3. Mimisan

1.5K 101 206
                                    

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Mimisan

-HAPPY READING-

Arlando menghentikan langkah kakinya tepat di samping Jessica yang sedang mengotak-atik ponsel tipisnya.

Tentu Arlando berniat untuk mengajaknya pulang bersama. Mengingat ini juga sudah sore, langit sebentar lagi akan merubah warnanya menjadi gelap.

"Jess, lo ngapain?" tanya Arlando, sembari menggendong tas ranselnya di pundak.

Jessica tetap fokus pada layar ponselnya. "Nyari taksi online. Nggak dapet-dapet dari tadi."

Arlando merasa menang setelah mendengarnya. Ini kesempatan besar agar Arlando bisa mengantar Jessica pulang, bahkan mungkin... Dekat?

"Lo mau pulang bareng gue aja? Daripada lo nggak dapet driver, nggak bisa pulang nanti."

Jessica diam sejenak, memikirkan jawaban yang akan ia lontarkan. Di liatnya layar ponsel, tidak ada notifikasi bahwa driver di temukan.

"Boleh." jawab Jessica yang sudah ia tentukan dengan matang.

Angin malam berhembus kencang, menyampuri Arlando dan Jessica di atas motor.

Arlando tersenyum di balik helm full face, merasa hatinya telah menemukan pengisi setelah Amanda, wanita yang ia panggil 'Mama.'

Suara Jessica terdengar sedikit berteriak lantaran angin dan motor yang juga berlalu-lalang. "Land! Mampir ke sana dulu." Sambil menunjuk cafe dengan tulisan Chill and Chill.

Arlando menatap tempat yang di tunjuk Jessica, yang di duga adalah cafe. Baik lah, Arlando mengarahkan motornya ke sana dengan seksama.

Menuruti keinginan Jessica, hitung-hitung latihan menjadi pacar. Arlando berpikir seperti itu, sambil memakirkan motornya di depan cafe Chill and Chill.

Arlando duduk di meja setelah Jessica menyuruhnya. Kali ini, Arlando tidak akan menimbrung memesan menu. Kenyang, tenggorokan juga sudah puas. Tapi di benaknya hanya satu, dia yang akan membayar pesanan Jessica nanti.

Arlando tidak berhenti menatapi Jessica yang asik dengan kopinya. Matanya tak bisa teralihkan dari perempuan cantik itu.

"Jess," Panggil Arlando sambil melepas jaket Panthera miliknya. "Lo pernah pacaran nggak?"

Jessica menggeleng sembari mengaduk kopinya. "Enggak pernah."

"Sama sekali?"

"Gue rasa, pacaran gak terlalu penting." Jessica meneguk kopinya setelah mengucapkan kalimat itu. "I don't feel interested for that." Jessica menyeruput kopi yang kemudian menghangat di tenggorokan.

Arlando tidak mengeluarkan kalimat apa-apa lagi. Dia hanya menatapi perempuan yang ada di sebelahnya sekarang. Senyum terukir di wajahnya. Jessica tampak begitu mempesona. Detak jantungnya berdebar lebih kencang. Sepertinya, Jessica benar-benar sudah memanah hati Arlando.

EROTAS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang