. Tapi akhir-akhir ini setiap bertemu seorang pemuda, aku pasti akan menilai nya dari cara dia mengobrol atau meresponku dan tentang latar belakang nya. Jeonghan salah satu pemuda yang membuatku takut untuk memulai hubungan kembali. Selain dia terlihat ramah, memiliki banyak teman, dia terlihat seperti hanya penasaran terhadapku.

Sampai suatu hari aku berkata, "jeonghan, aku juga suka sama kamu. Tapi aku gamau pacaran.."ucapku, dia mengangguk paham dan menjawab "aku setuju dengan mu"ucap nya namun kata-kata itu berubah setelah 2 hari kemudian..

"Y/n. Aku gabisa kaya gini, kalo kita gaada hubungan apa-apa, gimana caranya aku ngejaga kamu dari cowo-cowo yang ngeganggu kmu?"

Kata-kata itu benar. Namun membuatku kecewa, ini tidak seperti kata-kata dia sebelum nya. Aku hanya bisa menghela nafas dan menghentikan ini semua, "mending kita udahan aja hubungan kaya gini."ucapku, mendengar jawaban itu dia kaget sekaligus bingung. Dan.. masalah itu menjadi besar, aku mulai enggan berbicara dengan nya, bahkan tidak ingin menatap nya.

Sampai suatu hari dia menemukan kesempatan untuk mengobrol kembali, dan dia bertanya.. "aku kaget kamu tiba-tiba minta udahan. Padahal masalah nya cuma kecil, kenapa?"tanya dia, entah mengapa saat itu aku merasa terperangkap dalam perasaanku sendiri. Aku takut dengan nya dan hanya ingin menjauh, dan bodoh nya aku membuat kesalahan yang harus nya tidak ku lakukan. Aku menceritakan masa lalu ku, Mungkin respon dia baik, dia mendengarkan dan wajah nya terlihat khawatir dan sedikit marah. Namun aku juga menyesal telah bercerita.. rasanya seperti aku membuka aib ku sendiri.

Namun dia berkata, "aku seneng kamu banyak cerita ke aku. Engga cuek kaya kemarin" sial banget, rasanya aku ingin menyukainya kembali namun aku mulai sadar bahwa semakin jatuh cinta aku semakin bodoh. Aku mulai mencari cara untuk memutus hubungan dengan nya, aku memberitahu bahwa pilihanku tetap tidak ingin memulai hubungan, dan perlahan menjauh.

Sangat susah untuk bersikap tidak peduli dengan kehadiran nya, dan itu membuatku juga sakit. Namun hari demi hari aku mulai fokus pada diri ku dan teman-teman sekitar. Aku berusaha membenci nya agar tidak teringat kembali kenangan dulu. Dan kehadiran teman-teman disekitarku cukup membantu, mereka selalu membantu dan sesekali juga bercanda.

Itu membuatku lebih fokus terhadap dunia ku sendiri. Sampai suatu hari aku melihat jeonghan sering menghabiskan waktu dengan sahabat perempuan nya, mereka mengobrol bahkan terkadang jeonghan banyak tersenyum akibat sahabat nya itu. Sakit, banget.

Tapi jika aku melihat sekeliling, dimana banyak adik kelas sibuk dengan kegiatan mereka dan orang yang berlalu lalang. Aku selalu mendapatkan kesenangan. Apalagi teman ku selalu ada disamping.

Saat itu aku menatap langit cerah dan angin yang sejuk. Aku sedikit tersenyum, untung saja aku tidak lagi terlibat dengan nya. Karena aku yakin akan ada laki-laki yang jauh lebih dewasa, mengerti, dan mencintai dengan perasaan yang besar. Tatapanku yang memandang langit perlahan turun dan menatap beberapa murid keluar dari ruangan laboratorium. Salah satu dari mereka ada seorang pemuda yang masih memakai jas lab dengan beberapa buku yang dia bawa, pandangan nya tidak sengaja menatapku  namun saat tatapanku tidak lepas dari mata nya, dia malah terus menatapku sampai mata nya menyipit dan bibir nya melengkung ke atas.

Aku tidak pernah melihat pemuda itu. Siapa dia?

Seorang pemuda lain menepuk pundak nya, "Joshua. Lo ngelamun ya? Yok ke kelas"ucap pemuda itu, pemuda bernama joshua itu mengangguk dan menyusul langkah teman nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

.Diaryku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang