Bab 10.

87 7 0
                                    

"By the way, yang wanita tadi itu Yulia, kan? Mantan jurusan Sistem informasi A?" tanya Andri, dia benar benar serius tanya.

Soalnya dari tadi dia lihat anak gadis kecil duduk satu meja dengan Hardi. Wajahnya mirip banget sama seseorang. Takutnya Andri salah tebak. Bisa bisa kena sambal saus jala jala nih.

"Ssst ... gak enak didengar sama anaknya, dicariin tuh Amira," usir Hardi.

Hardi tidak enak sama Kesya, kalau dia dengar sebutan nama mamanya oleh Andri. Bisa gawat nantinya. Andri tidak percaya apa yang diucapkan oleh Hardi barusan.

"Eh? Itu anaknya? Berarti gosip yang diomongin sama anak-anak dulu benar?"

Makin heboh kalau bahas soal masa lalu Yulia, bagaimana cara dia hamil. Dan dengan siapa dia berhubungan. Pastinya tebakan anak-anak di kampus enam tahun lalu itu tidak mungkin salah. Karena paling akurat segala informasi menyangkut tentang siapa yang pacaran dengan si A dan B. Lalu gosip panas, kalau si A ternyata selingkuh sama si D.

Hardi sekali lagi menajamkan dua mata ke Andri. Untuk menjaga privasi seseorang. Andri mengerti atas tatapan Hardi. Walaupun Hardi sampai sekarang masih bungkam untuk tidak membocorkan rahasia kepiluan dialami olehnya.

Yulia masih di kamar kecil / toilet biasa di sebut. Dia menarik napas dalam-dalam. Mengingat perkataan Kesya tadi. Bahkan menyebutkan nama Samuel di depan Hardi. Entah kenapa nama itu sulit dia lupakan.

Mungkin alangkah baik dia menenangkan diri di sini. Sembari membuang semua kenangan di mana dia terakhir bersama Samuel. Mungkin kenangan itu tidak akan bisa di lupakan oleh Yulia.

Mengingat di mana pertemuan terakhir dirinya dengan Samuel. Selama berbulan-bulan laki-laki itu tiba-tiba menghilang. Membuat hati dan perasaan semakin kacau. Yulia memang sosok paling gengsi. Ingin diperhatikan lebih dan dijadikan wanita yang paling spesial.

Padahal banyak wanita seperti Yulia menginginkan seorang laki-laki yang diperlakukan oleh Samuel. Rasa iri itu berdampak buruk untuk Yulia. Hati yang di tutup akhirnya terbuka, berikan kepada seorang laki-laki mana lagi bisa melumpuhkan.

Melihat Samuel berjuang bisa mendapatkan cinta Yulia. Hingga berbulan-bulan dan membantu menyelesaikan tugas kelompok, ujian, dan tugas paling mengesahkan untuknya pun dilakukan agar Yulia tau, bahwa Samuel tulus akan cintanya. Cinta yang pantas dipertahankan. Walau seberengsek apa pun Samuel. Cintanya hanya untuk Yulia seorang.

Walaupun Samuel banyak didekati oleh wanita-wanita lainnya. Kadang menjatuhkan harga diri sendiri, agar bisa berkencan dengan Samuel. Bahkan mendengar isu beredar dari anak jurusan lain. Bahwa Samuel adalah laki-laki yang playboy banget. Saking playboy, dia juga meniduri beberapa wanita lain di hotel satu hari satu malam.

Mungkin menimbulkan segala gosip di sana, agar Yulia percaya bahwa isu itu memang benar benar nyata. Apalagi mereka juga menangkap di mana Samuel tengah mabuk dan sempat memukul seseorang di parkiran.

Yulia masih mengacuhkan, dia juga tidak peduli soal gosip dan isu yang terus dihebohkan oleh anak jurusan lainnya. Walaupun mereka tidak tau siapa wanita yang disukai Samuel. Anak jurusan lainnya tidak mengenal siapa Yulia. Mereka hanya tau nama Yulia banyak di kampus.

Segala apa pun, Yulia semakin penasaran dengan sosok Samuel itu. Meskipun dia kenal Samuel kali pertama ikuti ospek perkenalan anak mahasiswi baru di kampus. Terlihat penampilan Samuel memang sedikit preman dan berandalan. Namun kebaikan itu pula yang dimanfaatkan oleh nya untuk menerima dan menjadikan sebuah kenangan hidupnya.

Enam tahun yang lalu, semester lima. Sebentar lagi, satu tahun lagi Yulia lulus kuliah, dan dia pun bisa meraih gelar sarjana dia impian. Harapan Yulia agar bisa mendapatkan gelar itu, adalah untuk meraih impian menjadi seorang wanita karier.

Yulia datang lebih awal di kampus. Sampai dikelas belum ada anak lain yang datang. Kebiasaan Yulia memang seperti itu. Tepat waktu. Beberapa menit pintu kelas terbuka. Yulia menanti momen ini, dia pun menoleh.

Ternyata bukan, yang buka pintu itu adalah anak lain. Seperti itu terus, hingga kelas terisi penuh. Tempat duduk biasa Samuel duduki telah di isi oleh anak lain. Yulia mulai galau, mata kuliah jaringan komputer pun tidak dia fokuskan. Malahan memilih untuk mencoret dan menyalin di kertas kampus tersebut.

Hingga menit-menit waktu berjalan, mata kuliah pun usai. Yulia tidak beranjak dari duduknya. Walaupun anak-anak lain pada keluar untuk mengisi perut, atau mencari tempat nongkrong yang enak. Dia masih setia di sini, hingga seseorang menyapa dirinya.

"Yul."

Yulia menoleh karena terkejut, dia sempat bergurau namun dia bisa mengerem. Jika tidak mungkin temannya. Teman satu perjuangan, walau jarang komunikasi.

"Kenapa di sini? Mata kuliah, kan, satu saja? Gak pulang? Apa ada orang yang kamu tunggu?" ucap wanita berkulit cokelat manis. Namanya Sherina. Keturunan India.

"Ah? Gak? Bentar lagi," senyum Yulia. Dia bersiap-siap untuk pulang.

"Kenalin, namaku Sherina. Aku sering lihat kamu duduk sendirian di depan. Sejak awal masuk kelas ini, aku pengin samperin kamu. Tapi kok aku malu sendiri. Takut kamu gak mau berteman sama aku, soalnya aku ini ...." Dia berhenti berbicara setelah mengamati penampilan sendiri.

Yulia mengerti, wajar siapa yang tidak merasa aneh. Heran saja sama anak jaman sekarang. Padahal lahir sama-sama merah. Masih juga dibedain warna kulit. Yulia pun beranjak dari duduknya dan tidak lupa beri satu senyuman paling manis yang pernah dia berikan kepada Samuel.

"Yuliana, panggil saja Yulia, senang kenalan denganmu," balasnya.

Sherina pun senang disambut, "Sudah tau kok namamu. Sering di panggil mulu sama teman lain diminta buat SKS. Lebih enak kita cari tempat lain saja yuk, buat ngobrol-ngobrol. Oh ya, kamu gak sibuk, kan? Aku tinggal di dekat sini, kalau kamu?"

Yulia bingung mau jawab mana dulu, selama duduk di bangku kelas A. Yulia memang jarang dekat dengan anak lain. Itu pun ada maunya dari mereka. Seperti dijawab oleh Sherina tadi. Disuruh buat SKS setiap memasuki semester. Mata kuliah apa saja yang mereka ikuti nanti.

"Gak, aku gak sibuk. Sebentar lagi, mungkin habis isi perut. Becak tetap aku belum datang. Boleh saja, kok," jawab Yulia. Walau ada beberapa pertanyaan dikasih sama Sherina tidak dia jawab. Soalnya dia juga menjaga privasi.

"Syukurlah, sama dong, aku juga lapar ini. Kamu suka makan apa? Kata teman aku ada satu warung yang enak banget, terus ramai lagi. Gak ramai amat sih. Palingan dua atau tiga orang saja yang duduk makan. Kamu suka makan pedas, kan?" tanya Sherina lagi.

Yulia merasa gimana berteman dengan Sherina. Seperti Yulia adalah wanita tersangka dan butuh interogasi panjang. Yulia bukan tidak terlalu percaya soal hal ini. Bisa saja Sherina tiba-tiba dekat dengannya. Pasti ada maksud tertentu, yakni mengorek informasi tentang Samuel.

Bukan anak jurusan lain tidak kenal Samuel. Tujuan Samuel masuk kelas A itu untuk apa? Jika bukan dekat dengan seseorang. Tidak mungkin juga kan kelas A, tidak tau Yulia. Memang nama Yulia itu ada berapa di buku absensi? Pasti satu saja.

Atau memang mereka pada jaim dan tidak ingin urus soal hubungan mereka. Mungkin saja mereka diam bukan berarti bisu atau tuli. 

𝐄𝐱-𝐁𝐚𝐬𝐭𝐚𝐫𝐝 (Drama Romantis) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang