Kemudian, ia berjalan memutari tubuh Divya sembari memainkan pisaunya. "Gimana? Lo mau mulai dari mana?"
"Paha, lengan atau... wajah," ucapnya dengan senyum iblis.
"Lepas! Dasar gila!"
"Aduh, berisik banget. Dari mulut lo aja kalinya biar lo nggak berisik." Lalu, tangannya menggores lengan Divya.
"Ssh," ringisnya menahan pedih.
"Ops, sengaja hahaha!" Dia tertawa keras melihat hal itu. "Dasar gila!" desis Divya.
Sedangkan, dia yang mendengar desisan itu hanya tersenyum. Seakan-akan ia akan melakukan hal menyenangkan.
"Gimana? Menyenangkan, kan?"
"Lepasin gue! Cewek gila!" berontaknya.
"Ckck, udahlah mending lo nurut aja. Kita berikan kejutan buat sahabat lo datang nanti," seringainya.
Dia kembali memainkan pisau ditangannya dan mulai menggoreskannya di tubuh Divya membuatnya menahan rasa perih dan sakit yang ia rasakan.
Kamelia berjalan menuju bangunan yang ada dihadapannya. Sesampainya, ia melihat dua orang berbadab kekar berjaga di pintu masuk bangunan tersebut. Setelah ia berhasil melewati kedua orangtua dengan menunjukkan pesan yang dikirim pelaku padanya. Dia pun melangkah masuk menuju tempat Divya berada.
Setelah melewati beberapa lorong akhirnya ia sampai. Sebelum masuk ia menghela nafas terlebih dahulu. Kemudian, ia kembali melangkah dan langkahnya terhenti ketika melihat pemandangan di depannya.
Tangannya terkepal melihat hal itu dan rahangnya mengeras. Di depan sana tiga orang sangat ia kenal. Divya yang sedang diikat dikursi dan disamping seseorang cewek yang sangat benci sedang menggoreskan pisau di lengannya. Dan di sisi lain, seorang laki-laki yang tidak kalah ia benci. Ya, mereka adalah Haikal dan Davina.
"Wah, lihat siapa yang datang!" katanya. Lalu, ia tersenyum sinis. Kamelia melangkah kearah mereka.
"Apa mau lo?" ucapnya tenang.
"Mau gue?" Ia berjalan mendekati Kamelia sambil memainkan pisau ditangannya.
Saat ia berhadapan dengan Kamelia. Dia mengacungkan pisau itu ke wajah Kamelia. Lalu berkata," lo mati."
Sedangkan, Kamelia diam memperhatikan tindakan Davina. Kemudian tangannya terangkat lalu memegang tangan Davina. Ia menggerakan tangan itu sehingga kini pisau tersebut ada di depan mata Davina.
"Lo yang akan mati," ucapnya penuh penekanan. Davina dengan susah payah menelan saliva-nya ketika mata tajam Kamelia menatapnya dengan tatapan membunuh.
Lalu, Kamelia menyeringai melihat reaksi Davina. "Kenapa? Takut?"
"Hah, ta-kut? Siapa yang takut? Yang ada lo yang harusnya takut!" katanya tak mau kalah.
"Oh ya." Kamelia berjalan kearah Haikal lalu berhenti ketika ia sudah tiba dihadapannya.
"Lama tidak bertemu, Hai-kal" ucapnya dengan senyum miring.
"Tentu, lama tidak bertemu," balasnya dengan smirk.
🔥🔥🔥
Kini, Ansel, Ray, Putra dan Ian sedang bersembunyi di balik semak-semak. Mereka tengah menunggu timing yang tepat untuk menyerang dan masuk ke dalam untuk membantu Kamelia yang sudah pergi duluan.
"Ayo!" ajak Ansel.
"Oke," balas mereka pelan.
Setelah itu, mereka keluar dari persembunyian. Kedua orang itu langsung menolehkan kepalanya ketika mendengar langkah seseorang. Dan bisa dilihat kini di depan mereka ada empat pemuda berjalan kearah mereka.
YOU ARE READING
Revenge the sweet [ Finish ]
Mystery / Thriller🍂Revenge the sweet🍂 "Dendam itu bagaikan rindu yang harus dibayar tuntas," Kamelia Chanthavy. Kamelia seorang gadis cantik yang memiliki tujuan hidup untuk membalaskan kematian keluarganya dan orang-orang yang telah menyakitinya. Suatu hari, ia be...