Happy reading guys........
*****
"Maaf Nyonya, putri anda tidak terselamatkan. Dia kehabisan banyak darah saat di perjalanan." Dokter tersebut menyatakan bahwa Zhisu tidak selamat dan membuat kedua orang dewasa itu menangis dengan penuh penyesalan.
Wanita itu yang mendengar bahwa putrinya sudah meninggalkannya untuk selamanya meluruhkan tubuhnya, dia tidak sanggup jika harus kehilangan putrinya.
Pria itu yang melihat istrinya seperti itu menghampirinya dan memeluknya untuk memberikan ketenangan.
"Maafkan aku sayang, aku sangat menyesal. Ini semua salahku seharusnya aku mendengarkan perkataannya." Pria itu memeluk erat istrinya yang memberontak dalam pelukannya.
"Sayang bangunlah jangan membuatku khawatir." Pria itu sedikit mengguncang tubuh istrinya karena dia tidak merasakan pergerakan dari istrinya.
Wanita itu tidak sadarkan diri karena shock saat mendengar kabar duka Putrinya.
Pria itu membopong tubuh istrinya lalu membawanya ke ruang perawatan.
_00_
Sedangkan di tempat lain.
"Hai Zhisu apa kabar?. " Seorang wanita berjalan menghampiri Zhisu yang merasa kebingungan dengan tempat yang pijaknya.
"Siapa kau? Kenapa kau bisa tahu namaku? Jangan mendekat. " Zhisu memasang sikap waspada saat wanita itu mendekatinya. Wanita itu yang melihat tingkah Zhisu tersenyum maklum yang membuat kecantikanya semakin meningkat.
"Aku adalah dirimu dari masa lalu. Karena aku adalah kau dan kau adalah aku. " Wanita itu menjawab pertanyaan Zhisu dengan tersenyum.
"Apa maksudmu aku ini inkarnasi mu? Dan kenapa kau membawaku ke sini?. " Zhisu berbicara dengan nada dingin. Saat tersadar jika dia telah menusuk lehernya sendiri dia menyentuh lehernya dan tidak menemukan bekas luka tersebut.
" Luka di lehermu telah menghilang karena kau sudah meninggal, ya kau inkarnasi ku. Karena aku ingin kau menjadi diriku untuk membalaskan dendam ku dan menjadi permaisuri dinasty Huang. " Wanita itu menjelaskan tujuannya membawa Zhisu ke padang rumput abadi.
"Hah, aku sudah meninggal? Aku tidak mau menjadi permaisuri. Hah setidaknya aku tidak bertemu mereka. " Zhisu membaringkan tubuhnya di atas padang rumput yang luas.
"Maafkan aku Zhisu tapi kau harus menjadi diriku dan membalaskan semua dendamku. " Setelah mengatakan itu sebuah cahaya menyelimuti tubuh Zhisu dan menarik nya ke alam sadar.
"APA YANG KAU LAKUKAN? Kenapa arghh... " Zhisu menahan sakit saat sebuah cahaya menariknya paksa keluar dari alam bawah sadarnya.
"Maafkan aku Zhisu. " Setelah wanita itu mengatakan nya, dia menghilang seperti cahaya.
_00_
"Ugh.. Sial, kenapa kepalaku terasa sangat sakit. Dimana aku? Siapa kau? . " Zhisu terbangun dalam diri permaisuri Huang Zhisu permaisuri dinasty Huang, dinasty terbesar dan terkuat di daratan china. Dia kebingungan saat melihat seorang gadis menangis di hadapannya.
"Permaisuri anda sudah sadar? , bagaimana anda bisa melupakan hamba permaisuri?. " Gadis itu semakin menangis saat mengetahui bahwa Junjungannya tidak mengingatnya.
"Aku tidak mengingatmu dan arghhh.... " Zhisu memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Ingatan dari permaisuri Zhisu yang asli berputar di kepalanya seperti roler coaster dan membuatnya tidak sadarkan diri.
"Astaga permaisuri, bangun permaisuri. " Gadis itu membantu Zhisu berbaring di atas ranjangnya. Saat melihat Zhisu yang kembali tidak sadarkan diri.
Gadis itu segera berlari untuk menemui tabib istana untuk memeriksa keadaan junjungannya.
Setelah tabib istana memeriksanya dia bisa bernafas lega karena junjungannya hanya mengingat kepingan-kepingan ingatannya yang hilang.
Setelah tabib itu keluar dari kamar junjungannya tinggalah hanya mereka berdua yang ada di dalam ruangan itu.
"Enggh.... " Terdengar suara lenguhan seseorang dari arah ranjang besar itu.
"Em permaisuri anda sudah sadar. " Gadis itu tersenyum senang saat melihat junjungannya telah sadar dari pingsannya."Em kau Ming Fei bukan? Aduh kepala masih sakit." Zhisu bangun dari tidurnya dan memegang kepalanya yang masih terasa sakit.
"Itu benar permaisuri nama hamba Ming Fei, hamba adalah pelayanan setia anda permaisuri." Ming Fei bersujud di bawah kaki Zhisu. Dia yang mendapat perlakuan seperti itu menjadi panik karena gadis yang lebih tua darinya bersujud di bawah kakinya.
"E..e..eh jangan bersujud seperti itu, kau lebih tua dariku. Kumohon jangan lakukan itu." Zhisu membantu Ming Fei untuk berdiri. Ming Fei yang mendengar perkataan dan mendapat perlakuan seperti itu menjadi sangat panik.
"Tidak permaisuri jangan meminta maaf pada hamba, hamba hanya pelayan rendahan tidak sebanding dengan anda yang merupakan permaisuri." Ming Fei menahan takut jika junjungannya akan menghukum nya.
"Dengarkan aku Ming Fei jangan menggunakan kata hamba lagi saat bersamaku itu membuatku merasa seperti seorang majikan yang sangat kejam. Dan jangan bersujud lagi di bawah kakiku aku bukan Tuhan jika kau ingin bersujud maka bersujudlah dihadapan tuhan." Zhisu menyentuh bahu Ming Fei dan mengusapnya lembut.
"Tapi permaisuri jika yang mulia kaisar tahu maka saya akan di hukum penggal." Ming Fei menatap junjungannya memohon supaya dia tidak melaksanakan perintah dari junjungannya tadi. Hatinya sedikit menghangat saat mendengar perkataan permaisurinya yang terakhir.
"Tidak akan, kau hanya akan tidak menggunakan kata itu hanya saat bersamaku jika ada orang lain kau bisa menggunakan kata itu lagi apa kau mengerti? Dan aku tidak menerima penolakan." Zhisu duduk di sebuah kursi yang tersedia di kamarnya.
"Tapi permaisuri. " Belum selesai Ming Fei bicara Zhisu langsung memotongnya.
"Jangan menolak permintaan ku atau aku akan mencari pelayan lain untuk menggantikanmu." Zhisu mengancam nya yang membuatnya semakin ketakutan."Baiklah permaisuri. " Akhirnya mau tidak mau Ming Fei harus mematuhi perintah dari junjungannya. Zhisu yang mendengar perkataannya tersenyum senang.
"Em, permaisuri kenapa anda tadi melupakan hamba." Zhisu yang mendengar perkataan Ming Fei melototkan matanya kesal Ming Fei yang melihat junjungannya tidak menyukai perkataan nya menutup mulutnya rapat-rapat.
"M..m..maksud saya, kenapa anda tadi bertanya nama saya permaisuri? Apakah anda lupa ingatan? Apakah permaisuri melupakan saya?. " Ming Fei hampir menangis saat mengingat junjungannya tidak mengingatnya tadi.Zhisu yang melihatnya menjadi panik.
"Em...itu...tadi, Em..karena kepalaku terbentur saat selir Wang Rouyen mendorong ku, jadi aku tadi sedikit lupa ingatan." Zhisu melihatkan deretan gigi rapinya. Ming Fei yang melihat tingkah laku junjungannya tertegun karena selama ini dia tidak pernah melihat junjungannya tersenyum."Anda sangat cantik permaisuri." Ming Fei memuji kecantikan junjungannya bahkan dia sampai tidak berkedip saat melihatnya tersenyum.
Zhisu yang mendengar perkataan Ming Fei sifat percaya dirinya langsung keluar.
"Tentu saja aku kan memang cantik dari lahir." Ming Fei yang mendengar perkataan junjungannya tertawa lepas."Kau juga cantik Ming Fei saat tertawa, semoga kau selalu bahagia." Ming Fei yang mendengar perkataan junjungannya langsung berhenti tertawa wajahnya langsung memerah seperti tomat yang sudah matang saat mendengar pujian dari junjungannya.
"Hahaha wajahmu merah seperti tomat, lihatlah Ming Fei kau sangat menggemaskan." Zhisu yang gemas melihat wajah Ming Fei yang semakin memerah mencubit pipinya gemas. Sedangkan si empu menjadi salah tingkah atas perlakuan Zhisu.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress From The Future [End] ✅
FantasyApa yang akan terjadi jika seorang gadis dari masa depan ber transmigrasi ke dinasty China? Seorang gadis yang mati karena pilihannya sendiri, karena dia menolak perjodohan oleh orang tuanya. Saat dia mati jiwanya tidak pergi ke alam baka, tapi be...