18. Claretta cs

322 13 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di saat jam istirahat, terlihat di lapangan basket nampak ramai di penuhi siswa-siswi seakan ada hal yang menarik perhatian mereka. Rupanya Claretta geng tengah membuli seorang siswi perempuan di sana.

"Eh liat tuh Claretta dan gengnya membuli orang lagi!"

"Hah mana-mana gue mau liat!"

"Wah gila parah banget, kayaknya tuh gadis buat masalah sama mereka."

"Gila dipermalukan depan umum kayak gini!"

"Kalau gue mah lebih baik berhenti aja dari sekolah kalau dipermalukan kayak gini."

"Kasian banget dia,"

"Hey tolongin dia!"

"Ga ah takut, gua nggak mau ikut campur urusan mereka nanti malah gue deh yang kena."

Terlihat penampilan siswi itu sangat kacau. Dengan rambut dan baju berantakan serta basah, karena Claretta menyiramnya pakai air bekas pel.

Siswi itu tidak mengerti kenapa Claretta membulinya dan mempermalukan dirinya di tengah umum seperti ini.

Semua orang hanya menatap iba padanya dan tidak berani untuk ikut campur. Siswi itu hanya bisa menangis menerima perlakuan mereka padanya.

"Hiks...kenapa Lo lakuin ini ke gue? Gue salah apa sama kalian?" Tanya siswi itu.

Claretta menjambak rambut siswi itu sampai kepalanya mendongak ke atas. "Elo tanya salah apa? Cih! Cewek rendah kayak Lo itu nggak cocok masuk ke sekolah ini ngerti nggak Lo!"

Claretta melepaskan kasar jambakannya. Siswi itu terus menangis, sungguh ia tidak bisa menerima semua perlakuan ini. Ingin sekali ia menghilang saat ini juga.

Namun, itu semua hanya angan-angannya saja. Karena nyatanya dia masih disini dengan keadaan yang menyedihkan.

"Dasar cewek kampungan! Lo seharusnya terima kasih karena dapet beasiswa dari sekolah ini, Jadi Lo harus patuhi apa perintah kita!" hardik Zelmira. Sambil mendorong tubuh siswi tersebut sampai terjatuh.

"Cih! Gue jijik liat muka nggak tahu malu kayak dia!" Ucap Davina sinis.

"Bawakan gue air lagi," perintah Claretta.

Setelah itu, Zelmira membawakan ember berisi bekas air pel dan memberikannya ke Claretta. Kemudian, Claretta menumpahkan air tersebut ke atas kepala siswi itu.

"Gara-gara Lo sekolah kita bau, jadi gue harus mandiin Lo terlebih dahulu," ucap Claretta sembari tersenyum sinis.

Davina, Zelmira dan beberapa siswa pun ikut tertawa. Dan ada juga yang merasa prihatin tapi tidak berani menolong.

🍂🍂🍂

Kini, Kamelia bersama trio kampret dan Divya baru saja kembali dari kantin. Mereka pun berjalan di koridor. Namun, langkah mereka terhenti saat melihat orang-orang berkerumun di lapangan.

"Apaan tuh rame-rame?" tanya Dika.

"Kayaknya ada pembagian sembako gratis deh," balas Bima.

"Wih, bagus tuh. Gas kita ke sana!" Ajak Dika.

Dika dan Bima yang penasaran pun mulai mendekat ke arah kerumunan. Kamelia, Divya, dan Ray berjalan menyusul mereka berdua.

"Permisi - permisi artis mau lewat!" ucap Bima dan Dika bersama sambil menerobos kerumunan tersebut.

Setelah itu, mereka melihat Claretta, Zelmira dan Davina sedang membuli seorang siswi. Davina yang melihat kehadiran Kamelia pun tersenyum sinis.

"Lo lihat ini kan Kamelia, ini adalah contoh kalau elo berani menentang kami!" ucap Davina dalam hati.

Kamelia menatap datar pemandangan di depannya. Sedangkan Divya merasa kasihan dengan gadis itu, sebab ia pernah merasakan posisi tersebut. Merasakan bagaimana rasanya dibuli dan dipermalukan di depan umum.

Kemudian, Kamelia pun melangkah pergi meninggalkan lapangan dan diikuti Divya.

Di sisi lain, di rooftop sekolah Ansel, Putra, dan Ian dari atas sana melihat kejadian di bawah tepat di lapangan basket. Melihat Claretta yang lagi-lagi membuli seseorang.

"Hah...Dia berbuat ulah lagi," ucap Ian. Dengan tangan menompang kepalanya sembari fokus melihat kejadian tersebut.

"Gua bosen liatnya," balas Putra.

Sedangkan Ansel tidak perduli akan hal itu dan memilih duduk di kursi sambil fokus memainkan ponselnya. Bagi mereka itu adalah hal biasa melihat Claretta berbuat seperti itu.

Namun, mata Ian dan putra teralihkan dengan sosok gadis yang ada di bawah sana. Dia adalah Kamelia. Mereka terus melihatnya, sampai Kamelia dan teman-temannya pergi meninggalkan lapangan tersebut.

"Gue masih bingung, kok bisa Kamelia dan Ansel jadian." Ucap putra dalam hati.

"Gue masih nggak percaya Ansel sama Kamelia pacaran," ucap Ian dalam hati.

Mereka berdua pun sama-sama menghela nafas panjang.

🍂🍂🍂

Sepulang sekolah, Ansel menghampiri Kamelia dikelasnya. Seperti yang dikatakannya hari itu bahwa mulai hari ini mereka akan berangkat dan pulang bersama.

Ansel berdiri di depan kelas Kamelia dan tak lama setelahnya Kamelia keluar diikuti trio kampret.

Ray menatap Ansel tidak suka sedangkan dua curut, siapa lagi kalau bukan Dika dan Bima menatap Ansel bingung.

"Kalian berdua pulang barengan?" Tanya Dika pada Kamelia.

"Iya," jawab Kamelia. Sontak membuat Dika dan Bima membelalakan matanya tak percaya.

"Se-serius Lo?" tanya Bima. Lalu mendapatkan tatapan sinis dari Kamelia. Bima hanya mengangguk tanda mengerti.

"Kalian pacaran?" Tanya Dika.

Kamelia yang mendengar itu pun langsung membantahnya, "Kita hanya-"

"Iya, kita berdua pacaran." Potong Ansel.

"APA?!!!" teriak Bima, Dika, dan Kamelia bersama. Sedangkan Ray membelalakan matanya tak percaya.

Kamelia langsung menatap Ansel tidak terima. Kemudian, Ansel menarik tangan Kamelia pergi tanpa peduli dengan Ray, Dika, dan Bima yang masih mematung tak percaya setelah mendengar ucapan Ansel.

Ansel membawa Kamelia menuju parkiran sekolah, dengan Kamelia yang terus-menerus protes tidak terima dengan jawaban Ansel.

"Heh, lo apa-apaan sih?"

"Ansel! Lepasin tangan gue!" ucap Kamelia padanya. Akan tetapi, Ansel seakan tidak mendengarnya dan terus menariknya.

"Eh, lo dengar gue nggak sih? Gue bilang lepas! Lagian ngapain lo bilang kita pacaran!"

"Ans---"

"Diam atau gue cium." Kamelia yang mendengarnya langsung merapatkan bibirnya. Dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang menatap mereka dengan penuh kebencian.

Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now