Dear, my best friend
Kamu hadir di saat aku merasa terpuruk.
Kamu mencariku di saat aku menghilang entah kemana.
Kamu mendekatkan diri di saatku aku menjauh darimu.
Kamu tahu semua itu rasanya nyaman sekali sampai aku tidak sadar bahwa aku telah hanyut kedalam sebuah cinta yang menurut kebanyakan orang tidak semestinya ada.
Apakah aku harus membuang perasaan ini yang menurutku itu mustahil, aku mencintai kamu yang notabennya adalah sahabatku sendiri dan kenapa cinta pertamaku harus sama kamu.
Apakah aku salah atau apakah takdirku yang salah ?
Aku harus bagaimana sekarang ?
Setiap kali aku melihatmu tersenyum, tertawa serta bahagia itu membuatku merasakan apa yang kamu rasakan saat itu, aku juga merasakan kesedihan yang kamu alami dan bahkan aku tidak ingin ada air mata yang mengalir di wajahmu yang cantik dan manis itu hanya ada air mata bahagia yang boleh kamu keluarkan karena aku sesak saat aku melihat kamu menanggis. Jujur aku cemburu saat kamu berdekatan dengan siapapun kecuali dengan keluargamu.
Apakah aku salah bahwa aku mencintai kamu ?
Jika salah haruskah aku menghilang dan membuang perasaan ini yang membuatku ingin mati rasanya.
Aku mencintaimu Naomi, sangat mencintai bahkan aku ingin sekali memilikimu sebagai kekasihku bukan sebagai sahabatku tapi apalah daya itu hanya sesuatu yang mustahil untukku raih.
Mencintaimu dalam diam apakah itu baik ?
Jika iya maka aku akan terus melakukannya sehingga aku tidak akan kehilanganmu untuk selamanya setidaknya sampai kamu menemukan orang yang kelak akan menjadi pendampingmu dan saat itu siap atau tidak aku harus merelakanmu demi kebahagiaanmu.
Dari,
Sahabatmu yang mencintaimu
Verandra Genoveva Harvald"Kamu tahu Ve, aku juga mencintaimu hiks hiks. Ku mohon kamu harus sadar dan aku janji setelah kamu sadar aku akan menjadi milikmu, aku mohon berjuanglah demi aku" batinku
"Mi, gimana keadaan Ve ?" tanya Gabby yang baru saja sampai. Gabby merupakan teman sekelasku, aku langsung menoleh ke arahnya dan memeluknya erat
Sebelumnya aku mendapat kabar dari rumah sakit bahwa Ve mengalami kecelakaan, aku langsung pergi ke rumah sakit yang sebelumnya telah diberi tahukan oleh pihak rumah sakit dan di perjalanan aku seperti orang gila yang menyetir tak karuan bahkan makian dari pengguna jalan banyak aku dapatkan dan aku tidak peduli yang aku pentingkan aku bisa sampai ke rumah sakit dan bisa mengecek kondisi Ve dan aku juga menelepon Gabby karena dia yang teman dekat denganku selain sahabatku Ve mungkin aku butuh teman untuk saat ini
"Sabar ya Mi, Ve pasti kuat. Kita berdoa saja ya" ucap Gabby yang mengelus punggungku untuk memberikan ketenangan setelah merasa membaik aku melepaskan pelukkan
"Kamu tahu Mi, Ve paling tidak suka melihat kamu menanggis apalagi menanggisi dia" ucap Gabby lalu menghapus air mataku dengan tissue
"Makasih Gab" ucapku
"Sama-sama Mi, itu gunanya teman" ucap Gabby tulus
"Kamu sudah hubungi keluarganya Ve ?" tanya Gabby kepadaku
"Percuma Gab, mereka tidak akan peduli yang mereka pedulikan hanya pekerjaan mereka di bandingkan Ve bahkan dari sejak dulu Ve menganggap dirinya tidak mempunyai orangtua sehingga dia memilih hidup sederhana dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya" ucapku kepada Gabby yang membuat Gabby bingung
"Sebenarnya Ve itu anak orang kaya Gab bahkan kekayaan Ve itu melebihi kita dan anak-anak yang ada di sekolah kita, Harvald group adalah perusahaan keluarga Ve yang merupakan perusahaan pengendali perekonomian di negara kita dan orang terkaya nomor 1 juga di asia tapi kekayaan itu tidak membuat Ve bahagia karena sedari kecil Ve tidak mendapat kasih sayang dari orangtuanya sendiri" jelasku panjang lebar untuk menjawab kebingungan Gabby
"Jadi selama ini Ve, anak pemilik sekolah" ucap Gabby kaget karena baru mengetahui nama keluarga Ve yang selama ini dia sembunyikan kecuali kepadaku
KAMU SEDANG MEMBACA
1. One Shoot
NouvellesBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini GxG (Girl x Girl) dan G!P (Girl x Girl Futa) Kalau tidak tahu, cari tahu dulu apa itu futanari sebelum baca cerita ini. Kalau sudah tahu, kalian bebas mau membacanya atau mengabaikan cerita ini. Tapi, kal...