6. Interlude : Question

425 98 21
                                    


Kini Jay berada di kastil klan witch yang tak lain tempat tinggal K dan 1 adiknya.

Bagaimana dengan pelayan??

Jangan lupakan mereka itu klan Witch. Bahkan hanya dengan sepatah dua patah kata, bangunan hancur pun bisa kembali utuh seperti sediakala.

Saat Jay memasuki wilayah klan witch, ia mendapat banyak tatapan tajam seakan ingin menerjangnya saat itu juga kala berpapasan dengan klan witch lain. Beruntunglah ada K di sampingnya. Para witch itu terlihat ingin sekali memprotes keberadaan Jay, tapi tetap saja bungkam dengan sedikit lirikan Sage mereka.

"Mau minum apa?" Ujar K begitu memasuki ruang pribadinya yang hanya berisi sofa single menghadap ke arah jendela besar yang dibiarkan terbuka. Membuat tirai merah yang diikat di kedua sisinya berterbangan.

Jay mengendikkan bahu tanda tak masalah dengan minuman apapun yang akan disajikan. Ia justru memilih melenggang bebas mendaratkan bokongnya di satu satunya tempat duduk diruangan itu, yang tentu notabenenya milik sang pemilik ruangan.

Sebenarnya K ingin protes karna sofa kesayangannya ditempati orang lain. Bahkan adiknya sebagai satu satunya keluarga yang dia punya pun tak pernah duduk di kursi itu. Tapi melihat wajah kusut Jay, ia jadi sedikit tidak tega untuk menyuruh tamunya itu berdiri atau duduk dilantai. Jadilah ia mengalah dengan berdiri menyandar pada jendela.

Sebuah nakas berisi nampan dengan teko dan beberapa gelas kecil nampak terbang dari arah pintu masuk mendekat kearah mereka sesaat setelah K berguman "accio."

"Alohomora." Ujar K setelahnya. Pintu masuk tersebut berderit pelan sebelum kemudian tertutup sempurna.

Sedikit mengerikan untuk dilihat. Namun terimakasih karna Jay sudah terlalu sering berada di dekat Ni-ki atau pun Heeseung, jadi benda terbang atau pintu yang terbuka dan tertutup tanpa di sentuh tidak lagi membuat Jay berfikir tentang keberadaan makhluk tak kasat mata walau terkadang ia berfikir kalau teman temannya merupakan reinkarnasi dari makhluk yang memiliki dimensi tersendirinya itu.

Tanpa disuruh atau dipersilahkan, Jay langsung menuang minuman dari teko ke gelasnya dan segera meneguk habis minuman tersebut. Rasa manis dan harum yang khas membuat Jay yakin kalau minuman yang disuguhkan K itu tak lain jasmine tea favorit Sunoo.

Ah.. bicara tentang Sunoo....

Sepertinya K mengajaknya mampir untuk berbincang pasal temannya itu.

"Cowok yang tadi.... lo kenal dia?"

Jay mengernyit. Dugaannya terbukti benar dengan sendirinya. Ia kira K akan berbelit belit bertanya tentang Sunoo untuk sekedar menjaga perasaaannya. Tapi nyatanya pria dingin di hadapannya justru langsung to the point.

"Hmm.. gua gak yakin, dia gak punya aura Sunoo yang gua kenal."

Kini gantian K yang mengernyit. Sepertinya Jay salah kaprah dengan pertanyaannya. Yang K tau Sunoo itu nama dari salah satu teman dekat Jay, yang ia sendiri pun tak tau wajahnya.

"Yang jangkung itu temen lo, Sunoo?"

Eh....

"Jangkung?" Ulang Jay. Otaknya loading sebentar. Seingatnya kan tinggi badan Sunoo itu sederhana. Jadi siapa yang sebenarnya K maksud??

"Maksud lo... Daniel?" Jay menyuarakan isi hatinya ragu.

"Lo kenal Daniel?!" Kaget K. Pasalnya hanya ada satu nama Daniel yang ia tau.

"Justru tadinya gua pengen nanya perihal Daniel ke lo, karna dia udah seenaknya bunuh guru baru di sekolah gua. Gua kira dia salah satu klan lo yang demen ngincer mudblood."

Expeliarmus | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang