δεκαέξι

5.5K 935 84
                                    

Donghyuck terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang dibanjiri oleh keringat dingin. Nafasnya terengah dan wajahnya terlihat pucat.

Pangeran antares tersebut mengusap kasar wajahnya. Belakangan ini dirinya selalu mendapat mimpi yang sama berulang kali. Namun kali ini mimpinya jauh berbeda.

Dengan cepat donghyuck beranjak dari tempat tidurnya. Tujuannya saat ini hanya satu tempat. Gubuk tua di dekat perbatasan utara.

.
.
.

"Pangeran? Kau akan pergi kemana sepagi ini?" Tanya jungwoo saat melihat langkah tergesa milik pangeran kedua tersebut.

Namun sepertinya pangeran antares tersebut tidak menghiraukan pertanyaan pelayan kepercayaannya tersebut.

"Lee donghyuck. Kali ini mau kemana lagi?" Ujar suara yang berhasil menghentikan langkah donghyuck.

"Aku harus memastikan sesuatu eomma" ujar donghyuck dengan wajah seriusnya. Tidak ada senyuman konyol yang selalu ia tunjukan ketika pertanyaan dari mulut sang ibu terlontar.

"Apakah sepenting itu hingga kau akan melewatkan sarapan?" Tanya ten dengan nada lembutnya.

"Aku akan segera kembali eomma. Tidak akan lama aku janji" ujar donghyuck.

"Itu yang selalu kau katakan, sehabis sarapan appamu ingin menemuimu. Kau tidak bisa pergi dari istana pangeran donghyuck" ujar ten dengan nada memperingati.

Donghyuck mengepalkan kedua tangannya. Pikirannya berkecamuk.

"Maaf eomma, tapi hendery hyung bisa menggantikanku. Aku harus pergi sekarang" putus donghyuck yang kemudian beranjak pergi.

Meninggalkan ten dan jungwoo yang tengah membulatkan kedua mata mereka.

Ten terdiam ditempatnya. Selama ia membesarkan donghyuck, donghyuck tidak pernah melawannya. Ia seorang anak yang menurut akan perkataan ayah dan ibunya.

"Yang mulia, mungkin pangeran benar-benar memiliki hal mendesak" ujar jungwoo mencoba menenangkan keterkejutan sang ratu.

Ten menatap lorong kosong di depannya. Ratu antares tersebut menghela nafasnya.

Donghyuck dengan tergesa turun dari atas kudanya tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Donghyuck dengan tergesa turun dari atas kudanya tersebut. Kedua kakinya melangkah cepat ke arah gubuk tua tak berpenghuni tersebut.

"Aku tau kau sebenarnya ada, aku mohon tolong tunjukan dirimu." Ujar donghyuck sembari menatap setiap sudut gubuk tersebut.

Namun yang ia dapatkan hanya keheningan dan debu yang mulai membuat dadanya sesak.

Donghyuck menghela nafasnya berat, ia mendudukan dirinya pada lantai kayu yang sudah rapuh dan berdebu tersebut. Mengacak rambutnya frustasi.

"Sefrustasi itu kah dirimu pangeran?" Tanya sebuah suara yang membuat donghyuck menegakan kepalanya dan mencari sumber suara tersebut.

Dan seketika kedua iris tajam milik donghyuck bertemu dengan sosok wanita yang pernah ia temui dulu. Sosok yang ia cari-cari belakangan ini.

ZELOS : The Fourth Kingdom ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang