7. Intro : Whiteout

365 88 6
                                    



"Woy! Bang Jungwon! Pelan pelan ih! Perih!" Teriakan Ni-ki menggelegar di kamar Heeseung.

Siapa lagi yang manggil Jungwon abang kalo bukan kerak neraka satu itu. Untungnya kamar itu udah di mantrain mufliato, biar kedap suara.

"Ambigu anjing_-" Heeseung menyahut.

Jake keselek kuah ramyeon.

Jungwon nyengir.

Sunghoon? Ngebug.

Kamar Heeseung berisik dengan Ni-ki yang ngedumel kata kata kasar gacoannya.

Sekarang mereka lagi nonton drakor sotong game.

Itu loh.. drakor yang lagi ngehits yang isinya orang orang mainan game bocil, yang menang dapet cuan, terus yang kalah qo'id.

Nah Ni-ki sama Jungwon udah nonton episode pas orang-orangnya maen jembatan gantung ala-ala yang ada lampu remangnya. Mereka berdua taruhan nomer berapa aja yang bakal sampe diujung jembatan. Kalo misal ada gacoan yang kalah, keningnya disentil.

Dari awal gacoan Ni-ki udah kalah terus, makanya dia pundung sambil nabung dosa itu congor.

//Gedubrak!!

Suara jatuh yang cukup keras dari arah bawah menyita perhatian. Tanpa babibu mereka keluar berlarian dan saling dorong menuruni tangga yang tepat berada depan kamar Heeseung. Kepo karna terdengar suara Jay mengaduh mendominasi.

"BANG K BIADAB!! ANJ......Eh... hai tante...." Jay ngamok, tapi di pendem pas liat bunda Heeseung lewat.

Wajar Jay kesal, dia kan baru di teleport secara paksa oleh K, membuatnya mengaduh kesakitan karna pendaratan yang tidak sesuai ekspektasinya.

Di anak tangga terlihat 5 temannya mengaduh sakit perut karna menertawakannya. Sedangkan bunda Heeseung hanya geleng geleng liat Jay yang sibuk ngelus bokongnya sambil cengar cengir di lantai. Beliau inisiatif ingin membantu teman anak bungsunya itu, kalau saja tidak keduluan tangan mungil yang gemuk menarik lengan Jay untuk berdiri.

"Lain kali hati-hati Jay." Titah bunda Heeseung.

"Siap tant! Apasih yang nggak buat tante." Jay nyengir kuda sambil ngewink sampai bunda Heeseung berjalan keluar rumah.

"Emak emak pun lo serobot:)" Sunghoon nyela.

"Rela gua jaga kantin mie jablay belakang sekolah dari pada punya bapak tiri bangsat macem lo." Heeseung ikutan.

Teman temannya nampak masih setia menertawakannya. Tapi justru yang mengganggu perhatian Jay hanya tangan gemuk yang masih setia menepuk nepuk bagian belakangnya, mengusir debu yang mungkin ada disana.

Dan baru kali ini Jay merasa kalau berpura pura tidak tau itu lebih sulit ketimbang menerima kebohongan. Ia memejamkan matanya sedetik, mengusir deretan rasa bingung yang hinggap.

"Apasih noo! Gua cuman maen bentaran di tempat bang K. Gak gelud guling guling ditanah kayak kucing lamaran_-" Sergahnya merangkul bahu Sunoo.

"WEH GUA BAWA KABAR GEMBIRA UNTUK PARA KAUM PEMUJA KETAMPANAN PARK JAY!" Congor Jay mulai mode on.

Ia menuju kamar Heeseung mendahului temannya yang lain yang masih setia menghapus jejak air mata yang tertinggal karna puas menertawakan kedatanganya.

Barulah setelah semua berkumpul, pintu kamar ditutup rapat. Para pasangan kuping tampak menunggu gossip yang di tabung Jay.

Expeliarmus | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang