1. The beginning

4.4K 253 13
                                        

Minggu pagi, Tata mengunjungi gereja untuk beribadah seperti biasanya. Dia selalu senang berada di rumah Tuhan.

Setelah beribadah, Tata berjalan santai ke arah halte yang ada di depan gereja, karena tadi dia berangkat diantar supir pribadi keluarganya.

Hari ini Tata rencananya mau mampir ke tempat bestai nya yang lagi sakit, ga tau deh sakit apa. Paling akal-akalan doang, tapi sebagai sahabat yang baik Tata tetep mau jengukin sahabatnya sejak SMA itu.

Lama menunggu, bus yang biasanya beroperasi gak muncul juga.

"Nih bus niat kerja ga si? Masa udah hampir sejam nungguin belum ada juga." Tata mendumel. "Jalan aja kali ya? Yaudah jalan kaki."

Apartment tempat tinggal Tessa memang tidak terlalu jauh, tapi untuk ukuran Tata yang jarang olahraga tetap saja melelahkan.

...

Setelah 12 menit berjalan kaki, Tata akhirnya sampai di sebuah gedung apartment tempat sahabatnya itu tinggal. Sebelum naik ke unit milik Tessa, Tata mampir sebentar ke coffeeshop yang ada di lantai satu gedung itu.

Kalau ada yang tanya kenapa? Ya haus bro, bayangin aja jalan kaki sama orang yang jarang olahraga plus kemana-mana selalu ada supir yang siap mengantar.

Tata berjalan santai ke arah lift yang akan membawanya ke lantai 12 dimana unit sahabatnya itu berada sambil mengabari Tessa kalau dia sudah sampai, saking fokusnya pada handphone ngebuat Tata tidak terlalu memperhatikan jalan di depannya hingga menabrak seseorang dan otomatis coffee latte ditangannya juga tumpah ke baju orang itu.

"Eh, sorry kak. Saya ga fokus jalannya." Ucap Tata ngerasa ga enak sama mas-mas yang ditabraknya.

Pria itu hanya berdecak. "Gak apa-apa, lain kali jangan main handphone pas jalan." Katanya.

"Iya, kak. Maaf ya, ini bajunya ga mau diganti?"

Pria itu mengangkat alis bingung sama pertanyaan Tata. "Ganti?"

Tata mengangguk "Kan biasanya orang-orang habis ketumpahan minum suruh ganti."

"Kamu kebanyakan baca fiksi." Ucap pria itu berlalu dari hadapan Tata.

Tata yang masih ngerasa gak enak mengejar pria itu. "Kak! Ini beneran kan gausah diganti?" Tanyanya memastikan, bukannya gimana ya. Tata tau kemeja yang dipakai cowok di depannya ini meski keliatan simple tapi keluaran merk ternama yang harganya ga usah ditanyain berapa.

Pria itu mengangguk, "saya justru berterimakasih, gara-gara kamu saya jadi punya alasan ga datang buat makan siang konyol dengan anak teman mama saya."

Tata tersenyum, meledek tepatnya. "Kakak mau dijodohin ya? Udah tua berarti."

Pria itu hanya berdecak sambil berlalu, sementara Tata melanjutkan perjalanannya ke tempat Tessa.

...

Tata mengetuk pintu apartment Tessa, gak butuh waktu lama sampai sosok Tessa muncul membukakan Tata pintu dan nyuruh dia masuk.

"Kok lama banget si, Ta?" Tanya Tessa begitu Tata masuk dan langsung menuju dapur.

"Gue jalan kaki kesininya tau!, Mana tadi nabrak orang di bawah." Jawab Tata sedikit mendumel.

Tessa mengernyit bingung. "Supir lo mana?"

"Tadi abis gereja gue suruh pulang, kan biasanya ada Neo Bus depan gereja. Tapi tadi gak ada."

"Terus tadi lo nabrak siapa?"

"Mana gue tau! Bajunya kotor gara-gara ketumpahan kopi gue, mau ganti rugi dianya nolak. Puji Tuhan gak jadi keluar duit." Jelasnya.

Perfect Us(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang