Chapter. 27

3.5K 209 0
                                    

Happy reading guys.......



***** 




Di sebuah hutan yang sangat lebat dari kejauhan nampak beberapa cahaya berwarna merah seperti sedang berjalan. Suara tapak kaki manusia terdengar sangat banyak dan suara beberapa ringikan kuda terdengar sangat jelas malam ini.

Mereka adalah pasukan kerajaan yang bertugas untuk membawa Selir Kekaisaran kembali dari masa hukumannya siapa lagi kalau bukan Selir Wang Rouyen.

"BERHENTI." Seorang pria yang berpakaian lebih mencolok dari pasukan di belakangnya dengan menggunakan zirah perangnya dan sebuah pedang tajam yang selalu bertengger manis di pinggangnya menghentikan laju kudanya dan mengangkat salah satu tangannya tinggi-tinggi.

"KITA BERISTIRAHAT DISINI. KALIAN BANGUN TENDA UNTUK SELIR WANG ROUYEN DAN YANG LAINNYA MENYEBAR UNTUK MEMASTIKAN TIDAK ADA HEWAN BUAS ATAU PARA BANDIT, SISANYA TINGGAL DISINI UNTUK KEAMANAN BERSAMA." Para prajurit langsung merapat untuk mendengarkan instruksi dari pemimpin mereka, mereka semua langsung menyebar untuk melakukan tugas mereka masing-masing setelah instruksi yang disampaikan selesai.

Para pelayan bertugas untuk membantu menyiapkan keperluan Selir Wang Rouyen dan menyiapkan makanan untuk mereka semua, beberapa prajurit pergi untuk mencari kayu bakar untuk dijadikan api unggun bahkan dari mereka ada yang pergi berburu.

Seorang wanita dengan pakaian yang terlihat mencolok dari mereka semua karena didominasi oleh kemewahan keluar dari kereta kuda dan menghampiri sang pemimpin perjalanan mereka kali ini dibantu oleh pelayan setianya.

"Salam hormat hamba Selir Wang Rouyen semoga anda panjang umur. Apakah ada yang anda perlukan Selir Wang Rouyen?." Wanita dengan gelar Selir Kekaisaran itu menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Kalau begitu anda bisa menunggu sampai tenda sudah siap didalam kereta kuda saja Selir Wang Rouyen, angin malam tidak baik untuk kesehatan anda." Setelah melihat lokasi di sekitarnya wanita itu menganggukkan kepalanya dengan lemah, kondisinya saat ini bisa dibilang masih lemah untuk melakukan perjalan jauh yang melelahkan.

Wajahnya saja bahkan terlihat masih sangat pucat, dilihat dari cara jalannya saja bahkan masih sangat pelan tangan kanannya menyentuh perutnya menahan lukanya agar tidak semakin terasa sakit saat dirinya berjalan.

1 jam kemudian persiapan yang mereka lakukan sudah siap semuanya. Dilihat dari sebuah tenda yang sudah berdiri dengan kokoh dan api unggun yang sudah menyala.

"Untuk malam ini kita akan bermalam disini, jadi gunakan waktu kalian sebaik-baiknya untuk beristirahat karena besok saat fajar kita akan kembali memulai perjalanan karena perjalanan kita masih panjang. Jadi selamat beristirahat." Seorang pria dengan zirah perangnya dan sebuah pedang yang selalu di bawanya memberikan instruksi pada bawahannya.

Beberapa prajurit langsung mendaratkan bokongnya entah itu diatas tanah langsung atau diatas dahan pohon yang tumbang. Mereka yang bertugas untuk menjaga kemanan berkeliling di sekitar lokasi dengan menenteng senjata mereka masing-masing. Beberapa pelayan terlihat sedang membagi-bagikan makanan kepada para prajurit baik itu kepada yang sedang beristirahat ataupun yang sedang bertugas.

"Maaf Selir Wang Rouyen saatnya untuk mengganti kain perban luka anda." Seorang pelayan datang menghampiri wanita yang sedang duduk melamun dengan membawa sekotak obat dan beberapa gulung kain perban luka.

Selir Wang Rouyen yang menyadari kehadiran pelayan itu mengalihkan perhatiannya padanya, dia yang mengerti saatnya membersihkan lukanya segera menuju tempat tidurnya dan membaringkan tubuhnya agar pelayan itu lebih mudah untuk membersihkan lukanya.

Empress From The Future  [End]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang