16. Let Me In

88 8 0
                                    

Sudah hampir 3 hari Ni-ki masih tidak mau membuka suaranya. Dari saat kembali dari wilayah klan witch, ia mengunci diri di kamarnya di mansion Heeseung. Dari Heeseung dan yang lain, sampai kakak dan ibunda Heeseung pun tak mampu membujuknya keluar kamar untuk sekedar makan.

Tadinya Heeseung dan yang lain ingin memaksa Ni-ki keluar, tapi ayah Heeseung bilang untuk memberinya waktu. Biar ia perkuat penjagaan wilayahnya agar Ni-ki tak bisa kabur.

Awalnya mereka ingin menutupi hal ini dari semua orang. Namun ternyata keluarga Heeseung adalah salah satu pihak yang mengetahui isi ramalan akan keberadaan Ni-Ki. Itulah alasannya keluarga Heeseung berperan banyak dalam merawat Ni-ki. Sudah lama ayahnya ingin membawa Ni-ki ke dimensi rahasia yang dibuat para tetua klan untuk menjaga mudblood itu. Sebut saja dimensi mudblood. Tapi melihat anak bungsunya begitu menyayangi Ni-ki, ia menunda niatnya sampai akhirnya mereka tahu hal itu duluan.

Bukan ia tega membiarkan Ni-ki merasa sendirian, hanya saja ia tau kapasitas mulut ke 7 orang itu bisa menyaingi satu ras. Jadi daripada mereka keceplosan, lebih baik ia merahasiakannyakan?

"Gimana bang? Ni-ki masih belum mau keluar?"

Heeseung menggeleng sebagai jawaban ketika Jay mampir kerumahnya sepulang sekolah. Yang lain bilang malam nanti mereka akan berkumpul disini untuk kembali bergantian membujuk Ni-ki. Kecuali Sunoo. Karena ia benar-benar hilang tanpa kabar dari hari itu sampai sekarang. Dan mereka tidak ada yang bisa menghubunginya sama sekali.

Sedangkan Ni-ki di dalam kamarnya masih belum mengubah posisinya yang duduk dilantai bersandar pada kasurnya. Wajahnya pucat. Terlihat sekali kalau ia belum makan atau pun minum sama sekali. Perih di lambungnya pun ia abaikan.

"Lucu ya bang, padahal gue udah excited bakal punya banyak temen. Tapi ternyata gue pun bukan bagian dari mereka. Haha." Suara parau nampak terdengar menyakiti tenggorokannya yang kering.

Mungkin kamarnya nampak tak ada satu pun eksistensi hidup selain dirinya. Tapi Ni-ki tau, salah satu abangnya datang.

Merasa terciduk, Sunoo keluar dari persembunyiannya dalam bayangan. Ia menatap sendu bocah yang terlihat sangat berantakan itu. Sesaat kemudian tatapan mata mereka bertemu.

Deg!

Sunoo terkejut sendiri dengan perasaan sesak yang tiba-tiba timbul di dadanya. Apa ini? Perasaan yang asing. Membuatnya tak tahan untuk bersimpuh memeluk Ni-ki. Sedangkan yang dipeluk tidak merespon apapun, tatapan matanya terlihat kosong.

"T...takut. D..dia jahat. Dia suruh Ni-ki bunuh semua."

"Tahan dia. Jangan biarin dia ngambil alih tubuh Lo. Bisa?"

"Tapi sakit.. badan gue sakit bang. Bunuh gue sekarang yaa.. please.. gue takut." Ni-ki meracau dalam dekapan Sunoo.

Sunoo perlahan mengeluarkan auranya dengan tujuan menenangkan Ni-Ki, memang tak sehebat aura healing milik Jungwon namun sepertinya cukup untuk membantu Ni-Ki. Terbukti pertahanan Ni-Ki yang mengendur tergantikan dengan dengkuran halus. Rupanya anak itu tertidur.

Dengan mudah Sunoo mengubah posisinya menjadi berbaring di kasurnya. Keringat dingin dengan ukuran biji jagung nampak jelas di pelipis Ni-Ki membuat Sunoo menatap iba adiknya itu.

Tak lama setelah ia mengirimkan telepati, Heeseung dan Jay segera berkumpul di kamar Ni-Ki. Mereka melihat kondisi kedua adiknya yang nampak jauh dari kata baik. Heeseung langsung sibuk menyeka bulir² keringat dingin Ni-Ki setelah memastikan Sunoo tidak terluka parah.

"Lo ada luka gak noo? Biar gue kasih tau Jungwon cepet kesini." Heeseung tentu masih khawatir dengan adiknya satu itu. Walaupun ia tau Sunoo tidak selemah itu.

Expeliarmus | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang