Manusia tempatnya salah, lupa dan khilaf.
Itulah kiranya yang aku rasakan hari ini. Mulai dari telat tidur dan berakhir telat bangun. Maka aku juga telat ke kantor. Salah? TENTU!
Kecerobohan yang berkali-kali aku lakukan dari pagi. Berawal dari nonton bioskop yang tayang dari jam 20:00 WIB hingga pukul 24:00 membuat aku terkantuk-kantuk dan malas gerak dipagi hari. Aku terbangun saat kilau matahari menghujam mataku. Saat itu, aku tersentak dan hampir terjatuh ke lantai karna tak sengaja menginjak selimut.
Kemudian saat harus berdesakan naik angkutan kota, aku malah kehilangan dompetku. Segera ku turun dan untungnya si copet cepat kutemukan. Tanpa ampun, aku menyerangnya beberapa kali dengan sepatuku tepat mengenai dadanya. Good job! Ia tersungkur mengenaskan di jalan.
Tanpa memperdulikan, aku mengambil dompetku dan Alhamdulilah isinya masih utuh.
Segera ku berbalik hendak naik angkutan namun kendaraan itu sudah laju. Dengan sangat terpaksa aku berlari mengejar angkutan kota itu. Sedikit pesimis memang, mana mungkin aku memacunya. Namun, syukur kendaraan itu berhenti. Naas malah aku yang menabrak kaca belakangnya.Aku naik setelah si kenek meneriaki ku. Sambil mengusap-usap jidat aku menatap jam ditangan. Refleks, aku berteriak kencang hingga mengundang perhatian orang-orang kepadaku.
Aku kembali berlari kencang usai turun dari angkutan. Jam sudah menunjukan pukul 08:20 yang artinya aku sudah telat 20 menit. Dengan tergesa pula aku menekan tombol lift. Setelah sampai dilantai 2, aku menuju CMR kepanjangan dari Crew Meeting Room.Saat aku masuk, semua mata melihat ke arahku. Bahkan sang ManPro menatap tajam kepadaku. Dengan bentuk urak-urakan, aku menarik kursi lalu duduk.
"Bagaimana dengan lokasi?" tanya sang menejer produksi.
"Lokasi sudah oke, transportasi kru menuju lokasi sudah diatur, fasilitas seperti rumah untuk kru dan host sudah disiapkan" jawabku mantap mengundang lirikan tim lainnya.
"Baik, proposalnya sudah saya cek. Nanti tinggal diambil keruangan saya, sesuai tanggal kita akan produksi. Masing-masing tim silahkan rechek kembali. Apabila sudah siap, kalian bisa segera berangkat. Surat izin, sudah bisa keluar. Cukup sekian hari ini." ujar ManPro.
"Baik pak"
Aku mengemaskan beberapa file ku.
"Ehh Lo, sama dong. Duluan aja sih!" tegur Nina rekanku.
Keluar dari CMR, aku menuju ruanganku. Adin, ketua tim menanyaiku.
"Tumben banget telat Lo?"
"Iya nih, pagi telat bangun."
"Emang bangun jam berapa? Masa iya jam delapan bangun?" tanyanya.
"Ngak, jam tujuh tadi mah. Tapi, pas dijalan ngejar angkutan pula," jawabku.
"Ohh, besok bareng gua aja. Gue jemput gimana?"
"Eh ngak usah. Besok diusahain ngak telat."
"Bener nih? Ngak mau bareng?" tanyanya membuat aku ragu-ragu.
"Iyaa!" balasku.
"Cielah! Ada yang dijemput ini!!" teriakan salah satu rekanku yang lain Ali membuat gempar se isi ruangan kreatif tim utama.
"Hobi banget sih nguping! Mentang-mentang tim Sound Lo!" jawabku sekenanya.
"Iyaa nih. Salah dengar kali!!" timpal Anin.
"Lah, emang iye kan? Lagian memang udah cocok kok kalian berdua," ucap Ali sambil menyatukan dua jari membentuk L seperti simbol frame.
"Ngak usah sok jadi matchmaker. Orang status lo aja jelas S-E-N-D-I-R-I!!" balas Andita telak.
Semua orang tertawa, Ali yang merasa langsung bungkam dan pura-pura membersihkan michrophone.
✍️
KAMU SEDANG MEMBACA
DIALOGUE
Novela JuvenilDi dunia ini hanya ada serba dua, kiri-kanan, maju-mundur, menang-kalah. Begitu juga dengan hati, memilih atau melepas. Menerima atau mengikhlaskan, dekat lalu menjauh ataukah jauh lalu mendekat? Siapakah dipilih untuk mendampingi? Jemariku bisa me...