31. Lakha

296 26 113
                                    

WARNING : Semua adegan kekerasan yang ada di Chapter ini, bukan untuk di tiru! Semuanya hanyalah fiktif belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING : Semua adegan kekerasan yang ada di Chapter ini, bukan untuk di tiru! Semuanya hanyalah fiktif belaka.

31. Lakha

Tubuh Alga di topang oleh Sania ke arah sofa. Kini, pasangan itu berada di Basecamp Panthera. Sesuai dengan perintah dari Eren dan Kaleva, Alga kembali ke Basecamp Panthera dan Sania menemani Alga di Basecamp Panthera.


Di sofa yang empuk, Alga terduduk sembari meringis menyentuh pelipisnya yang masih sedikit mengeluarkan darah. Malam ini, benar-benar sekacau itu.

"Ada obat merah, Al?" Tanya Sania sembari menatap ke arah laci.

Alga mengangguk. "Ada, di sana."

Sania segera melangkahkan kakinya ke arah meja yang terdapat bingkai-bingkai foto. Di situ ia mendapatkan obat merah.

Begitu kembali ke sofa, Sania mulai mengobati Alga dengan hati-hati. Sementara Alga, dia meringis pelan. Namun, tak bisa di bohongi bahwa Alga sedang memikirkan sesuatu. Terlihat dari matanya.

"Selesai." Sania kembali menaruh obat merah itu ke dalam kotak.

Alga menghela nafasnya. Kepalanya terasa sangat berat, ia sedang menentukan sesuatu. Sebuah pilihan yang sulit.

Keheningan menjajah di dalam Basecamp. Sania yang tetap diam sembari menatap ke langit-langit atap, dan Alga yang masih menatap lurus dengan tajam.

"Sayang,"

"San,"

Keduanya kembali terdiam. Mereka kompak memanggil, membuat mereka sama-sama kembali terdiam.

"Kamu dulu." Sania mengalah.

Alga kembali menghela nafasnya. Sekarang, ada 2 pilihan yang harus ia hadapi. Mudah, tapi sulit.

"Kita harus putus, San." Akhirnya Alga sanggup mengucapkan kalimat yang ia tahan-tahan.

Sudah terbayang bagaimana reaksi Sania? Ya, perempuan itu benar-benar seperti sudah tidak ada di sana.

"Al? Kamu salah ngomong, kan?"

Lengan Alga di raih oleh Sania. Perempuan itu kini menatapnya dengan tatapan seolah tak percaya.

Alga tetap diam dengan wajahnya yang datar. Entah apa yang telah merasuki jiwanya sekarang ini.

"Kita putus. Aku nggak salah ngomong." Alga menegaskan.

EROTAS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang