42. Kamelia merah

261 7 0
                                    


Dia berjalan menuju taman belakang sekolah. Sesampainya disana, ia dikejutkan dengan pemandangan di depan matanya. Disana ia melihat dua orang tengah duduk dibangku taman sambil berciuman.

Membuat hatinya sakit melihatnya. Dia tidak menyangka bahwa mereka tega melakukan itu padanya. Dia hanya menatap nanar mereka yang kini berpelukan dengan mesra.

"Sayang," ucapnya manja.

"Kenapa sayang?"

"Aku mau kamu putusin dia."

"Hm, emang kenapa?"

"Ish, pokoknya aku mau kamu putusin dia. Kan kamu udah punya aku. Lagian kamu ngapaian pacarin cewek kayak dia."

"Iya-iya, nanti aku putusin. Udah jangan ngambek." 

Dia yang melihat dan mendengar percakapan mereka hanya bisa menangis. Dia kecewa dan sakit hati. Tega sekali mereka berbuat seperti itu dibelakangnya.

Bagaimana dia tidak sakit hati melihat sahabatnya sedang bermesraan dengan pacarnya. Dia tidak tahu bahwa selama ini mereka selingkuh dibelakang dirinya. Ya, mereka adalah Davina dan Haikal. Dan gadis yang tengah menatap mereka itu adalah Kamelia.

"Hiks... ken--napa kalian tega lakuin itu sama aku, hiks. Apa salahku?" Dia menangis sesenggukan. Setelah itu, ia pergi meninggalkan tempat itu.

Kamelia melangkah di koridor sekolah. Rambutnya yang tergerai indah membuatnya terlihat semakin cantik. Meskipun matanya nampak sembab karena habis menangis.

Akan tetapi ia merasa aneh, karena orang-orang menatap sinis dirinya. Padahal, setahunya ia tidak melakukan kesalahan. Hingga suara orang-orang terdengar menyindir bahkan menghina.

"Eh lihat! Nggak tahu diri banget rebut pacar sahabat sendiri," ujar salah satu siswi.

"Dasar nggak tahu malu!"

"Cewek munafik!"

"Dasar pengkhianat! Bermuka dua!"

Sedangkan, ia yang mendengar perkataan mereka yang memaki dirinya tidak mengerti. Sebenarnya, apa yang terjadi sampai mereka semua berkata seperti itu padanya.

Tak lama ia tiba di kelasnya. Ketika ia memasuki kelasnya. Teman-temannya juga menatap sinis dirinya. Ia jadi semakin bingung dibuatnya.

Ia yang penasaran menghampiri temannya. "Kalian kenapa? Kok aneh?" Tanyanya.

"Aneh? Lo yang aneh, dasar cewek munafik!" Dia yang mendengar perkataan temannya itu terlonjak kaget.

"Dasar pelakor! Wanita ular, pacar sahabat sendiri kok direbut! Jalang!"

"Maksud kalian apa?" "Aku nggak tahu maksud kalian apa?"

"Nggak usah pura-pura bego lo!"

"Nggak usah berlagak nggak tahu deh!"

"Aku beneran nggak tahu. Maksud kalian apa?" tanyanya bingung sekaligus sedih melihat sikap teman kelasnya.

"Cih, lo itu udah rebut Haikal dari Davina! Dasar pelakor!"  Dia kembali terkejut mendengar ucapan temannya.

Yang mengatakan jika ia merebut Haikal dari Davina. Padahal, ia tidak pernah merebutnya. Karena nyatanya, Davina lah yang merebut Haikal darinya. Bahkan, mereka dengan teganya selingkuh dibelakangnya selama ini.

"A--ku nggak per--nah rebut Haikal" ucapnya terbata-bata.

"Alah, nggak usah bohong. Semua orang udah tahu kalo lo rebut pacar sahabat sendiri!"

"Pergi lo dari sini. Nggak sudi kita liat lo di kelas ini! Dasar pelakor!"

"Pergi lo!" Lalu orang itu melempar kertas kearah gadis tersebut diikuti yang lainnya menyuruh dia pergi.

Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now