Part#13.Panik

13 6 0
                                    

Di 'tengah-tengah' kesibukan para Dokter dan Suster, mereka berlari kesana kemari karena harus melakukan operasi di kamar Nomer 2. Ketika mereka melakukan operasi darah yang ingin mesuk ke tubuh pasien kurang sehingga mereka harus mencari satu pendonor lagi.


"Sus, tolong ambilkan tabung oksigennya!" Baik Dok. Sepertinya pasien membutuhkan tambah satu pendonor. Jadi kita harus mencari satu pendonor lagi!" Baik Dok. Saya akan sampaikan pada bagian penanganan Pendonor. Suster menelpon dan memberitahu kepada Penanganan Pendonor.



Kamar No 3


"Permisi! Saya akan memeriksa Pasien. Baik Sus" Suster memeriksa Fino yang sedang duduk di atas tempat tidur. 


"Sus, teman kami kapan keluar?" Ya, sekitar hari ini atau besok." Kalian tunggu saja sampe ada pemberitahuan dari Kami. Kalau begitu, saya permisi." Iya Sus, Trima kasih. Suster kembali untuk memeriksa Pasien yang lain.


"Fin, Lo istirahat sebentar ya. Gue sama Gio cari makan dulu. Ok. 'hati-hati'! Siap Fino tampan. Puji Gio pada Fino


"Huuuuuh sana pergi!" Hahaha! Santay Men, Gio dan Dirga keluar namun mereka bingung dengan para Suster yang berlari kesana kemari dengan wajah panik.


"Permisi Sus. Ini sebenarnya ada apa?" Maaf, Pasien kami membutuhkan satu kantong darah lagi. Dan kami sudah berusaha mencari pendonor, tapi belum menemukan satu orang pun yang cocok hasilnya. Ucap Suster dengan nada putus asa."

"Kalau boleh tahu, apa golongan darah Pasien?" Tanya Dirga penasaran.

"Pasien kami, golongan darahnya "A". Dirga memandang Suster dengan mata coklatnya.


"Kebetulan bangat Sus, saya golongan darahnya "A" Jadi saya akan menolong pasien tersebut!" Kalau begitu, boleh saya periksa kondisi anda?" Boleh bangat Sus. Suster langsung membawah Dirga keruang pemeriksaan kesehatan tersebut.


"Kondisi anda baik. Jadi kita mulai mendonor ya?" Iya Sus. Suster langsung mengambil darah dari tubuh Dirga untuk mendapat 1 kantong darah.



"Trima kasih ya, Dek." Karena sudah mau membantu kami. Iya 'sama-sama' Sus." Kalau begitu, saya pamit keluar Sus!" Iya. Dirga kembali menemui Fino dan Gio.


"Gimana Dir?" Udah selesai donor?" Tanya Gio.


"Udah Gi. Trus gimana sama pasiennya?" Ya, mana Gue tahu?" Soalnya Gue cuman mendonor bukan interview pasien, Gio." Hahahha! Benar juga Dir. Sambung Fino dari tempat tidur.


"Dir, Panggil Fino membuat Dirga mengangkat kepala.

"Ya. ada apa Fin?" Lo sama Alma ngga ada kabar lagi?" Ya, seperti yang kalian tahu." Gue jujur, kalau Gue masih pengen liat Lo sama Alma bersama. Ucap Fino membuat Dirga kembali menundukakan kepala.


"Hmm, orang lagi bahagia sama yang baru. Ngapain masih berharap lagi?" Komen Gio membuat Fino menarik napas dalam-dalam.


"Gi, Lo tuh bisa ngga sih, tutup mulut 'rapat rapat'.?" Udah. Cuman 'gara-gara' Alma, kalian jadi berkomentar yang ngga enak. Alma saat ini sudah bahagia sama Pria pilihannya. Tapi Dir, Gue  yakin deh, kalau Alma ngga sayang sama Pria itu. Apalagi Lo yang duluan menemani Alma!" Ucap Fino meyakinkan.

Aku MembalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang