PENGAKUAN

584 3 0
                                    


Setelah mereka melakukan ritual suci itu tanpa disadari jika anak dari sang utusan menangis dan memanggilnya, seketika itupun sang utusan pergi ke kamar sebelah untuk meniduri kembali anaknya.

Zuzu yang terbentang lemas karena lelahpun ikut terbangun sambil membaluti tubuhnya dengan kain selimut di kasur itu menuju ke kamar anak tersebut, sang utusan pun seketika melihat Zuzu yang datang ke kamar itu dengan memberi kode untuk tetap diam dan tidak bersuara. 

Pergi berbalik dan menuju kamar tadi Zuzu merasa dirinya sedang terabaikan dan kembali terbaring di kasur itu, dengan Ekpresinya yang sedikit kesal dan lelah zuzu pun akhirnya tertidur lelap. 

Tanpa disadari hari sudah gelap Zuzu pun terbangun dan melihat jendela luar cuaca mulai gelap lalu terbangun dan menuju keluar kamar mencari sang utusan, terdengar suara dari arah yang berbeda lalu Zuzu pergi ke ruang dapur karena sepertinya Zuzu mendengar suara tawa canda anak. Seketika itu Zuzu melihat dan menyadari bahwa Sang Utusan memiliki sifat yang feminim dan ceria.

Sambil diam dan menatap keseruan sang utusan memberikan makanan kepada anak itu tiba-tiba Zuzu tersenyum tipis seolah-olah dia sedang merasakan keindahan dalam berkeluarga, Terpintas sejenak jika Zuzu ingin segera berkeluarga dan menjalin hubungan yang lebih serius dengan sang utusan. 

Tak lama Zuzu berdiam dan bersender sambil melihat sang utusan lalu memanggil dan meminta untuk bergabung bersamanya makan malam dengan anaknya, Zuzu pun menerima dan tersenyum datang ke meja tersebut sambil menatap anak itu. 

Makan dan membangun kecerian bersama di meja tersebut bersama keluarga sang utusan Zuzu merasa sudah lama tidak merasakan kebahagian ini, tertiba sang utusan menanyakan hal yang membuat Zuzu jauh-jauh datang ke lokasi ini lalu Zuzu pun menjawab jika kangen kepada sang utusan ujarnya di meja makan tersebut.

"Apa yang membuat mu kangen kepada ku Zuzu??" Tanya sang utusan kepada Zuzu.

"Tak lebih dari kenangan di dalam ritual suci yang kau berikan kepadaku membuat ku ingin selalu ku lakukan di malam hari kepadamu" Ujar Zuzu kepada sang utusan.

"Lalu kemana Ibu dari anak ini?? apakah kau merawatnya sendiri atau bagaimana?" Tanya lanjut Zuzu dalam penasaran di benaknya. 

Sang utusan pun akhirnya menceritakan semua kejadian tentang masa lalunya yang membuatnya harus merawat anak tersebut sebagai tanggung jawabnya atas hal yang dia lakukan kepada Ibu dari anak tersebut.

Mendengarkan dari cerita sang utusan kepada Zuzu membuatnya semakin terkagum-kagum kepada sang utusan karena rasa tanggung jawabnya dan sifatnya yang baiknya. Tanpa rasa berpikir panjang Zuzu pun menawarkan untuk meminta menikah kepadanya. 

"Bagaimana jika aku menikah dengan mu dan membangun keluarga kecil ini bersama??" Ujar Zuzu kepadanya.

Terdiam dan sang utusan pun jawab, "Maaf aku bukan ingin menolak tapi jika kau mengajakku untuk menjalin hubungan yang serius dan terikat aku tidak bisa" Jawab sang utusan dengan raut muka tegas kepada Zuzu.

Alasan jika sang utusan tidak bisa menerima tawaran tersebut karena sang utusan memiliki tanggung jawab kepada Desa Tepek sebagai Ketua Utusan dari desa tersebut dan tentunya jika hal-hal yang akan dilakukannya akan terulang kembali dilakukan oleh nya dan bukan hanya Zuzu saja yang menjadi korban seperti ini sebelumnya masih ada banyak korban lagi yang sudah sang utusan lakukan kepada wanita lainya yang takut nantinya membuat Zuzu merasa tidak enak nantinya jika sang utusan mendapat tugas baru dari desa untuk melakukan ritual suci kepada wanita lainnya.

Zuzu pun terdiam dengan wajahnya yang kecewa sambil berpikir jika memang hal yang dia pikirkan tersebut tentunya akan membuatnya sakit hati dikemudian hari, lalu Zuzu kembali tersenyum dan berkata "Baiklah aku mengerti namun boleh kah aku menginap disini malam ini sebagai tamu mu Tuan??" Ucap Zuzu dengan wajah merona dan ingin melakukan ritual suci lagi dengan sang utusan di benaknya.

"Tentu saja, kapan pun kau dapat datang semaumu Nona manis" Jawab sang utusan sambil memegang pipi mungil milik Zuzu.

Makan malam telah selesai dan Zuzu pun membantu sang utusan membersihkan meja dan makanan yang mereka makan, Zuzu yang memcuci piring dan sang utusan yang sudah membersihkan meja makan lalu mengantarkan anaknya untuk kembali ke kamarnya untuk tidur.

Pergi dan melihat Zuzu yang sedang mencuci piring di dapurnya membuat sang utusan menjadi terangsang dan tegang melihat Zuzu memakai kemeja putih milik sang utusan yang terlihat kebesaran dengan tanpa pakaian dalam yang Zuzu gunakan saat itu. 

Datang dan berpura-pura tidak memperhatikan Zuzu yang sedang mencuci piring lalu Zuzu pun melihat seolah-olah malu yang melihat sang utusan datang menggunakan boxer saja dan melihat penis milik sang utusan Tegang, hal yang mereka lakukan seolah-olah sama-sama ingin melakukan namun masih malu karena obrolan yang mereka lakukan di meja makan tadi.

Seketika itu sang utusan tidak bisa menahan birahinya dan membuatnya memeluk Zuzu dari belakang lalu melepas boxernya lalu memasukan penisnya kedalam vagina milik Zuzu sambil mecium lehernya dan digesekannya penis tersebut kedalam vaginanya yang membuat Zuzu merasakan kesakitan namun geli yang nikmat. 

"Apakah kau yakin jika ingin melakukan di dapur ini Tuan??" Tanya Zuzu kepada sang utusan dengan tatapan wajah pasrahnya.

"Tentu saja nona, anakku tak akan tergangu jika kita melakukan ritual suci di ruangan ini dan juga dia sudah tertidur lelap" Ujar sang utusan kepadanya.

Melepaskan penis sang utusan dan berbalik ke hadapan sang utusan lalu melihat wajah sang utusan dan tersenyum kepadanya seolah-olah berkata Baiklah jika itu yang kamu mau.

Mencium bibir sang utusan dengan rasa Birahi tiada tara di tambah rasa kangen Zuzu kepada sang utusan ketika melakukan ritual suci di malam pertamanya dia bertemu dengan sang utusan.

Perlahan di bukanya kemeja yang Zuzu gunakan oleh sang utusan dan mulai meremas payudara milik Zuzu sambil mencium dan memasukan penisnya ke vagina Zuzu kembali, melakukan nya sambil bersender berdiri dan posisi Zuzu bersender di tembok dekat kulkas di dapur tersebut.

Malam yang terasa sejuk namun terasa panas bagi mereka karena melakukan ritual suci yang menggairahkan di ruangan tersebut, menciumi seluruh bagian leher Zuzu hingga telinga dan juga di rabanya seluruh bagian tubuh Zuzu dengan tangan milik sang utusan yang membuatnya menjadi semakin bergairah dengan Zuzu.

Hampir 30 Menit mereka melakukan kegiatan tersebut sambil berdiri sang utusan akhirnya menarik Zuzu menuju meja makan lalu di sodorkannya kursi dari salah satu meja makan tersebut lalu menyuruh Zuzu duduk dan menjilati penis sang utusan dengan mulut mungil milik Zuzu sambil di masukannya kedalam mulutnya juga.

Setelah penisnya yang basah oleh mulut Zuzu sang utusan lalu menarik Zuzu untuk berdiri lalu sang utusanlah yang duduk di kursi tersebut menyuruh Zuzu untuk menduduki diatas pangkuannya sambil memasukan penisnya kedalam vagina Zuzu yang berwarna Pink Kekuningan seperti buah Peach.

Kenikmatan tiada tara yang Zuzu rasakan sehingga membuat mata Zuzu merem melek kenikmatan atas penis panjang dan besar milik sang utusan yang dimasukan kedalam vagina Zuzu. 

"Tuan aku lelah bisakah kita berganti pose lain??" Ucap Zuzu dengan tatapan kenikmatan dengan mata lelah kepada sang utusan.

"Tahan sebentar lagi, kau tidak perlu bergerak cukup kau naikan kedua kaki mu di kursi ini dan sisanya serahkan kepada ku" Ujar sang utusan kepada Zuzu.

Posisi Zuzu seperti duduk (Jongkok) diatas badan sang utusan dengan saling berhadapan lalu mecium bibir dan sang utusan menggerakan penisnya dengan kencang ke dalam vagina Zuzu kemudian kenikmatan dan hasrat yang melimpah ruah yang Zuzu rasakan membuat Zuzu mengeluarkan cairan sucinya dari dalam vaginanya dan terduduk lemas diatas kursi sambil memeluk sang utusan.

Sang utusan yang masih belum merasa puas akhirnya mengangkat badannya lalu menggendong Zuzu dan di bawa menuju kamar lalu di turunkan badan Zuzu dan dibaringkannya dan di balikannya badan Zuzu lalu di masukan penisnya kembali ke vagina Zuzu dari belakang badannya, gerakan yang semakin kencang yang dilakukan oleh sang utusan kepada Zuzu membuat vagina Zuzu semakin lama semakin panas dan membuat Zuzu mengeluarkan cairannya kembali secara bertubi-tubi. 

Tak lama dengan semprotan cairan didalam vagina Zuzu yang terasa geli di penis sang utusan membuat sang utusan mengeluarkan cairannya juga di dalam vagina milik Zuzu yang terasa saat itu cairan merekan saling bertabrakan di dalam satu ruangan vagina milik Zuzu. 

Lelah dalam Kenikmatan mereka telah melebur menjadi satu sehingga membuat mereka terbaring dan tertidur sambil memeluk dengan keadaan telanjang dan di tutupi selimut putih di kasur tersebut.   

GAIRAH SEORANG JANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang