30. Rencana

278 7 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







Divya berjalan disepanjang koridor sekolah mencari keberadaan Kamelia. Sedari tadi ia menyelusuri penjuru sekolah tapi ia tidak menemukan sahabatnya itu. Entah kemana perginya dia pikir Divya.

Ketika hendak melewati koridor yang menuju taman belakang. Dia tak sengaja mendengar seseorang berbicara dan ia tidak asing dengar suara tersebut. Ia pun menuju kesana namun langkahnya terhenti ketika suara yang didengarnya tadi berbicara.

Mengatakan hal yang tidak dirinya mengerti. Apa maksud perkataannya? Dia pun memilih mendengarkan percakapan mereka dari balik dinding.

"Kita serang markas mereka besok," ucapnya.

"Lo serius?"

Divya yang mendengarnya dibuat kaget oleh ucapan orang tersebut. Menyerang? Siapa? Mereka mau nyerang siapa? Batin Divya dibuat bertanya-tanya.

"Gue serius. Nggak ada yang lebih serius dari ini."

"Oke, besok kita bakal kesana buat nyerang sekaligus cari bukti lainnya."

"Sekarang kita kembali kelas. Kalo kelamaan takutnya ada yang dengar."

Setelah itu, mereka berdua melangkah pergi dari sana. Tanpa mereka tahu ternyata ada orang yang mendengar percakapan mereka.

Divya keluar dari persembunyiannya lalu bernafas lega karena dirinya tidak ketahuan.

"Hah...untung gue nggak ketahuan," ucapnya lega.

Tapi, ia teringat kembali percakapan dua orang tadi. Dia dibuat berpkir keras ketika mendengarnya. Apa maksud dari percakapan itu. Kenapa mereka mau menyerang markas itu? Apa yang sebenarnya terjadi?

"Mereka mau nyerang siapa, ya?" Guman Divya.

🍂🍂🍂

Ansel menarik Kamelia ke taman belakang sekolah. Sedangkan Kamelia hanya pasrah saja dengan Ansel yang membawanya. Dia terlalu malas untuk bertanya karena ujung-ujungnya mereka pasti akan berdebat.

Setelah itu, Ansel melepaskan genggaman tangannya. Lalu, ia berhadapan dengan Kamelia.

"Kapan lo mau mulai?" Tanya Ansel.

"Besok," balas Kamelia singkat.

"Lo yakin? Apa ini nggak terlalu cepat?"

"Gue yakin. Dan gue udah nunggu ini dari lama. So, besok gue bakal tetap ngejalanin rencana gue," ungkap Kamelia

Ansel menatap manik mata Kamelia mencoba mencari keraguan dalam dirinya. Namun, ia hanya melihat keyakinan dan dendam yang terpendam dibalik mata indah didepannya ini.

"Lo ikut?"

"Iya. Gue udah janji bakal bantu lo," ujar Ansel.

"Oke. Besok kita serang mereka."

Tanpa mereka sadari Divya mendengarkan pembicaraan mereka. Meskipun cewek itu tidak tahu apa maksudnya.

"Lo serius?"

"Gue serius. Nggak ada yang lebih serius dari ini."

"Oke, besok kita bakal kesana buat nyerang sekaligus cari bukti lainnya."

"Sekarang kita kembali kelas. Kalo kelamaan takutnya ada yang dengar."

Mereka pun meninggalkan tempat itu dan kembali ke kelas masing-masing. Tanpa tahu bahwa Divya mendengarkan percakapan mereka.

🍂🍂🍂

Keesokan harinya, Kamelia dan Ansel tidak masuk sekolah. Seperti rencana mereka sebelumnya bahwa mereka berdua akan menyerang markas itu.

Divya berjalan menuju kelasnya sambil memikirkan percakapan Kamelia kemarin. Ketika ia tiba di kelasnya. Dia hanya melihat Ian dan Putra tapi tidak dengan Ansel.

Dia tahu kalau hari ini mereka tidak masuk sekolah mengingat kejadian kemarin. Kemudian, ia mendudukan diri dibangkunya yang berada di depan dekat pintu masuk.

Di belakang barisan tempat duduk Divya. Ian dan Putra mengobrol berdua. Mereka heran kenapa Ansel belum masuk padahal bel sebentar lagi bunyi.

"Kok Ansel belum datang? Biasanya juga dia kan yang duluan," kata Putra.

"Telat kali," balas Ian tanpa mengalihkan matanya dari ponselnya.

"Nggak mungkin telat. Pasti ada  sesuatu yang disembunyiin," ujarnya.

"Udahlah, nggak usah dipikirin mending kita mabar aja." Ian masih tetap fokus dengan game-nya tidak pusing dengan Ansel yang tidak masuk sekolah. Entar juga balik orangnya pikirnya.

Begitu juga kelas XI IPA 3. Bima dan Dika yang baru saja datang langsung menanyai Ray karena melihat bangku Kamelia yang kosong. Karena yang mereka tahu Kamelia selalu datang pagi. Jadi, mereka bingung melihat Kamelia tidak ada di mejanya.

"Halo guys, Bima datang!" Teriaknya ketika memasuki kelas.
Dan Dika yang berjalan disampingnya.

"Hai bos," sapanya kepada Ray. Tapi ia seperti ada yang aneh.

"Kam---" belum sempat ia berbicara sudah dipotong Dika ucapannya.

"Lia mana?" Tanya Dika.

"Nggak tahu. Dari tadi bangku dia kosong."

"Lah iya. Kamelia kemana? Kok nggak ada. Biasanya udah anteng baca novel," ungkap Bima heran.

Biasanya cewek itu sudah duduk anteng dibangkunya sambil membaca novel misteri miliknya dengan earphone terpasang ditelinganya agar tidak terganggu dengan keributan teman kelasnya.

"Entah, dia juga nggak kasih tahu kalo dia nggak masuk hari ini," ucap Ray.

🍂🍂🍂

Trio kampret memasuki kantin sekolah. Lalu mereka melihat Ian dan Putra tengah duduk dimeja yang berada disudut kantin. Kemudian, mereka pun melangkah mendekati mereka.

Sesampainya di meja yang ditempati kedua orang itu. Mereka langsung mendudukkan diri. Bima heran melihat mereka pun bertanya,"Kalian nggak sama Ansel?"

"Nggak." Balas Ian singkat sambil memakan bakso miliknya.

"Tumben," ujar Dika. Sedangkan Ray diam seperti memikirkan sesuatu.

"Orangnya absen," kata Putra.

"Lah, sama dong. Kamelia juga absen," ungkap Bima. Ian dan Putra langsung menatap Bima ketika ia mengatakan kalimat tersebut.

"Maksudnya Kamelia nggak masuk sekolah?" Tanya Ian.

"Iya," balas Bima dengan tampang polos.

"Kok aneh ya," ujar Dika.

"Aneh gimana maksud lo?" Tanya Bima tidak mengerti.

"Gini ya. Hari ini Kamelia nggak masuk sekolah begitu juga Ansel. Aneh aja gitu, kayak udah direncanain."

Mereka yang mendengar penjelasan diam dan berpikir bahwa itu ada benarnya. Pasalnya, mereka nggak masuk barengan. Jadi wajar kalau mereka heran.

"Oh iya, Divya masuk nggak," tanya Ray.

"Masuk," balas Ian.

"Oke, setelah ini kita cari Divya. Mungkin dia tahu alasan Kamelia nggak masuk."

"Oke." Balas mereka setuju.

🍂🍂🍂


Next?
Iya atau nggak?
Gimana menurut kalian cerita ini? Cerita ya di komen
Sampai ketemu di part selanjutnya👋

With love
PUSRI

Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now