Happy reading guys........
*****
Malam ini di Paviliun bulan milik Permaisuri Huang Zhisu sedang terjadi sedikit kehebohan antara pemilik Paviliun dan beberapa bawahannya. Bagaimana tidak heboh jika tiba-tiba seorang prajurit datang dengan membawa berbagai senjata tajam dan beberapa masih banyak lagi. Prajurit itu datang dengan diam-diam tanpa diketahui oleh siapapun.
"Waaah...... Kau berhasil mendapatkannya untukku, Terima kasih. Kau letakkan saja disebelah lemari itu." Prajurit itu segera meletakkan barang bawaannya sebelum punggungnya semakin terasa sakit. Zhisu segera menghampiri barang pesanannya yang dia pesan pagi tadi dengan senyum yang mengembang sempurna, prajurit yang bertugas untuk membawakan barang pesanannya tadi sudah pergi keluar meninggalkannya sendirian.
Kedua gadis yang memiliki ikatan persaudaraan satu sama lain serta bekerja sebagai pelayan itu menatap tidak percaya pada apa yang mereka lihat saat ini. Ming Fei menatap tidak percaya pada apa yang sedang junjungannya lakukan saat ini.
"Permaisuri untuk apa semua senjata tajam ini? Bagaimana jika nanti Permaisuri terluka?, yang mulia Kaisar akan mengamuk pada kami Permaisuri." Zhisu tidak menghiraukan keluhan dari bawahannya tersebut, dia masih asyik saja dengan melihat benda-benda yang menjadi favoritnya saat masih berada di masa depan dulu. Tangan putihnya terulur untuk mengusap setiap sisi tajam dari benda tersebut dengan senyum cerah yang masih terpatri diwajah cantiknya.
"Daripada kalian bengong seperti itu lebih baik kalian membantuku membersihkan ruangan itu." Zhisu menunjuk sebuah pintu yang tertutup rapat. Ruangan itu berada diposisi paling pojok Paviliun dimana sangat jarang sekali dijamah oleh orang jadi jika dia menyembunyikan semua senjatanya disana maka akan aman-aman saja. Akhirnya kedua bersaudara itu mengikuti tuan mereka dan membantunya untuk membersihkan gudang yang tidak terpakai itu.
1 jam kemudian selesai sudah kegiatan mereka membersihkan gudang yang tidak terpakai itu. Hanya ada beberapa barang berukuran besar yang tertutupi oleh kain berukuran besar jadi memudahkan mereka untuk membersihkannya. Tanpa perlu menghilangkan jaring Laba-laba yang menempel pada benda-benda tersebut jadi pekerjaan mereka menjadi lebih mudah.
"Akhirnya selesai." Zhisu merebahkan dirinya diatas tempat tidurnya yang terasa empuk dan nyaman itu. Kedua pelayan setianya itu kini sedang berada di dalam gudang untuk menyusun barang-barangnya sesuai dengan jenisnya.
"Kami sudah selesai menatanya Permaisuri." Ucap Ming Fei yang terdengar kelelahan dan di angguki oleh Ming Fu, Zhisu segera bangun dari rebahan nya dan menatap intens mereka berdua. Mereka yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah.
"Kalian istirahatlah tugas kalian juga sudah selesai, selamat beristirahat." Ucap Zhisu kasihan saat menatap wajah lelah mereka berdua.
"Terimakasih Permaisuri, kalau begitu kami permisi Permaisuri. Selamat malam."Zhisu melambaikan tangannya saat melihat mereka berdua pergi meninggalkannya sendirian.
Ceklek.
Zhisu membuka pintu gudang yang kini berfungsi menjadi tempat penyimpanan senjatanya itu dengan kilat mata berbinar saat melihat jejeran senjata tajam yang sesuai dengan jenisnya. Mulai dari pedang, tombak, panahan, papan sasaran panahan, bahkan sampai belati pun ada disana. Jika kalian penasaran darimana dia mendapatkan itu semua? Jawabannya adalah dia meminta prajurit yang waktu itu menghadapnya untuk mencuri dari gudang penyimpanan senjata saat tidak ada yang berjaga.
Dan disinilah barang hasil curian itu. Kenapa dia memintanya untuk mencuri dari gudang senjata? Karena stok senjata tajam disana sangat banyak jadi tidak masalah jika dia mencuri satu saja dari setiap jenisnya. Lagipula jika ingin memintanya langsung yang ada nanti akan membuat heboh seisi istana, jadi lebih baik curi saja.
Zhisu berjalan mendekati sebuah pedang yang terlihat sangat mengkilap, dari kilatan pedang itu sudah dapat dipastikan jika pedang itu pasti sangat tajam. Dengan senyum yang mengembang sempurna dia mengambil pedang itu lalu mengayunkannya seolah sedang menyerang musuh dengan sangat sempurna berkat dari memorinya saat belajar bermain pedang saat dirinya masih berada di masa depan dulu. Dan dia masih terus bermain pedang sampai hampir menjelang pagi tiba.
*****
Dikediaman menteri pertanian atau menteri Wang Shen kini terlihat ramai karena kedatangan seseorang yang sangat berpengaruh untuknya. Siapa lagi kalau bukan menteri keuangan Wu Zetian sang partner kerjanya dalam menyingkirkan para penghalang mereka untuk menuju kesuksesan.
Kalian pasti sudah tahu bukan siapa mereka berdua? Yap, mereka berdua adalah ayah dari Selir Agung Wu Shasuang dan Selir Wang Rouyen.
Di sebuah ruangan yang mereka sebut dengan ruang tamu terdapat dua orang pria berusia hampir setengah abad sedang berbincang-bincang, sesekali mereka juga akan tertawa saat ada pembicaraan yang mereka anggap lucu.
"Bagaimana keadaan putrimu saat ini menteri Wang Shen?." Tanya menteri Wu Zetian setelah berhenti tertawa. Menteri Wang Shen yang ditanyai seperti itu raut wajahnya langsung berubah dingin seketika.
"Kabar putriku baik-baik saja menteri Wu Zetian, hanya saja kini putriku harus berada jauh dari orang tuanya dan suaminya karena ulah sampah itu." Menteri Wu Zetian yang melihat raut wajah tidak bersahabat dari rekan kerjanya itu menjadi semangat untuk menghasut nya supaya suasana semakin memanas.
"Kau harus segera memberinya pelajaran menteri Wang Shen, karena ulahnya itulah putrimu harus berada jauh dari istana. Tinggal di kuil leluhur yang berada dipuncak bukit bukan lah perkara yang mudah. Bahkan untuk menuju kesana saja perlu waktu 2 hari, putrimu harus jauh dari segala fasilitas mewah istana Kekaisaran dan juga keamanan putrimu tidak seketat saat masih berada di istana. Bagaimana kalau ada yang berniat mencelakai putrimu menteri Wang Shen?." Setelah berbicara panjang menteri Wu Zetian kembali menyesap minuman yang memang sudah dibuatkan untuknya. Sedangkan menteri Wang Shen kini kembali memanas saat mendengarkan hasutan dari rekannya itu dan jika difikir-fikir lagi memang ada benarnya juga.
"Kau benar menteri Wu Zetian, aku harus segera memberinya pelajaran sebelum dia menghancurkan semua rencanaku yang sudah ku susun. Bahkan sampai saat ini aku masih ingat bagaimana suasana persidangan saat itu, wanita itu kini sangat pandai dalam bermain lidah. Bahkan wanita itu kini terlihat sangat pandai tidak seperti dahulu, jika ada yang sedang berbicara padanya dia hanya akan diam saja tidak seperti sekarang bahkan dia dengan berani memotong perkataan yang mulia saat itu. " Menteri Wang Shen menggertakan giginya marah saat mengingat wajah putri tersayangnya yang terdapat luka lebam karena ulah dari wanita yang mereka anggap sampah selama ini.
"Tapi bukankah itu juga karena putrimu yang bertindak dengan gegabah menteri Wang Shen?." Ucap menteri Wu Zetian dengan tertawa mengejek. Menteri Wang Shen langsung menatap tajam pada pria yang duduk dihadapannya itu.
"Berani sekali kau menghina putriku seperti itu menteri Wu Zetian?. Bukankah putrimu juga hampir dihukum jika wanita sampah itu datang dalam persidangan saat itu?." Menteri Wang Shen kini tersenyum miring saat melihat perubahan raut wajah menteri Wu Zetian yang berubah menjadi dingin bahkan kini dia bisa melihat jika rahang pria itu juga mengeras yang menandakan bahwa saat ini dia sedang menahan amarahnya.
Setelah itu terjadi keheningan yang sangat lama sampai akhirnya kedatangan seorang wanita dengan pakaian mewah dengan raut wajah paniknya dan jangan lupakan riasan wajahnya yang sangat tebal seperti badut. Wanita itu adalah istri dari menteri Wang Shen, jadi kalian sudah tahu bukan sifat Selir Wang Rouyen merupakan turunan dari siapa?.
"Suami ku, kita dalam masalah sekarang." Ucap wanita yang bernama Wang Xiaoyu yang merupakan istri dari menteri Wang Shen setelah menghadap sang suami. Menteri Wang Shen mengernyitkan dahinya bingung saat mendapat laporan seperti itu.
"Ada apa memangnya? Kenapa kau sangat cemas seperti itu?." Tanya menteri Wang Shen penasaran.
"Stempel keluarga Wang hilang suamiku dan beberapa berkas yang sangat penting juga ikut hilang. Apa yang harus kita lakukan sekarang?." Menteri Wang Shen yang mendengarnya terkejut bukan main saat ini. Tanpa berpamitan dengan temannya itu, menteri Wang Shen langsung pergi menuju ruang kerjanya disusul oleh istrinya dan meninggalkan menteri Wu Zetian sendirian.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress From The Future [End]
FantasyApa yang akan terjadi jika seorang gadis dari masa depan bertransmigrasi ke dinasty China? Seorang gadis yang mati karena pilihannya sendiri, karena dia menolak perjodohan oleh orang tuanya. Saat dia mati jiwanya tidak pergi ke alam baka, tapi mal...