24. Jeffrey & Amanda

377 39 58
                                    

🏍🏍🏍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏍🏍🏍

Tubuh Sania terasa lebih ringan, bahkan perempuan itu masih lemas. Yang saat ini ada di sampingnya, Jessica dan Arlando. Jessica di kiri, Arlando di kanan.

Yang di kabari, Alga, dan pastinya seluruh anggota Estrella. Tapi Alga memilih untuk datang esok pagi, lantaran memang sudah larut malam.

"San, lo bisa ngomong?" Tanya Arlando.

Saat tadi Jessica coba ajak Sania berbicara, Sania tidak menjawab. Hanya ada satu kata yang keluar dari mulutnya. Jessica. Sania menyebut nama wakil ketua Estrella itu.

Sania mengangguk pelan, mengartikan bahwa dirinya memang bisa berbicara, hanya saja butuh waktu untuk mengucapkan banyak kata.

"Coba lo ucapin sesuatu, apapun." Titah Jessica.

Diam, Sania hanya diam. Mungkin Sania bingung, tidak tau harus mengucapkan apa.

"Coba lo ngomong, jeruk." Titah Arlando.

Dengan pelan, Sania mengucapkannya. "Je–jeruk..."

Hening kembali menyerang di dalam ruangan itu. Arlando dan Jessica sama-sama terdiam.

Namun dengan pelannya Sania bersuara. "Gue kangen kalian."

Arlando dan Jessica sontak menatap satu sama lain. Tapi kemudian, tatapan Arlando beralih kepada Sania. "Anak-anak Panthera, Estrella juga kangen sama lo."

"We are miss you so much, Girl." Timbrung Jessica.

🏍🏍🏍

Pagi-pagi sekali, Amanda terbangun dari tidurnya. Jam ternyata sudah menunjukan pukul 6 pagi, yang artinya dia harus cepat bersiap-siap.

Sedangkan, di bawah, Jeffrey sudah menyuapkan makanan ke mulutnya, seraya menunggu istri tercintanya itu ikut mengisi meja makan.

"Pak," Panggil Bi Yulita. "Maaf kalo menu sarapannya kurang memuaskan, Pak."

Jeffrey mengangguk, segera menjawab. "Memuaskan, Bi. Amanda juga pastinya suka."

Bi Yulita kembali menatapi makanan yang tertata di meja makan. Memang terlihat melezatkan, tapi entah lah, Bi Yulita selalu tidak percaya dengan masakannya sendiri.

"Saya permisi atuh Pak, mau beres-beres di dapur." Pamit Bi Yulita.

Jeffrey mengangguk dengan senyum tipisnya. Kemudian dia kembali menikmati sarapannya.

EROTAS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang