Happy reading guys.......
*****
"Kau dengar Permaisuri? Selir Wang Rouyen mengatakan niat baiknya padamu tapi kau malah menghajarnya? Dia bahkan sudah meminta maaf padamu saat tidak sengaja melakukan kesalahan." Zhisu berdecih kesal saat mendengar perkataan suami Permaisuri Huang Zhisu yang asli yang sayangnya kini menjadi suaminya juga karena dirinya yang menempati tubuh Permaisuri Huang Zhisu.
"Ma-maafkan saya Permaisuri, saya tidak sengaja menumpahkan cangkir teh yang hendak anda minum. Sekali lagi saya minta maaf Permaisuri." Masih dengan mengeluarkan air mata buayanya Selir Wang Rouyen melirik melalui ekor matanya dimana orang-orang yang mengikuti persidangan hari ini kini sudah mulai mengikuti alur permainannya. Tapi tidak dengan sang Kaisar yang kini mulai mengepalkan tangannya karena menahan amarah yang membumbung tinggi dan siap meledak.
"DENGAN BUKTI YANG SUDAH JELAS MAKA AKU SEBAGAI KAISAR MENGHUKUM PERMAISURI YANG DENGAN JELAS BERSALAH KARENA TELAH MELAKUKAN PENYERANGAN PADA SELIR WANG ROUYEN. KAU TIDAK BOLEH KELUAR DARI PAVILIUN MU TANPA SEIJINKU DAN AKU AKAN MEMOTONG JATAH KEUANGAN MU." Bahagia? Tentu saja bagi musuh Permaisuri hukuman itu jelas membuat mereka bahagia tapi tidak dengan Zhisu yang merupakan korban ketidak adilan kali ini.
"Cih, dia mengadukan kebohongan pada yang mulia rupanya. Lihat saja aku akan memberimu pelajaran lagi untukmu wanita licik, kau bilang jika kau menumpahkan tehku heh? akan kubuat kau menjilat ludahmu sendiri." Batin Zhisu geram saat mendengar kebohongan yang telah dilakukan saingannya itu.
"Anda menghukum saya yang mulia? Bahkan anda belum mendengarkan penjelasan saya dan anda sudah memutuskan hukumannya? Baiklah akan saya perjelas semuanya saat ini juga." Zhisu menarik nafas dalam-dalam dan mengatur emosinya sebelum melanjutkan perkataannya. Para petinggi istana yang berada di luar kubu Permaisuri mulai was-was, apa yang akan Permaisuri mereka katakan? Dan beberapa dari mereka sebenarnya tidak setuju dengan keputusan Kaisar yang terburu-buru.
"SELIR WANG ROUYEN. Kau mengatakan pada yang mulia Kaisar jika aku menyerangmu karena kau tidak sengaja menumpahkan tehku bukan?." Selir Wang Rouyen mulai bergetar ketakutan saat mendengar Permaisuri berbicara padanya tapi dengan menekan namanya saat dia mengucapkannya.
"I-itu benar Permaisuri." Zhisu tersenyum smirk saat lawan bicaranya itu mulai terlihat ketakukan.
"Baiklah aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan padamu. Pertama dimana bekas teh yang kau tumpahkan dan mengenai hanfu ku? Dari tadi pagi sampai saat ini aku tidak mengganti pakaianku sama sekali. Yang kedua kau mengatakan bahwa aku menyerangmu karena kau membuat kesalahan padaku bukan?." Kini atensi semua orang yang menghadiri persidangan tertuju pada hanfu yang dikenakan oleh Permaisuri Huang Zhisu. Mereka menatap lekat-lekat hanfu yang dikenakan oleh Permaisuri dan mencari dimana letak noda teh yang dimaksudkan.
Tapi nihil tidak ada noda sedikitpun yang menempel pada hanfu Permaisuri karena hanfu yang dikenakannya lebih dominan warna putih maka jika terdapat noda sedikit saja pasti terlihat dengan jelas. Kini semua orang yang menghadiri persidangan mulai meragukan kejelasan dari Selir Wang Rouyen, bahkan kini seluruh perhatian orang-orang yang ada disana tertuju ke arahnya sepenuhnya yang semakin membuatnya mati kutu.
"Yang mulia kejadian yang sebenarnya adalah Selir Wang Rouyen datang kepada saya saat saya sedang bersantai di taman, dia menghampiri saya dengan emosi lalu menghina saya dan menarik rambut saya karena saya melakukan pembelaan. Lalu dia menampar wajah saya dan saya membalasnya dengan menghajarnya sebagai balasan karena telah melakukan penyerangan pada Permaisuri Kekaisaran terlebih dahulu." Mereka semua menahan nafas terkejut dengan fakta yang sebenarnya tak lupa kedua mata mereka semua yang hampir keluar dari tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress From The Future [End]
FantasyApa yang akan terjadi jika seorang gadis dari masa depan bertransmigrasi ke dinasty China? Seorang gadis yang mati karena pilihannya sendiri, karena dia menolak perjodohan oleh orang tuanya. Saat dia mati jiwanya tidak pergi ke alam baka, tapi mal...