Chapter terakhir dari cerita ini.
Satu bulan berlalu dari malam di mana si manis meminta Jimin untuk kembali memperjuangkannya. Jimin memberanikan diri berkunjung untuk bertemu satu satunya orang yang selalu dicintai oleh sosok cantik yang sekarang memenuhi fikirannya itu. Jimin harus menerima lebam diwajahnya dari ayah si manis , sakitnya dibogem oleh pria tua itu tidak main main. Namun Jimin sama sekali tidak ada rasa berani melawan. Pria tua itu mengancam Jimin jika berani macam macam dengan anak kesayangannya lagi ia tidak akan berdiam diri. Sebagai seorang ayah ia sangat memikirkan dan menitikberatkan kebahagiaan sang anak.
Si manis mengantar ayahnya berangkat kerja didepan pintu. Lalu kembali masuk ke dalam rumah pagi itu , awalnya ia berencana untuk mandi saja di dalam kamarnya namun aroma masakan dari ruang dapur membuatnya mengerutkan alis dan membawanya membatalkan niat untuk mandi. Karena rasa penasaran begitu besar si manis melangkahkan kakinya.
Dilihatnya punggung tegap Jimin dan dilehernya menggantung celemek. Pria tampan itu sibuk mondar mandir didepan kompor menyediakan sarapan tentu saja. Si manis menghela nafas ini bukan pertama kali memasak untuknya. Sejak hamil si manis tidak pernah menolak ia suka berada disamping Jimin. Ia benar benar suka jika Jimin berada disini mengelus perut bulatnya dan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Satu Malam [Minyoon]
FanfictionCOMPLETED [Mpreg] "Jadikan aku pengantin mu malam ini. "