Brother (11)

9K 122 5
                                    

Uhuk..uhuk..
Udah siap belom????
Eih ditanya ayo jawab udah siap belom?

Yaudah gue lanjut nih ya part 11
Anjayyy udah part 11 aja
Eh tapi ini baru awal gess
Hehehe.

DIMOHONKAN‼️❣️
Jangan ada yang plagiasi cerita ini, denger-denger banyak cerita yang di plagiasi bahkan yang melakukan itu bisa mendapatkan uang yang banyak. Widihhhh kan gak baik itu kasian penulis aslinya. Semoga gak terjadi lagi ya kejadian kayak gini. Gue disini hanya menekankan saja ini real cerita gue imajinasi gue senidiri entah apa kenapa imajinasi gue ke cerita yang kek gini wkwkwk.

Yaudah gue tuh gak mau membacot lama lama
Hayulah kita gasskeun membaca bersama cerita Queen dengan Feliks yang penuh dengan kelikalikuan. ASEKKK!!

Mari luangkan waktu sejenak untuk berkelana

Kuyyyy 🧘🏻‍♀️

~HAPPY READING~

Feliks berjalan sempoyongan setelah 24 jam menemani kekasih super duper cerewetnya bak mak lampir yang ingin mencari tumbal. (Hayo yang mau jadi tumbal? 😂). Feliks melepaskan dasi yang masih terpaut sempurna di lehernya, kemejanya acak-acakan karena sikap Vallene yang miris.

Tepat tengah malam Feliks pulang ke rumah, tidak tahu menau tentang kedatangan Queen yang sudah di rumah sejak kemarin.

"Argh! bathroom di kamarku kerannya sedang macet. Aku harus mandi dimana?"

Matanya langsung tertuju pada kamar yang awalnya kosong itu. Feliks tidak pernah sama sekali ingin pergi ke kamar Queen dulu karena itu akan malah mengingat kenangannya dengan Queen.

Feliks berjalan menaiki tangga pelan-pelan agar tidak terdengar oleh siapapun yang saat ini berada di rumahnya. Pelan-pelan Feliks membuka pintu, cahaya ruangan masih gelap karena baginya ini memang masih kamar kosong. Kamar bekas adiknya Kyle yang saat ini sudah di tahan di balik jeruji besi karena perbuatannya.

"Uhh dingin. AC nya hidup?"

Feliks berjalan mendekat ke arah kasur kamar ini sambil meraba-raba mencari remote AC. Tetapi langkahnya terhenti ketika tak sengaja menyentuh sesuatu yang kenyal. Pikirannya langsung terasa aneh, bulu kuduknya merinding seketika. Ia semakin memperdalam remasannya. Langsung tiba-tiba lenguhan seorang wanita membuyarkan pikirannya bahwa itu bukanlah setan.

Feliks langsung menutup mulutnya dengan tangan, tetapi pikirannya masih kacau apakah benar itu manusia atau setan yang menyamar jadi manusia? 

Feliks dengan langkah cepat langsung berlari keluar kamar. Napasnya masih ngos-ngosan, tidak sengaja dirinya melihat bi El sedang mengambil sesuatu di dapur. Feliks hendak memanggilnya. Tetapi tertahan...

"Bi E-"

Seseorang sedang memegang punggungnya, jemarinya panjang dan lentik, benar-benar Feliks tidak ingin berbalik. Jika itu hantu bagaimana? Itu yang terus menghantui pikirannya. Kini tangan itu semakin mendekat dan hendak membalikkan tubuhnya.

"Ja-jangan tolong. Besok aku akan bersihkan kamar ini. Jangan ganggu aku" Ujar Feliks sepontan sambil mata yang masih terpejam. Badannya pun berbalik menghadap ke seorang wanita yang sedang bengong melotot memperhatikan Feliks masih ketakutan bahkan gemetar.

Brother END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang