Selama seminggu ini, Claretta terus mengurung dirinya di kamar tanpa berniat untuk keluar. Davina dan Zelmira setiap hari datang kerumahnya. Membujuk Claretta agar keluar dari kamar tapi lagi-lagi hasilnya sama.
Tok tok tok
"Clae, keluar yuk!"
"Lo nggak kangen apa sama kita?"
"Iya, clae. Lo nggak kangen apa ke sekolah? Jangan ngurung diri terus entar lo kenapa-napa."
"Clae! Jangan bikin kita tambah khawatir sama lo. Lo jangan ngurung diri di kamar gini, Clae!"
Akan tetapi, sepertinya Claretta masih tidak menghiraukan seruan mereka. Setiap hari mereka datang hanya untuk membujuknya tapi sama sekali tidak ada hasilnya. Mereka khawatir kalau Claretta bertindak nekat seperti bunuh diri.
"Clae! Lo dengerin kita nggak? Clae!"
Tok!--- tangan Davina berhenti ketika ia melihat knop pintu di depannya diputar. Perlahan pintu terbuka dan memperlihatkan orang yang selama beberapa hari terus mengurung dirinya di dalam sana.
Dia berdiri dengan wajah pucatnya dengan tatapan kosong.
"Clae," ucap mereka bersamaan. Davina dan Zelmira menatap prihatin keadaan Claretta yang begitu kacau. Lalu, mereka berdua langsung memeluk Claretta membawanya ke dalam dekapan mereka.
"Clae, akhirnya lo keluar juga. Kita khawatir banget sama lo, tau!"
"Syukurlah," ucap Zelmira.
Akhirnya usaha mereka membuahkan hasil. Karena Claretta mau keluar dari kamar dan berbicara dengan mereka lagi.
Hari ini Claretta kembali masuk sekolah setelah seminggu lebih ia hanya berdiam diri di kamarnya. Meskipun keadaan nya masih belum baik baik saja setidaknya ini lebih baik daripada sebelumnya.
Saat ini mereka sedang melangkah di koridor sekolah. Banyak siswa-siswi yang menatap mereka atau lebih tepatnya Claretta yang sudah lama tidak terlihat. Kini, mereka bisa kembali melihat queen of bullying sekolah itu.
"Eh, itu claretta," tunjuk seseorang pada temannya ketika melihat Claretta.
"Ada kang bully," sindirnya.
"Ck, ngapain sih tuh orang masuk lagi. Kenapa nggak sekalian aja nggak masuk bikin orang kesal aja."
Terdengar suara bisik-bisik dari murid murid yang mereka lewati. Sebenarnya itu bukan bisik-bisik karena ucapan mereka terdengar sangat jelas. Tapi Claretta tidak menanggapi perkataan mereka semua karena mood-nya tidak baik.
"Kenapa nggak enyah aja tuh orang!"
"Sekalian aja mati gitu,"
"Ck, kasihan banget sih nasib lo. Makanya jangan suka bully orang kena karma, kan."
Davina yang mendengar ucapan itu langsung mendekati gadis yang sedang berdiri dengan kedua temannya sambil menyilangkan tangan di dada dengan wajah menyebalkan.
"Maksud lo apaan ngomong gitu tentang sahabat gue, hah!" Bentaknya.
"Apa! Emang pantaskan sahabat lo dapatin itu. Karena itu adalah karma sebab udah sering bully orang!" Katanya menantang.
"Lo--" geramnya.
"Apa!" Dia mengangkat wajahnya manantang Davina. Davina yang melihat itu tentu saja emosi.
Berani-beraninya nih cewek nantangin dia. Dengan emosi memenuhi dirinya ia langsung saja menarik rambut cewek itu hingga ia kesakitan. "Rasain lo! Nggak usah sok berani lo ngelawan gue!" Ucapnya masih menjambak rambut gadis tersebut.
YOU ARE READING
Revenge the sweet [ Finish ]
Mystère / Thriller🍂Revenge the sweet🍂 "Dendam itu bagaikan rindu yang harus dibayar tuntas," Kamelia Chanthavy. Kamelia seorang gadis cantik yang memiliki tujuan hidup untuk membalaskan kematian keluarganya dan orang-orang yang telah menyakitinya. Suatu hari, ia be...