Hari kejadian malam bersama Ena sang utusan sama sekali tidak terpikirkan tentang apa yang telah dilakukannya semalam akan menjadi sebuah kejutan yang tak pernah ia dapatkan selama menjadi utusan di Desa Tepek.
Sang utusan mendapatkan kabar jika Ena telah hamil dan sudah lebih 1 bulan semenjak ia tak mendapatkan kabar dari keluarga Ena, yang mana pihak keluarga sangat heran jika tindakan yang ia lakukan kepada utusan dari Desa Tepek menjadi hal tak yang diinginkan yaitu dengan situasinya Ena yang hamil di usianya yang masih terbilang muda di umurnya yang masih 18 tahun.
Pihak keluarga Ena melaporkan kejadian itu kepada kepala desa Tepek bahwa Ena hamil 1 bulan dan meminta untuk Ena bertinggal selama 1 tahun sampai proses kelahiran dari anak tersebut, kepala Desa Tepek meminta untuk tinggal dengan sang utusan karena dialah yang telah membuat Ena hamil.
Sang utusan tidak sama sekali keberatan atas perintah dari kepala desa namun yang sang utusan pikirkan adalah pihak keluarga Ena tidak setuju untuk melakukan pernikahannya kepada Ena yang mana membuat sang utusan merasa akan kasihan dan bersalah terhadap nasib anak yang akan dilahirkan tersebut.
Pihak keluarga Ena juga tidak menginginkan anak tersebut namun kepala desa berusaha keras jika mempertahankan anak yang dikandung Ena untuk dilahirkan dan akan menjadi salah satu warga di desa Tepek sehingga ketika anak tersebut lahir akan dirawat oleh sang utusan menjadi penerusnya di masa depan nanti.
Selama Ena berdiam dan mengandung anak sang utusan di rumahnya di desa Tepek, Ena sering sekali melakukan ritual suci kepada sang utusan. Mulai dari setiap hujan dan ketika hendak tidur selalu menginginkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Ena selalu membuat sang utusan tampak lemas dan kesusahan untuk melakukan beberapa kegiatan di desa Tepek, prihal tersebut karena Ena yang selalu merasa birahi ketika melihat tubuh sang utusan yang berkeringat dan selalu menjadikan alasannya untuk bagusnya terhadap proses kelahirannya kelak jika melakukan ritual suci ketika sedang mengandung.
Waktu dimana Ena dan sang utusan melakukan ritual sucinya Ena selalu menginginkan untuk melalukan posisinya yang di atas sang utusan hal tersebut karena Ena yang ingin mengontrol tubuhnya namun sang utusan tidak mengizinkannya karena takut akan membahayakan janin yang dikandungnya sehingga sang utusan hanya melakukan kegiatan ritual sucinya dengan posisi berdiri dan saling berhadapan muka denga Ena.
Dimulai dengan mencium bibir sang utusan sambil berdiri dan bersandar di tembok dekat pintu lalu menjilati tubuh sang utusan dari dadanya sampai menuju pusar perut sang utusan yang saat itu nampak berkeringat, seolah-olah Ena membersihkan keringat sang utusan dengan lidahnya.
Menjilati tubuh sang utusan dengan lidahnya dan lalu mulai memasukan penis sang utusan kedalam mulutnya dengan penuh semangat dan gairah birahinya mengemut penis sang utusan sehingga badan yang lelah kini menjadi mulai bergairah.
Sang utusan pun tanpa ragu menarik tangan Ena dan membalikan badan Ena menjadi yang tersender di tembok dengan saling berhadapan sang utusan membalik mencium Ena dengan penuh balasan birahi dan mulai meremas payudara milik Ena yang semakin lama semakin mengeras ketika sang utusan meremasnya sambil mencium bibirnya.
Diremasnya payudara milik Ena dan tangan sang utusan mulai meraba sekujung tubuh milik Ena lalu menuju kearah vaginanya dan di gesek-gesekannya tangan juga jari milik sang utusan kedalam vagina Ena secara perlahan, sensasi birahi yang mulai semakin bergairah dan mulai terangsangnya tubuh Ena terhadap gerakan yang sang utusan lakukan kepada Ena.
Suara dari sensasi yang dikeluarkan Ena makin lama makin kencang sehingga membuat sang utusan semakin birahi dan sang utusan mulai melepas celana jeansnya yang digunakan lalu dimasukannya penis sang utusan kedalam vagina Ena secara perlahan lalu Ena berkata
"Aaaach... aah pelan saja aku takut rasa sakit nya mengenai Rahim ku sangat dalam" Ujar Ena sambil menatap mata sang utusan yang mana saat itu Ena sedang hamil 5 bulan.
Dipegangnya penis sang utusan dengan tangan Ena sambil mengarahkan kearah vagina milik Ena dan sang utusan berkata
"Mungkin aku tak perlu memasukannya namun hanya cukup menggesek-gesekan saja ke bibir vagina mu" ucap nya kepada Ena.
"Jika kau hanya menggesekan saja aku sungguh akan kecewa kepada mu" sambil berkata tegas dan menatap wajah kecewa kepada sang utusan.
Dimasukannya penis dengan kondisi yang sangat keras dan panjang milik sang utusan kedalam vagina Ena namun sang utusan hanya memasukannya setengah dari panjangnya penis sang utusan kedalam vagina Ena,
"Aku masukan setengah setengah atau aku gesekan saja kedalam bibir vagina mu supaya kau masih bisa merasakan penis ku sehingga tidak membahayakan anak kita yang sedang tertidur didalam tubuh mu ini" Ujar sang utusan sambil berkata senyum kepada Ena.
"Itupun boleh saja asal kau masih menggerakan jari dan bibir mu untuk merangsang tubuh ku ini" Jawab Ena kepada sang utusan sambil memegang dagu milik sang utusan dan menatap tajam.
Sang utusanpun mengikuti perintah Ena dan melakukan gerakan itu secara berulang-ulang sehingga membuat Ena semakin birahi dan terangsang, tak terasa sudah 40 menit melakukan gerakan ritual suci tersebut akhirnya sang utusan mengeluarkan cairan susu kentalnya dan mengarahkan ke arah luar bibir vagina Ena.
Tak lama kemudian sudah 9 bulan lewat Ena mengandung anak yang didalam kandungannya lahir dengan sehat dan tak lama 2 minggu setelah itu Ena kembali ke kampung rumahnya yang dia tinggali sebelumnya lalu anak yang di lahirkan tersebut di rawat oleh ibu dari sang utusan sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH SEORANG JANDA
FantasyAwal dari perjalanan seorang wanita Janda yang bosan dengan adanya hubungan yang terikat kepada seorang lelaki karena baginya setiap lelaki memiliki rasa dan gairah yang berbeda saat berada di ranjang ketika melakukan ritual suci yang dianggap surg...