Yulia dan Kesya menghampiri Hardi. Hardi sedang berdiri sembari menelepon seseorang. Tadi dia memang sedang ngobrol ma seseorang. Orang itu pergi begitu saja setelah dapat panggilan telepon dari orang lain. Jadinya dia saat akan beranjak ke tempat di mana Yulia dan Kesya berada. Ponsel miliknya bergetar.
"Tidak apa-apa, Bu," ucap Hardi.
"Baik, nanti saya pertimbangkan lagi ..., iya Terima kasih kembali."
Yulia menunggu selesainya panggilan telepon dari Hardi. Kesya sudah kayak cacing kepanasan. "Dari siapa?" tanya Yulia.
"Dari orang tua murid, biasa, mereka suka ngeluh soal biaya pendaftaran ngajar," jawab Hardi tidak lupa senyum.
"Ma, makan yuk! Lapar nih?!" celetuk Kesya.
"Iya, Sayang. Tadi Om Hardi sedang telepon," balas Yulia.
Hardi jongkok sejajar dengan gadis cantik itu, Kesya dengan muka polos dan di buat-buat. Seakan dia teringat sosok seseorang yang sangat mirip sekali.
"Om Hardi sudah selesai teleponnya?" tanya Kesya.
"Sudah, kamu mau makan apa? Biar Om yang traktir," jawabnya ramah.
"Nelayan aja, Kesya pengin makan jala-jala," ucapnya berbinar-binar.
Yulia yang lihat sikap putrinya. Kadang dia merasa tidak enak hati pada Hardi. Hardi terlalu baik, saking baiknya, dia tidak bisa menolak apalagi keinginan Kesya. Sampai sekarang Yulia belum menjawab pertanyaan dari Kesya tadi. Beberapa menit yang lalu.
"Loh, katanya kamu mau makan burger kok sekarang--?"
Hardi berdiri, "Tidak apa-apa, mumpung aku juga mau makan," ujarnya.
Yulia bisa pasrah. Dia tidak ingin Hardi terlalu memanjakan Kesya. Tetapi apa yang bisa, Hardi dan Kesya terlalu akrab. Beda dengan laki-laki yang datang ke rumahnya. Janji buat Kesya.
Sampai di resto nelayan jala-jala, mereka mencari tempat duduk lebih lebar. Biar Kesya bisa makan sepuas dia inginkan nanti. Banyak aneka makanan di depannya. Sekarang dia tidak akan bisa menjaga image buat diet. Selera makannya sama seperti selera waktu dia makan berdua di Kimchu.
"Ma, habis makan ini, kita ke Amazon, ya! Itu loh, Ma, TimeZone," ucap Kesya.
"Iya, apa sih gak buat kamu," kata Yulia. Diambil sepotong lien hong kien. Makanan favorit Yulia ini.
Hardi yang lihat dua perempuan di depan, senang deh. Apalagi lihat wanita idamannya.
Beberapa detik, Yulia tertegun, Hardi mengambil tisu dan mengelap sisa saus mayones di sudut bibirnya. Kesya yang lihat pun merasa seperti pembunuh nyamuk.
"Ehem! Om, Om Hardi, mau gak pacaran sama Mama?" satu pertanyaan membuat Yulia hampir mati karena mulut Kesya tidak pernah dikondisikan.
Hardi malah santai, "Memang Mama kamu mau? Kayaknya Mama kamu gak bakal mau deh. Soalnya, Om takut ada yang cemburu," ucap Hardi pelan.
Yulia tentu dengar dong. "Kamu apaan sih? Om Samuel itu ...."
Yulia salah menyebutkan nama, "Maksud Mama, Om Hardi itu ...."
Kesya menciut wajahnya. "Om Sampul itu gak jelas Mama. Sama Om Hardi, aja! Toh, Om kayak gitu bikin Kesya malu menunggu."
Hardi tidak ikut campur, dia sebagai pendengar yang baik. Walaupun Yulia belum bisa lupain Samuel. Hardi bisa apa. Buat perjuangan cintanya. Kalaupun akhir Yulia tidak akan memilih dirinya menjadi pendamping hidup.
Yulia yang dengar itu, ingin membela tetapi malah suasana jadi berbeda. "Kemarin Mama sudah kasih tau ke kamu. Jangan terlalu percaya sama dia. Kamu saja ngeyel. Mau saja dikelabui omongan apalagi dia itu ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐱-𝐁𝐚𝐬𝐭𝐚𝐫𝐝 (Drama Romantis)
RomanceYulia berharap tidak akan bertemu pria yang sudah menyumbangkan sperma padanya. Pria yang tak bertanggungjawab dengan seenak jidat menghina Yulia seorang wanita jalang. Kekesalan Yulia sudah tak dapat dibendung lagi, untuk selamanya Yulia bersumpah...