10. I Need The Light

327 76 9
                                    



Ni-ki menguap. Matanya melirik kesana kemari. Melirik ke sebelah kanan dimana Heeseung tidur tengkurep, lalu sebelah kiri dimana Jay mendengkur halus dengan bertelanjang dada, lalu melirik lagi kearah jam dinding yang menunjuk pukul 03.22 am.

Hah... hatinya sedikit kesal kenapa ia harus terbangun di waktu tenggang antara pagi dan malam. Kalau sudah terbangun beginikan susah untuk kembali ke alam mimpi.

Ia merangkak turun dari kasur kingsize spray hijau tua polos itu dengan meminimalisir suara dan gerakannya agar tak menggangu ke 2 titisan dajjal yang masih bergelud si alam lain.

Ia mendudukan diri di sofa single dalam ruang kamar Jay. Kakinya ia luruskan pada meja kaca didepannya. Matanya terpejam, menimang nimang apa yang dapat ia lakukan untuk menghabiskan jam menuju pagi ini.

Sebenarnya untuk ukuran orang biasa, bermain ponsel pun cukup untuk lupa waktu. Tapi jelas berbeda jika dibandingkan dengan manusia jadi-jadian yang terlalu hyperaktif macam Ni-ki. Begitu banyak fikiran konyol melintas di otaknya yang penuh limbah kebangsatan.

Ia ingin berkeliling kastil, tapi wajahnya sudah kembali ke sosok aslinya, bukan lagi sosok Jungwon. Sesekali ia menggerutu mengenai efek polyjuice yang terlalu sebentar dan fikirannya mulai bertraveling bagaimana membuat sesuatu yang bisa mengubah seseorang menjadi wujud orang lain, lebih baik dari ramuan sihir menjijikan itu.

Otaknya mulai berkelana lagi, mencari sesuatu yang dapat ia fikirkan.

"Daniel." Ia menggumam kan nama itu lirih. Ada begitu banyak fikiran yang bisa ia fikirkan, tapi perihal Daniel selalu terlintas. Membuatnya mau tidak mau mengingat wajah tengil bocah jangkung itu saat membunuh.... eh? Membunuh?

Ni-ki ingat jelas raga guru barunya menghilang ketika mantra 'avada kedavra' mengenainya. Biasanya siapapun yang terkena mantra itu, kalau dia lemah, nyawanya akan hilang ditempat dengan raga yang utuh, sedangkan kalau yang kuat, minimal dia akan menangkis dengan mantra lain atau terpental. Tidak pernah Ni-ki melihat kasus avada kedavra yang sampai menghilangkan raga.

Jadi yang ia pertanyakan ialah, apa benar guru barunya itu terbunuh?

Dan kenapa juga ia baru sadar akan hal itu?

Sunoo bilang Daniel itu ras baru dibawah klan Beast, mungkin itulah kenapa cahaya sihirnya berbeda.

Lalu dia sendiri apa?

Pernah sekali ia bertemu mudblood seumurannya yang tidak ia ceritakan pada ke 6 teman yang merangkap sebagai orang tuanya itu, karna mereka melarang Ni-ki bertemu atau bahkan berteman dengan mudblood lain dengan alasan agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan mereka semua, yang jelas bersangkutan dengan status mudbloodnya.

Mudblood yang ia temui benar-benar sangat baik. Ia selalu membuat Ni-ki tertawa dengan tingkah polosnya. Walau mereka hanya bermain sehari, tapi teman pertama se-klannya itu membuat Ni-ki merasa bahwa dia tidak sendiri. Memang kenyataannya dia tidak sendiri karna memiliki Heeseung dan yang lain yang selalu disisinya, tapi jika harus membandingkan dengan keberadaan teman mudbloodnya, Niki kesulitan memilih.

Ia kembali mengingat sekilas ucapan teman mudbloodnya, saat mereka saling berbagi cerita mengenai keluarga masing-masing.

"Ni-ki tau alesan mereka nerima Ni-ki?"

Berkat 1 kalimat itu Ni-ki jadi sering kali memikirkan alasan ke 6 temannya mau menyelamatkan dan merawatnya sampai sekarang. Sungguh sangat tidak mungkin jika alasannya hanya karna kasihan ataupun sayang. Mengurus mudblood bukan hal mudah. Menjaganya dari ratusan tangan yang berniat membunuh sampai mengajarkannya mengontrol dan menguasai sihir tak peduli kalau mereka sendiri yang terluka.

Expeliarmus | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang