PART 23

491 32 2
                                    

Tengah malam, Yunho terbangun dan mendapati Jaejoong menangis dalam tidurnya.

Yunho bertanya-tanya dalam hatinya kenapa, "apakah kau takut kalau aku melupakanmu?"

"Dirimu di kehidupan lampau jauh lebih dingin dari dirimu yang sekarang. Diriku waktu itu sangat mencintaimu dan terpikat begitu dalam sampai aku rela mati untukmu. Dirimu saat ini sama seperti diriku waktu itu." Monolog Yunho.

"Perasaan ini, seolah aku pernah memiliki sebelumnya. Tapi setelah aku mencari ke bagian terdalam ingatanku, aku tidak bisa menemukannya. Perasaan ini seperti perasaan kehilangan sebuah benda yang sangat penting, tapi tidak tahu kehilangan apa. Hatiku begitu hampa." Batin Yunho sembari menggenggam tangan Jaejoong ke dadanya.

.
.
.

Keesokan harinya, Yunho hendak meminum sebuah pil. Tapi Siwoo tiba-tiba muncul menghentikannya dan mengingatkan kalau itu adalah pil pengumpul pikiran. Pil itu memang bisa mengembalikan ingatannya.

Tapi Yunho masih dalam tahap penyembuhan jadi dia tidak boleh meminumnya. Kalau Yunho memaksakan diri meminumnya maka hidupnya akan berada dalam bahaya.

Yunho tahu apa resiko meminum pil itu, tapi dia sangat ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu.

"Apapun yang terjadi, semua itu sudah jadi masa lalu. Bagi orang yang bertapa seperti kau dan aku, melupakan masa 25 tahun itu tidak begitu penting." Ujar Siwoo.

Tapi Yunho bersikeras kalau dia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jika dia sendiri tidak tahu apa yang telah dia lakukan, lalu bagaimana dia bisa menghadapi dirinya sendiri dan orang di sekitarnya.

"Setelah bersama Jaejoong beberapa hari ini, aku bisa sedikit merasakan kalau dia bisa mempertaruhkan hidupnya hanya demi cinta yang ada dalam ingatannya. Cinta seperti itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa kuhapus apapun yang terjadi. Siwoo, biarkan aku melakukannya."

Siwoo diam saja, tapi juga tidak menghentikan Yunho saat dia meminum pil itu. Semua ingatan Yunho selama di Joseon perlahan mulai kembali.

Saat dia pertama kali bertemu Jaejoong, malam pengantin mereka, ciuman pertama mereka, saat mereka memanah bersama, saat mereka terjun ke jurang, dan semua kenangan mereka kembali berputar di dalam kepalanya.

Tapi kembalinya semua ingatan itu menguras semua energi Yunho sampai dia muntah darah.

Cemas, Siwoo buru-buru menyalurkan tenaga dalamnya untuk menolong Yunho.

"Aku kan sudah bilang jangan minum pil itu, tapi kau malah tidak mau dengar." Omel Siwoo.

"Kalau tidak tahan dengan kelakuanku, maka jangan pedulikan aku."

"Aku teman baikmu. Kalau bukan aku yang peduli padamu, lalu siapa yang akan peduli padamu?"

"Beberapa hari ini, aku selalu merasa linglung. Tubuhku di sini, tapi aku selalu merasa ada yang kurang dalam diriku. Sebelumnya aku tidak mengerti. Tapi sekarang, akhirnya aku mengerti. Ingatan itu adalah Jaejoong."

"Sepertinya pria itu adalah bintang malapetaka dalam hidupmu. Kau bahkan rela mati demi dia." Sindir Siwoo.

.
.
.

Jaejoong terbangun tapi tidak mendapati Yunho di sisinya. Jaejoong hendak keluar saat bibi pengantar makanan datang.

"Kemana Yunho pergi?" Tanya Jaejoong pada Bibi pengantar makanan.

"Tuan Yunho ada di tempat penyulingan obat".

"Di mana itu?"

"Mudah saja. Dari sini, lewati Taman Anggrek, Kediaman Kultivasi Hati, dan Halaman Kolam Bulan. Belok dua sudut lagi lalu memutar dua kali di belakang kolam teratai." 

The Eternal Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang