Bab 12.

63 6 0
                                    

Samuel menghentikan Yulia terlalu banyak minum. Seharusnya dia tidak melakukan itu pada wanita didekatnya. Melihat wajah wanitanya merah merona pada dua pipinya.

"Kamu sudah banyak minum," ucap Samuel.

"Apa yang banyak minum, baru dua botol. Aku ini bukan wanita lemah seperti yang kamu lihat!" balas Yulia. Walau dia masih sadar.

Samuel tetap menyingkirkan botol itu dari dekatnya. Dia tidak ingin melihat Yulia semakin kacau. Dia seharusnya tidak lakukan ini, dia hanya mengetes dan hanya memanfaatkan Yulia agar bisa tenang. Bukan cara memberikan minuman yang tidak semestinya dia minum.

"Mau dibawa kemana minumannya?!" tutur Yulia. Dia coba bangkit dari duduknya.

Tapi malah tersandung sesuatu membuat dia tidak seimbang. Tanpa sadar dia melihat ponsel Samuel tergeletak di lantai. Dia pun meraih ponsel itu. Yulia memang kepo. Dari dulu, dia kepo akan segala gosip tentang Samuel.

Karena ponsel Samuel tidak ada tanda penguncian, dia pun bebas membuka segala tanpa seizin Samuel. Salah satu yang ingin Yulia tau adalah galeri. Dia pun buka dan semua foto terlihat. Di scroll hingga dia memilih satu gambar. Gambar yang jelas sekali. Sebuah video. Video enam belas detik itu.

Meskipun mata Yulia sedikit buram dia coba sekali lagi mengulang video itu. Gerakan yang indah antara Samuel dengan seseorang. Samuel kembali dia tercegah melihat ponsel miliknya dipegang oleh Yulia.

Yulia masih lugu, dia serius dengan video berdurasi enam belas detik. Tidak lama Samuel merebut ponsel dari tangan Yulia. Yulia mendongak menatap wajahnya. Samuel segera menghapus semua rekaman tidak seharusnya Yulia lihat. Dia tidak ingin Yulia prasangka buruk atas kejadian yang dijebak oleh seseorang.

"Jadi benar, kamu ... itu ...."

Yulia berusaha berdiri, dia sudah cinta dengan Samuel. Tapi selama dia dengar dari anak jurusan tentang isu beredar. Adalah nyata. Samuel hanya mencoba mendekatkan Yulia, karena suatu pertaruhan. Pertaruhan untuk bisa mendapatkan hatinya. Begitu murahnya kah Yulia saat itu?

"Dengerin aku dulu, aku tulus," jujur Samuel.

Awal kenal Yulia, dia hanya iseng dengan teman-temannya. Bertaruh siapa yang bisa mendapatkan anak kelompok Peter Pan. Samuel kalah waktu itu, dia yang akan mendekati Yulia. Dengan segala pengorbanan hingga dia diam-diam melakukan segala cara agar Yulia terbawa suasana. Tetapi apa yang Samuel rasakan saat masa pertaruhan itu berhasil. Dia tidak bisa melepas Yulia walau permainan itu sudah dimenangkan olehnya.

"Tulus? Selama yang kamu lakukan itu ke aku ...."

Yulia tidak melanjutkan kalimatnya, dia memilih untuk keluar dari persembunyian Samuel. Tetapi Samuel berusaha mencegahnya. Samuel tidak mungkin membiarkan Yulia dalam keadaan mabuk. Apalagi dengan penampilan tidak pantas di lihat saat ini.

"Lepas!" marah Yulia.

"Oke, aku salah. Tapi aku benar benar tulus. Semua itu permainan dari teman-temanku," jujur Samuel lagi.

"Jika itu memang permainan teman-temanmu, lalu video durasi enam belas itu apa? Apa itu juga hasil permainan taruhan kamu dengan ...."

Samuel diam dia menarik Yulia ke pelukannya. "Kenapa kamu tega padaku?! Kamu mau jahat! Kenapa kamu lakukan itu padaku? Begitu murahannya aku di mata kalian, hingga kalian ...." Yulia tidak bisa melanjutkan kata-kata dia merasa sakit diperlakukan seperti manusia tidak berguna.

Pantas saja setiap dia di kelas, semua seakan tidak menganggap dia ada. Hanya Sherina yang peduli walau dia juga akan sama dengan teman lainnya.

Pukul tiga dini, Samuel keluar sembari meneguk minuman kaleng selalu dia sediakan. Lalu ponsel miliknya bergetar. Yulia lagi tidur terlelap alam mimpi. Setelah apa yang mereka lakukan tadi malam. Yulia begitu bahagia setelah dia juga mendapatkan anugerah yang indah.

Samuel hanya menatap layar ponsel, sebuah notifikasi tertera di sana. Kata-kata yang akan membuat dia memilih. Sesekali dia melirik wanita sedang pulas dunia lelapnya.

Beberapa jam lagi langit akan mengubah terang. Yulia yang tengah berbahagia, dia pun bangun dengan keadaan yang indah memukau. Kedua tangan dia lebarkan, akan tetapi dia tidak menemukan Samuel di sampingnya. Dia pun hendak bangun.

Samuel tengah duduk sembari menikmati cuaca yang cerah. Yulia berpikir Samuel kembali akan menghilang setelah apa mereka lakukan malam itu. Meskipun Samuel hanya berikan cinta tulus kepadanya. Meskipun begitu, Yulia merasa dirinya adalah wanita sempurna di mata Samuel.

"Sudah bangun? Bagaimana masih terasa pusing?" tanya Samuel setelah mendapatkan wanitanya berdiri di belakang dengan baju longgar.

Baju Yulia terciprat muntahan, karena dirinya kebanyakan minuman kemarin malam. Mau tak mau Samuel membantu walau dia tidak ingin. Melihat baju yang menjijikan itu, persetan pun menyelimutinya.

Namun, Yulia juga tidak menolak ketika Samuel melakukan hubungan cinta sesungguhnya. Samuel berikan seutuhnya pada wanita di sebelahnya. Bahwa dia memang tulus akan perasaan bukan permainan dari teman tersebut. Walau nanti dirinya disebut laki-laki berengsek oleh Yulia nantinya.

"Sedikit, dia melihat jam ponselnya," Dia shock bukan main.

"Ada apa?"

"Aku lupa, hari ini aku ada interview di mana aku ajukan lamaran, baju ku?" Yulia gelisah.

Dia mencari bajunya tidak ada di mana pun. Sekarang dia memakai baju Samuel. Samuel bukannya ikut mencari dia malah menarik tubuh Yulia ke pelukannya.

"Bajumu sedang di laundry," ucap Samuel suara yang serak itu membuat seluruh kulit Yulia bergetar merinding.

"Tapi, Sam ... kesempatan aku bisa kerja itu ...."

Samuel bangga jika Yulia berniat mandiri. Semua informasi menyangkut tentang Yulia, Samuel sudah mengetahui. Setelah dirinya mencari informasi lewat orang-orang bayaran. Entah apa yang menghasut Samuel semakin yakin tidak berikan Yulia untuk menjalankan kegiatan tersebut.

"Kamu tidak sayang aku? Kita baru kemarin bertemu. Apa begitu cepat kamu melupakan rindu yang sudah aku lakukan untuk mu?"

Yulia yang dengar itu pun, mencoba tenang. "Tidak, siapa juga aku lupakan secepat itu. Aku ajukan lamaran pekerjaan agar apa yang aku hasilkan kita bisa hidup seperti orang-orang jalani," ucap Yulia.

Samuel melonggarkan pelukannya. Yulia lega setelah pelukan itu lepas. Dia pun menjauh sedikit tetapi Samuel bertindak hal dari dugaan. Yulia terbalik di atas ranjang.

"Berarti yang dikatakan anak lain, kamu sama hal dengan perempuan rela lakuin apapun asal cintanya terbalas? Setelah dilakukan, esoknya lupakan tanpa sadar bahwa apa yang aku korbankan untuk kamu itu hanya bulshit?" ucap Samuel.

Yulia tidak mengerti maksud perkataan Samuel. "Maksud kamu? Aku tidak begitu. Aku benar-benar hari ini ada in ... Sam ... Plis!" Yulia berusaha untuk menolak hubungan cinta mereka.

Yulia benar benar tidak mengerti apa yang terjadi dengan Samuel sekarang. Samuel bertindak kasar dan memaksa buka kancing kemeja dikenakan Yulia saat ini. Tanpa kesempatan pemanasan pun Samuel seperti pengaruh sesuatu yang sangat muak di depannya. Kedua kaki Yulia dibuka paksa oleh Samuel.

"Sam! Jangan ... itu masih sakit?!"

Namun kedua mata Samuel tidak peduli betapa sakit dan perih dirasakan wanita di depannya. "Jangan munafik Yulia, kamu tidak ada bedanya dengan wanita yang aku tiduri. Aku tau kamu juga menginginkan hal lebih fly lagi, aku akan berikan hingga kamu tidak akan bisa melupakannya!" ucap Samuel dia masukan miliknya kenikmatan cinta mereka berdua.

Yulia hanya bisa menetes air mata, dia tidak bisa melawan. Dia hanya pasrah. Dia hanya bisa bersumpah tidak akan pernah lagi bertemu wajah laki-laki yang pernah dia sukai dan cintai. Pada kenyataan rasa sakit itu akan membawa dunia masa depan yang hancur. Pada akhirnya Samuel memberi benih-benih cinta ke rahim Yulia. Kekecewaan itu membawa dunia penuh warna yang gelap.

𝐄𝐱-𝐁𝐚𝐬𝐭𝐚𝐫𝐝 (Drama Romantis) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang